Giatkan Penulisan Sastra

UNTUK memajukan dan mengembangkan minat kepenulisan kreatif, khususnya sastra di kalangan siswa, SMP Negeri 3 bertekad terus melakukan pendampingan terhadap siswa-siswinya yang berminat mengembangkan potensi dalam bidang kepenulisan sastra. Satu siswinya kini berhasil lolos sebagai finalis penulisan sastra islami tingkat nasional.

Kepala SMPN 3 Semarang, Roch Mulyani mengatakan, selama ini pihaknya berupaya menumbuhkan minat membaca buku, menulis karangan, dan apresiasi sastra pada anak didiknya.

“Bagi siswa yang suka atau ingin mengembangkan potensinya dalam bidang menulis kami sediakan wadah kegiatan majalah sekolah dan majalah dinding tiga dimensi,” ucapnya, belum lama ini.

Sampai saat ini, pihaknya mengaku memang belum mempunyai sanggar sastra untuk mewadahi siswa pecinta sastra secara khusus. Namun wadah yang sementara ini ada, cukup membantu upaya pengembangan pengajaran sastra di sekolah, di luar kegiatan pengajaran di dalam kelas yang terbilang kurang.

“Selama ini, pengajaran sastra di dalam kelas sifatnya masih terintegrasi dengan bahasa Indonesia, sehingga pendalaman terhadap sastra memang terbilang masih kurang,” tandasnya.

Karenanya, ia menambahkan membawa pengarannya hingga ke luar kelas dirasa sangat diperlukan agar siswa lebih bisa memahami tidak sekedar pada tataran teori. Di SMPN 3 Semarang sendiri, ia katakana, selain pembelajaran di dalam kelas, siswa juga diberi fasilitas untuk berkonsultasi kepada guru seputar proses kepenulisan dan apresiasi sastra.

Sementara, dari upaya yang dilakukan sampai saat ini tersebut, ia katakan, sudah banyak menampakkan hasil. Di antaranya, saat ini ada salah satu siswinya yang berhasil lolos sebagi finalis lomba penulisan sastra islami tingkat nasional.

“Salah satu siswi kami, bernama Refana, kini tengah mengikuti babak final lomba penulisan sastra islami di Jakarta,” jelasnya.

Prestasi satu siswinya itu, tentunya membuat pihaknya bangga. Pasalnya, di tengah kondisi keprihatinan banyak pihak melihat merananya perkembangan dunia sastra di sekolah, siswanya tetap eksis menjawab keprihatinan tersebut. (sna/nji)