Home » , , , , » Ingin Punya Mushola

Ingin Punya Mushola

Written By Arind on Jumat, 26 Agustus 2011 | 13.42

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Winarti
INGIN memiliki mushola, itulah cita-cita SDN Banyumanik 04 Semarang.  Hal itu disampaikan Kepala Sekolah Winarti kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya. Selama ini guru dan siswa memanfaatkan ruangan kosong yang difungsikan sebagai mushola. “Padahal sering ada kegiatan sholat jamaah, baik dhuha maupun dhuhur,” jelasnya.
Selain mushola, fasilitas lain sudah memenuhi syarat. “Kami memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa,” tambahnya.
Kegiatan eskul antara lain seni tari, pramuka, komputer, karate, serta BTQ. “Terutama komputer, kami sudah memiliki 8 perangkat komputer yang bisa digunakan siswa secara bergantian,” jelasnya.
Kegiatan komputer diikuti siswa mulai dari kelas satu. “Dari mulai kelas satu hingga kelas enam. Karena eskul ini termasuk yang paling diminati. Anak-anak sekarang tak mau buta teknologi,” urainya.
Dijelaskan, semua eskul sore dihentikan selama bulan Ramadan. “Karena anak-anak gampang capai. Daripada tidak efektif lebih baik diliburkan dulu,” kata dia.
Sebagian pengajar ekstrakurikuler dari internal sekolah, sebagian lagi dari luar. “Yang dari luar sekolah di antaranya karate. Eskul karate sudah sering mendapat juara hingga tingkat Jawa Tengah. Karate merupakan eskul unggulan,” paparnya.
Selain itu, prestasi lain yakni juara II Pemilihan Dai Cilik (Pildacil) tingkat kecamatan. “Sebetulnya Pildacil sudah maju hingga tingkat kota, namun belum meraih juara. Tapi tidak apa-apa, karena semakin sering siswa mengikuti lomba maka semakin besar juga kepercayaan siswa,” urainya.
Kegiatan eskul juga sering menghadapi kendala. “Kendala yang masih sering kami hadapi antara lain, orangtua kadang kurang mendukung,” ungkapnya.
Padahal diakuinya, kegiatan tidak perlu mengeluarkan biaya. “Kecuali karate karena harus mendatangkan pengajar dari luar. Namun karate sebetulnya bersifat pilihan, meski ada beberapa orangtua yang melarang anaknya mengikuti,” paparnya.
Hal itu dikarenakan masih banyak orangtua siswa yang tingkat pendidikannya masih rendah. “Kebanyakan orangtua bekerja sebagai buruh, itu yang membuat sebagian dari mereka cara pikirnya belum moderen,” tukasnya. (awi/nji)


Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger