Home » » KETIKA TAKJIL GRATIS JADI STEREOTIP

KETIKA TAKJIL GRATIS JADI STEREOTIP

Written By encus unyu-unyu banggedt on Kamis, 11 Agustus 2011 | 13.06


Menjadi dermawan memang menyenangkan. Maka berbagi takjil pun menjadi pemandangan klise.

Oleh Sokhibun Ni’am & Panji Joko Satrio

MEMBAGIKAN takjil (menu berbuka puasa) secara gratis tampaknya menjadi stereotipe kegiatan amalan Ramadan di sekolah-sekolah. Hampir semua sekolah menjadikan kegiatan karikatif ini sebagai agenda favorit. Dengan gampang kita temui pemandangan klise, sederet siswa atau guru berdiri di pinggir jalan sembari membagikan menu berbuka puasa.
Seperti dilakukan SD Islam Bilingual An-Nissa Semarang. Selama 10 hari, mereka telah dan akan membagikan 1.250 paket takjil kepada masyarakat secara gratis. Kepala SD Islam Bilingual An-Nissa, M. Zamroni mengatakan kegiatan dimulai sejak 2 Agustus lalu. Menu yang dibagikan di antaranya berupa nasi kotak, kolak, minuman, dan buah segar.
“Setiap hari menjelang waktu berbuka kami bagikan sekitar 125 paket. Targetnya, hingga hari terakhir kegiatan pada 12 Agustus setidaknya akan dibagikan 1.250 paket,” ungkapnya.
Kegiatan pembagian takjil dilakukan di depan gerbang sekolah di Jl Kapt Piere Tandean 28, Sekayu, Semarang Tengah. Ribuan paket tersebut, dijelaskan Zamroni, dari hasil sumbangan orangtua siswa. “Takjil yang kami bagikan berasal dari sumbangan orangtua siswa. Kemudian kami salurkan kembali secara gratis kepada masyarakat,” jelasnya.
Namun, tidak seperti kegiatan pembagian takjil pada umumnya, Zamroni mengatakan, paket tidak dialokasikan hanya kepada masyarakat kurang mampu. Tetapi juga masyarakat luas yang menginginkan.
“Siapa saja boleh, tidak harus masyarakat kurang mampu. Misalkan ada pengguna jalan yang ingin berbuka, pasti akan kami beri,” ujarnya.
Kegiatan ini, dijelaskannya, sebagai upaya pendidikan karakter bagi siswa. “Melalui pembagian takjil ini kami berharap siswa menjadi insan saleh, cerdas hati dan fikir, serta mempunya rasa kepedulian dan empati terhadap sesama sebagaimana diajarkan Islam,” jelasnya.

Jualan Takjil
SD Juara semarang memilih jalan lain. Mereka memang bukan “dermawan” sehingga “enggan” membagikan takjil secara gratis. Alih-alih membagikan secara gratis, mereka malah menjualnya.
“Silakan kolaknya Bu. Mau pilih yang pakai es atau yang hangat,” tawar seorang siswa SD Juara saat menjajakan kolak di Jalan Pahlawan Semarang, pekan lalu.
Satu bungkus kolak dibanderol Rp 2 ribu. Ada panganan lain seperti martabak kurma, air putih kemasan, dan nasi bungkus. Kegiatan berjualan takjil itu merupakan bagian dari kegiatan bussines day. Siswa dilatih berwirausaha dengan menjual takjil.
Kepala SD Juara Joko Kristiyanto mengungkapkan tujuan kegiatan adalah untuk membangkitkan semangat enterpreneurship anak sejak dini. "Bussines day merupakan kegiatan rutin sekolah kami. Karena ini bulan Ramadan, kami kemas dalan bentuk jualan kolak," tambah Joko.
Dalam bussines day, siswa harus menjual produk karya sendiri. Pihak sekolah hanya memfasilitasi. Uang yang diperoleh pun tetap dipegang anak-anak sendiri. "Harapan kami, langkah ini bisa menginspirasi wali murid untuk mandiri," harapnya.
SD Juara merupakan sekolah khusus bagi warga miskin. Mayoritas siswa merupakan anak pengemis, penganggur, atau tukang becak.
Pegiat Kerohanian Islam (Rokhis) Unnes, Durrotu Nisa mengungkapkan konsep berderma di kalangan umat Islam perlu diperluas. “Banyak yang beranggapan, dermawan itu cuma membagikan harta. Padahal konsep berderma sangat luas, termasuk memberi peluang orang lain untuk bekerja dan memperoleh penghasilan,” jelas alumnus Ponpes Al Hamidiyyah, Lasem, Rembang ini.
Menurutnya, kegiatan karikatif memang baik. Namun, jangan sampai timbul kesan orang kaya “menikmati” kegiatan membagi nasi bungkus. Lebih elegan jika derma berupa membuka kesempatan bagi orang lain memperoleh penghasilan dan menjadi kaya seperti pemberi derma. “Berilah kesempatan orang lain memperoleh rezeki. Jangan dimonopoli, jangan takut disaingi. Itulah hakikat berbagai yang hakiki,” pungkasnya.  (***)

HARSEM/SOKHIBUN NI’AM
Para guru SD Islam Bilingual An-Nisa membagikan takjil gratis kepada masyarakat, kemarin petang.
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger