HARSEM/BAGUS PANJI BUANA Salah satu ruang kelas VI atapnya terancam ambrol dan hanya diberi penyangga bambu |
KONDISI bangunan SD Negeri Palebon 01 di Jalan Panda Raya, Kelurahan Palebon sangat memprihatinkan. Dari luar terlihat kokoh, namun hampir seluruh ruang kelas sangat mengkhawatirkan.
Berdasarkan pengamatan, seluruh ruangan yang terdiri dari enam kelas ditambah satu ruang guru hampir rata-rata atapnya terancam ambrol dan hanya disangga dengan bambu. Kondisi ini dikhawatirkan mengancam keselamatan siswa yang belajar di ruang tersebut.
“Bangunan ini sudah sejak 1978 tidak pernah direnovasi. Lihat saja semua plafonnya rapuh karena kayunya dimakan rayap,” jelas Kepala Sekolah SDN Palebon 01 Asfuri melalui Amat, guru pendidikan jasmani.
Hampir semua guru merasa tidak nyaman dan cemas saat mengajar siswanya karena Kamis pekan lalu plafon kembali ambrol. “Kemarin, baru saja plafon di ruang guru ambrol,” timpal seorang guru.
Menurut Amat, kondisi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan bantuan pembangunan. Sementara pihak kepala sekolah sudah berulangkali meminta bantuan ke Dinas Pendidikan Kota maupun pemkot.
“Kami sudah sering membuat proposal bantuan dan dikirim ke pemerintah. Namun tidak pernah ada realisasinya,” ucapnya didampingi Warsi, guru kelas I.
Warsi menambahkan, pihaknya juga tidak nyaman saat mengajar dan cemas dengan para siswanya. Karena dikhawatirkan atap ambrol menimpa siswa kelas satu. “Kami ingin Pemkot atau Bapak Walikota membantu sekolah kami agar sistem belajar mengajar bisa tenang,” jelasnya.
Terpisah, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pedurungan, Siswoyo H membenarkan atas informasi ambrolnya atap ruang guru SD Negeri Pelebon 01. “Memang kondisi SD Negeri Palebon 01 memprihatinkan. Dari luar kelihatan bagus tetapi di dalamnya membahayakan,” jelasnya.
Dikatakan, sebagai Kepala UPTD Kecamatan Pedurungan pihaknya sudah meminta pihak sekolah untuk membuat laporan secara tertulis dan disampaikan ke pemerintah. “Laporan ini nantinya akan saya rekomendasi untuk disampaikan ke dinas kota,” jelasnya. (gus/nji)
Berdasarkan pengamatan, seluruh ruangan yang terdiri dari enam kelas ditambah satu ruang guru hampir rata-rata atapnya terancam ambrol dan hanya disangga dengan bambu. Kondisi ini dikhawatirkan mengancam keselamatan siswa yang belajar di ruang tersebut.
“Bangunan ini sudah sejak 1978 tidak pernah direnovasi. Lihat saja semua plafonnya rapuh karena kayunya dimakan rayap,” jelas Kepala Sekolah SDN Palebon 01 Asfuri melalui Amat, guru pendidikan jasmani.
Hampir semua guru merasa tidak nyaman dan cemas saat mengajar siswanya karena Kamis pekan lalu plafon kembali ambrol. “Kemarin, baru saja plafon di ruang guru ambrol,” timpal seorang guru.
Menurut Amat, kondisi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan bantuan pembangunan. Sementara pihak kepala sekolah sudah berulangkali meminta bantuan ke Dinas Pendidikan Kota maupun pemkot.
“Kami sudah sering membuat proposal bantuan dan dikirim ke pemerintah. Namun tidak pernah ada realisasinya,” ucapnya didampingi Warsi, guru kelas I.
Warsi menambahkan, pihaknya juga tidak nyaman saat mengajar dan cemas dengan para siswanya. Karena dikhawatirkan atap ambrol menimpa siswa kelas satu. “Kami ingin Pemkot atau Bapak Walikota membantu sekolah kami agar sistem belajar mengajar bisa tenang,” jelasnya.
Terpisah, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pedurungan, Siswoyo H membenarkan atas informasi ambrolnya atap ruang guru SD Negeri Pelebon 01. “Memang kondisi SD Negeri Palebon 01 memprihatinkan. Dari luar kelihatan bagus tetapi di dalamnya membahayakan,” jelasnya.
Dikatakan, sebagai Kepala UPTD Kecamatan Pedurungan pihaknya sudah meminta pihak sekolah untuk membuat laporan secara tertulis dan disampaikan ke pemerintah. “Laporan ini nantinya akan saya rekomendasi untuk disampaikan ke dinas kota,” jelasnya. (gus/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.