mega |
MESKI sudah menjadi alumni, perasaan memiliki masih tergurat di benak siswa. Itulah yang mendorong Mega (12) dan kawan-kawan mendatangi SD Ngemplak Simongan 02 Semarang. Di (bekas) sekolahnya dulu, dia sungkem dengan guru dan kepala sekolah.
Mega kini siswa SMP Negeri 30 Semarang. Dia mengaku ingin tetap menjalin tali silaturahmi dengan mantan gurunya.
Dia mengatakan, masih membekas dalam ingatannya, semua guru dan teman-temannya kala SD dulu. “Saya sengaja menunggu momen lebaran. Meski sebenarnya saya sering mengunjungi sekolah ini, namun momen saat ini terasa istimewa,” ujarnya kemarin.
Dia menganggap guru SD-nya banyak berjasa. “Untuk itu sudah menjadi kewajiban saya untuk menghormati mereka. Salah satunya dengan menjalin silaturahmi,” kata dia.
Mega kini siswa SMP Negeri 30 Semarang. Dia mengaku ingin tetap menjalin tali silaturahmi dengan mantan gurunya.
Dia mengatakan, masih membekas dalam ingatannya, semua guru dan teman-temannya kala SD dulu. “Saya sengaja menunggu momen lebaran. Meski sebenarnya saya sering mengunjungi sekolah ini, namun momen saat ini terasa istimewa,” ujarnya kemarin.
Dia menganggap guru SD-nya banyak berjasa. “Untuk itu sudah menjadi kewajiban saya untuk menghormati mereka. Salah satunya dengan menjalin silaturahmi,” kata dia.
Elina |
Bahkan, dirinya juga berjanji ingin terus menjalin hubungan tersebut selamanya. “Saya sudah berjanji pada diri saya sendiri untuk terus bisa menjalin silaturahmi dengan para guru dan kepala sekolah. Selain itu harus juga menjalin silaturahmi dengan teman-teman,” urainya.
Siswa lain, Elina (12) mengatakan, silaturahmi dengan guru merupakan kewajiban dilakukan. “Meski gurunya baru, bukan yang mengajar saya dahulu. Tetapi saya merasa tetap harus meminta maaf kepada mereka,” jelasnya.
Lagi pula, dirinya merasa, bahwa dirinya dengan teman yang lain pernah menjadi anak didik dari para guru SD. “Yang namanya anak pasti pernah berbuat salah kepada orangtua. guru merupakan orangtua kedua, kadang kami kesal karena dimarahi gara-gara nakal dan sebagainya,” kata dia.
Untuk itu, dirinya berkewajiban meminta maaf. “Alhamdulillah tadi saya ketemu dengan guru dan kepala sekolah dam bisa bersalaman dengan mereka,” tambah siswa SMPN 40 ini.
Siswa lain, Elina (12) mengatakan, silaturahmi dengan guru merupakan kewajiban dilakukan. “Meski gurunya baru, bukan yang mengajar saya dahulu. Tetapi saya merasa tetap harus meminta maaf kepada mereka,” jelasnya.
Lagi pula, dirinya merasa, bahwa dirinya dengan teman yang lain pernah menjadi anak didik dari para guru SD. “Yang namanya anak pasti pernah berbuat salah kepada orangtua. guru merupakan orangtua kedua, kadang kami kesal karena dimarahi gara-gara nakal dan sebagainya,” kata dia.
Untuk itu, dirinya berkewajiban meminta maaf. “Alhamdulillah tadi saya ketemu dengan guru dan kepala sekolah dam bisa bersalaman dengan mereka,” tambah siswa SMPN 40 ini.
Nurul |
Nurul (12) mengatakan hal yang sama. Dia mengaku pernah punya kesalahan saat duduk di bangku SD. “Salah satunya lupa tidak mengerjakan PR (pekerjaan rumah), karena keasyikan bermain,” kata dia.
Untuk itu, seperti lainnya, dirinya berkewajiban meminta maaf kepada guru. Namun dirinya mengaku, masih ingat beberapa guru yang perangainya galak.
Namun demikian, saya tidak mau dendam sama mereka, karena kalau dendam malah saya yang dosa. “Jadi saya anggap itu kenangan lucu,” tambahnya.
Diakuinya, dirinya masih sering berkunjung di bekas sekolahnya tersebut. “Tidak hanya saat Lebaran, paling tidak satu bulan sekali kami semua masih sering mengunjungi sekolah,” kata dia.
Hal itu dikarenakan, mereka masih memiliki hubungan yang dekat dengan para guru. “Apalagi ada beberapa guru yang sebentar lagi pensiun, jadi kami ingin bertemu dengan mereka,” tukasnya.(aris wasita widiastuti/nji)
Untuk itu, seperti lainnya, dirinya berkewajiban meminta maaf kepada guru. Namun dirinya mengaku, masih ingat beberapa guru yang perangainya galak.
Namun demikian, saya tidak mau dendam sama mereka, karena kalau dendam malah saya yang dosa. “Jadi saya anggap itu kenangan lucu,” tambahnya.
Diakuinya, dirinya masih sering berkunjung di bekas sekolahnya tersebut. “Tidak hanya saat Lebaran, paling tidak satu bulan sekali kami semua masih sering mengunjungi sekolah,” kata dia.
Hal itu dikarenakan, mereka masih memiliki hubungan yang dekat dengan para guru. “Apalagi ada beberapa guru yang sebentar lagi pensiun, jadi kami ingin bertemu dengan mereka,” tukasnya.(aris wasita widiastuti/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.