Home » , , , , » TK PGRI 46 Semarang (upper) Tak Tersaingi PAUD Baru

TK PGRI 46 Semarang (upper) Tak Tersaingi PAUD Baru

Written By Arind on Rabu, 21 September 2011 | 12.08

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Para siswa sedang bermain sambil belajar di dalam kelas
Oleh Aris Wasita Widiastuti

Di tengah menjamurnya PAUD baru, TK PGRI 46 tetap melaju. Mereka tak mengalami penurunan jumlah siswa.

SEJUMLAH taman kanak-kanak (TK) mengeluhkan penurunan jumlah siswa akibat menjamurnya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Hal itu tak dialami TK PGRI 46 Semarang. Kepala TK, Endang Hariyati mengatakan, jumlah siswa relatif stabil dari tahun ke tahun. “Kami tidak pernah merasa terancam oleh PAUD yang saat ini menjamur. Jumlah siswa kami dari tahun ke tahun tetap, rata-rata 57 siswa,” kata dia kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya.
Dijelaskan, hal itu karena pihaknya selalu mendidik siswa dengan maksimal. “Oleh karenanya, orangtua siswa percaya kepada kami. Sehingga mereka tidak mendaftar ke sekolah lain,” jelasnya.
Selain itu, juga karena letak TK di tengah kota dan di kawasan padat penduduk. “Memang kebanyakan siswa berasal dari sekitar sekolah saja,” imbuhnya.
Orangtua juga dipermudah pada saat mendaftar ke sekolah dasar. “Karena kebetulan letak sekolah kami berdekatan dengan SDN Candi 01-02. Dari dulu, banyak lulusan kami melanjutkan sekolah ke SDN Candi 01-02,” ungkapnya.
Kegiatan pembelajaran sehari-hari, menurutnya hampir mirip dengan sekolah lain. “Sebetulnya tidak ada yang terlalu istimewa dibandingkan sekolah lain,” ujarnya.
Namun, pihak sekolah berusaha untuk menjunjung komitmen terhadap pendidikan. “Setiap hari anak-anak selalu kami ajak belajar di luar kelas selama beberapa saat. Supaya mereka tidak bosan belajar di dalam kelas terus,” terangnya.
Dalam pelajaran di luar kelas atau biasa disebutnya outing class tersebut, para siswa diajak sekalian berolahraga. “Sebelum mengikuti pelajaran dalam kelas mereka baris di depan kelas kemudian masuk. Di dalam kelas mereka berdoa, bernyanyi, dilanjutkan olahraga, kemudian masuk kelas lagi,” paparnya.
Pada saat olahraga, guru mengajak siswa untuk mengenal lingkungan sekitar. “Seperti misalnya mengikuti gerakan angin, melambai kemudian menggerak-gerakkan tubuh. Siswa juga kami ajak mengenal nama-nama pohon di sekitar lingkungan sekolah,” urainya.
Namun kerapkali pihak guru harus sabar menghadapi sejumlah siswa yang terlambat membayar SPP. “Bahkan yang lebih parah lagi, ada siswa tidak membayar selama berbulan-bulan. Kemudian saat lulus dari TK, mereka langsung saja pergi. Ijazahnya juga dibawa, alasannya mau pinjam untuk mendaftar ke SD,” jelasnya yang juga mengatakan SPP per bulan sebesar Rp 70 ribu. (nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger