Home » , » Mengenang Prof Tjip sebagai Guru Luar Biasa

Mengenang Prof Tjip sebagai Guru Luar Biasa

Written By tonitok on Senin, 07 November 2011 | 07.57

Todung Mulya Lubis (paling kanan) saat mengisi diskusi di Undip
PESAN Prof Tjip, menulislah ketika banyak ahli hukum sudah tak suka menulis untuk menyuarakan suara hati mereka. Demikian sepenggal pesan yang dikutip Awaludin Marwan dalam Workshop dan Pendirian Satjipto Rahardjo Institute (SRI), pekan lalu.

Kegiatan bertema Dialektika Epistemologis dan Praksis Hukum Progresif  yang digelar  di Fakultas Hukum Undip itu memaparkan pendapat Prof Tjip keadilan bahwa dunia hukum hanya sebuah harapan. Pasalnya, proses menjadi keadilan itu tidak datang begitu saja.

Awaludin menambahkan, pencarian keadilan beraneka ragam. “Saat itu, Prof Tjip menanyakan Gerakan Intelektual Hukum Progresif Kiri baru, beliau menerima gagasan bahwa gerakan sosial bisa dijadikan basis kembang mekarnya tatanan hukum,” jelasnya.

Dijelaskan, pembaharuan hukum itu tidak hanya terlepas dari sekelumit peran akademisi dan aparat penegak hukum saja, tetapi juga gerakan sosial yang mewarnai perjalanan evolusi hukum.

Pembicara lain, Dekan Fakultas Hukum Prof Yos Johan Utama menyampaikan  Prof Satjipto Rahardjo bukan hanya guru tetapi guru manusia. “Ia adalah guru manusia yang bisa dijadikan teladan,” jelasnya.

Sedangkan Rektor Prof Sudharto P Hadi menyampaikan bahwa Prof Satjipto Rahardjo adalah ikon prestasi Undip. “Tulisan-tulisannya di media massa menginspirasi banyak orang, pemikirannya tentang hukum progresif yang mengkaji hukum dilihat tidak secara straight dan bicara tentang doktrin hukum,” terangnya.

Namun, lebih jauh dari itu, hukum progersif bicara tentang sudut pandang hukum yang dilihat dari nilai keadilan sejahtera, yang di dalamnya sangat interdisipliner melibatkan kajian sosiologis, antropologis, serta administrasi. “Hal ini menandakan bahwa hukum progresif yang digagasnya mengarahkan pada linearitas rumpun yang menekankan pentingnya kerjasama antarbidang,” paparnya.  

Salah satu tamu lain, Todung Mulya Lubis mengatakan bahwa hukum berkelindan dengan disiplin-disiplin ilmu lain yang ada di masyarakat. “Sehingga tidak bisa hanya dipelajari sebagai ilmu tersendiri. Hal inilah yang menjadi ciri khas Prof Tjip yang bersedia menerima mahasiswa S3 hukum dari semua latar belakang S1 nonhukum dan inilah tampilan wajah hukum yang sesungguhnya,” paparnya.

Ditegaskan, pada puncaknya yang terjadi adalah memanusiakan hukum. “Hukum bukan untuk hukum, bukan manusia untuk hukum, tapi hukum untuk manusia,” tegasnya.

Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap jasa besar Prof Tjip maka salah satu gedung kampus Fakultas Hukum Undip di Tembalang diberi nama Gedung Prof Satjipto Rahardjo. Mendiang adalah Guru Besar Sosiologi Hukum Universitas Diponegoro. (aris wasita widiastuti/nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger