Home » , , » TK ABA 30 Semarang Terapkan Sistem Subsidi Silang

TK ABA 30 Semarang Terapkan Sistem Subsidi Silang

Written By ericadventure on Jumat, 25 November 2011 | 12.38

Gedung TK ABA 30 Semarang
 LANTARAN latar belakang ekonomi siswa bervariasi, TK ABA 30 Semarang menerapkan strategi subdisi silang. Salah satu guru, Sri Handayani mewakili Kepala TK, Wasiatun mengatakan sistem sudah sejak dulu diterapkan di sekolahnya.

“Karena ada siswa yang tidak mampu, untuk itu memerlukan bantuan dari teman lain,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.

Dijelaskan, sejauh ini sistem tersebut berjalan sangat efektif. “Bahkan orangtua siswa sangat mendukung, terutama orangtua siswa dari mereka yang harus membayar dalam jumlah banyak,” jelasnya.

Dikatakan, biaya yang harus dibayarkan oleh siswa yaitu Rp 150 ribu. “Namun banyak juga yang gratis. Biasanya sebelum mendaftar, mereka juga mengajukan surat keterangan miskin. Selanjutnya kami mengajukan surat tersebut kepada pihak yayasan, jika sudah disetujui baru boleh masuk,” paparnya.

Selain itu, upaya yang dilakukan sekolah yaitu mencarikan orangtua asuh. “Orangtua asuh yaitu yang mau bertanggung jawab atas kebutuhan siswa kurang mampu,” jelasnya.

Dikatakan, biasanya mereka tidak kenal satu sama lain. “Jadi orangtua asuh tidak kenal dengan siswa yang harus mereka tanggung biayanya. demikian juga dengan siswa yang bersangkutan,” jelasnya.

Hal itu dikarenakan orangtua asuh kebanyakan tidak mau terlalu diekspos. “Mereka hanya ingin membantu tanpa perlu digembar-gemborkan. Bahkan, tanpa sepengetahuan orangtua dari siswa yang bersangkutan kami mencarikan orangtua asuh untuk anaknya. Kami khawatir kalau orangtua siswa tahu, nanti malah jadi rendah diri,” kata dia.

Namun ada juga orangtua siswa yang sebelum mendaftarkan anak mereka mengatakan, mereka kurang mampu jika harus membayar biaya sekolah dalam jumlah banyak. “Biasanya ada penawaran dari sekolah, mereka mampunya bayar berapa. Kalau sudah sama-sama setuju, baru kemudian kekurangan siswa kami ambilkan dari subsidi silang tersebut,” urainya.

Kondisi tersebut biasa terjadi mengingat letak sekolah yang berada di sekitar perkampungan padat penduduk. “Sebetulnya yang bersekolah di sini bukan hanya dari siswa yang berasal dari lingkungan sekitar saja, namun ada juga yang berasal dari daerah Jatingaleh dan Tanah Putih,” jelasnya.

Dijelaskan, dari 72 siswa yang dimiliki sekolah, hampir sebagian di antaranya berasal dari keluarga kurang mampu. (awi/nji)


Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger