Home » , , » Jualan Bakso Bakar, Ngider ke Kelas-kelas

Jualan Bakso Bakar, Ngider ke Kelas-kelas

Written By p3joeang45 on Kamis, 08 Desember 2011 | 12.17

Zulfa Nur Kamila memamerkan sate bakso kreasinya
STATUSNYA masih bersekolah, tetapi sudah memiliki bisnis dengan omzet yang kian menjanjikan. Adalah Devi Ariska, Dessy Silviana Dewi, Dian Fatmawai, dan Zulfa Nur Kamila, meskipun keempatnya masih duduk di kelas XII, tetapi mereka sudah terbilang cukup sukses menjalankan bisnis sate bakso.

Dengan memanfaatkan pertemanan di sekolah untuk pemasarannya, bisnis pelajar SMK Negeri 4 Semarang tersebut mampu berkembang dengan omzet antara Rp 150 ribu hingga Rp  400 ribu setiap harinya.

Menurut Devi Ariska, ide berbisnis sate bakso itu awalnya muncul dari mimpi mereka berempat yang kebetulan sama-sama ingin memiliki usaha sendiri setelah lulus sekolah.

Mereka berharap, setelah lulus tidak bingung mencari kerja. Selain itu, mereka berempat juga yakin membuka lapangan pekerjaan dengan berwirausaha itu lebih baik dibandingkan menjadi pekerja.

“Ide usaha bakso kami pilih karena kami melihat makanan satu ini banyak yang suka. Namun kami melihat bakso selama ini kurang simpel, tidak bisa dinikmati di berbagai tempat karena menggunakan kuah. Dari situ kemudian muncul ide membuat bakso tanpa kuah tapi rasanya tetap oke,” jelas Devi, di sela-sela acara Inspiring Moment by James Gwee di sekolahnya, Selasa (6/12) sore.

Bakso tanpa kuah yang dimaksud Devi adalah bakso bakar. Agar lebih menggugah rasa, sate bakso kreasi mereka disajikan dengan berbagai rasa, mulai dari rasa pedas hingga barbeque.

Usaha sate bakso itu, ia katakana, setidaknya sudah berjalan dua bulan. Dalam satu hari, mereka bisa memproduksi sate bakso sekitar 500-800 tusuk.

Untuk pemasarannya, sate bakso mereka tawarkan pertamakali kepada teman-teman satu sekolah. “Ketika waktu istirahat, kami ngider ke kelas-kelas, menawarkan sate bakso yang kami bikin,” imbuh Zulfa Nur Kamila.

Zulfa mengakui berwirausaha membutuhkan kegigihan. Selain dituntut terampil mengatur waktu, mereka menemui kendala seperti susah laku di awal-awal hingga masalah gengsi.

“Namun berkat kegigihan yang terus kami pertahankan, perlahan-lahan produk kami bisa dipasarkan ke sekolah lain, meskipun terbatas di sekitar kami,” jelasnya.

Mereka tidak menampik, capaian mereka berkat dorongan program pembangunan karakter remaja Champion Teens. Selama mengikuti program, mereka banyak mendapat pelajaran, termasuk membuat rencana bisnis. Terhadap kegigihan mereka, program “Champion Teens” menganugrahkan donasi untuk pengembangan usaha. 

Direktur James Gwee Grab Your Audience, Sesilia DKP mengatakan, saat ini pihaknya telah memotivasi sekitar 3.500 pelajar dari berbagai wilayah, terutama enam kota, yakni Jakarta, Semarang, Banjarmasin, Makassar, Denpasar, dan Medan. (sna/nji)


Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger