Home » , , » Mahasiswa Teknik Industri Undip, Olah Bonggol Bambu, Maju ke Pimnas

Mahasiswa Teknik Industri Undip, Olah Bonggol Bambu, Maju ke Pimnas

Written By Sena on Senin, 02 Juli 2012 | 14.32


 KERAJINAN BONGGOL BAMBU: Mahasiswi Teknik Industri Fakultas Teknik Undip Semarang memperlihatkan aneka kerajinan berbentuk hewan dari bonggol bambu. (HARSEM/JBSM /HARTATIK)


SEMARANG- Kerajinan unik dari bonggol bambu membawa lima mahasiswi jurusan Teknik Industri Undip maju dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional XXV di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 

Bonggol bambu ternyata dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi barang kerajinan yang unik. Seperti pelbagai miniatur hewan berupa unggas hingga landak. Bonggol yang cenderung menjadi limbah, bisa mendatangkan nilai tambah ekonomi.

Kerajinan unik dari bonggol bambu inilah yang menginspirasi lima mahasiswi jurusan Teknik Industri (TI) Universitas Diponegoro dan menuangkan ide itu pada proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMP). Proposal yang  didanai Dikti sebesar Rp 7 juta ini lolos penilaian dan masuk dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) XXV yang akan berlangsung 9-14 Juli, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
''Inspirasinya sangat sederhana, setelah menonton tayangan televisi mengenai kerajinan bambu di Klaten terbersit ide. Kebetulan senior kami berasal dari Desa Bojasari Kecamatan Kertek, Wonosobo yang tersohor sebagai sentra bambu,'' kata Silvia Medikawati (21) yang ditunjuk sebagai ketua pelaksana tim.
Silvia bersama empat rekannya, yakni Nafisa Aulia Fahmi (20), Hanifa Fitri Izatti (18), Dwi Yuni Setiawati (20) dan Sinta Nurmalasari (21) menulis karya ilmiah berjudul ''Pemanfaatan Bonggol Bambu Menjadi Kerajinan Rumah Tangga Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Wonosobo Dalam Rangka Mengembangkan Creative Home Industri''. Mereka dibimbing dosen Fakultas Teknik Susatyo Nugroho.
Di Desa Bojasari, kata Silvia, masyarakatnya banyak juga perajin. Hanya saja, selama ini mereka baru sebatas memanfaatkan batang bambu dan bonggolnya dibuang. Padahal jika dipoles dengan kreativitas bonggol bambu itu bisa menjadi pundi-pundi uang.
''Misi kami pada event ini adalah memberdayakan masyarakat di sana agar bisa terampil seperti perajin di Klaten. Sebab kerajinan bonggol bambu ini sudah memasuki pasar ekspor,'' terangnya.
Mereka bersyukur gagasan itu difasilitasi Dikti, sehingga sekitar 25 orang perajin bambu Desa Bojasari ini bisa belajar pengetahuan dan pengalaman dari perajin di Klaten. Tidak hanya itu saja, mahasiswi-mahasiswi inovatif ini juga telah memodali perajin dengan bantuan peralatan.
Silvia optimistis program tersebut bisa menarik perhatian dewan juri di Pimnas. Pasalnya, program yang telah berlangsung sejak Februari ini berkesinambungan bagi pemberdayaan masyarakat setempat. Nilai tambah ekonomi bonggol bambu bisa meningkat 10 kali lipat, seiring dimanfaatkan sebagai kerajinan. (JBSM/Hartatik/15)

Share this article :

+ komentar + 1 komentar

Anonim
16 Juli 2013 pukul 04.30

Itu wktunya kapan?dan siapa senior yg berasal dari bojasari?

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger