Home » , » Guru Tak Dilibatkan Kurikulum Baru Dikhawatirkan Gagal

Guru Tak Dilibatkan Kurikulum Baru Dikhawatirkan Gagal

Written By Khoierzblogs on Senin, 26 November 2012 | 08.50

HARSEM/DOK
KREATIVITAS: Earnest Sherin Amalia, siswa SDIT Harapan Bunda Semarang tengah berbincang dengan turis asing. Kurikulm baru menuntut kreativitas guru dan murid.
Pemerintah dinilai kurang melibatkan guru dalam melakukan perubahan kurikulum. Dikhawatirkan, kurikulm baru gagal mendongkrak kualitas pendidikan.

NADA pesimistis dilontarkan praktisi pendidikan Prof H A R Tilaar. Dia mengkritik penyusunan kurikulm 2013 yang tidak melibatkan guru sebagai stakeholder utama dalam pembelajaran di sekolah.

“Saya khawatir akan gagal. Ada kesan, pemerintah terlalu memaksakan serta tak melibatkan guru,” jelasnya dalam diskusi Kritik Atas Kebijakan Perubahan Kurikulum, di Jakarta, Jumat (23/11)/
“Seharusnya, sejak awal guru yang merupakan pelaksana kurikulum ini diikutsertakan. Agar mengerti apa sebenarnya yang akan dituju kurikukulm baru ini,” imbuhnya.

Kritik senada dilontarkan Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listiyarti. Menurutnya, guru selama ini kerap diposisikan sebagai tukang kerja dari kurikulum yang ditetapkan. Padahal seharusnya guru diajak ikut memikirkan apa yang akan dilaksanakannya.

“Selama ini guru tidak dilibatkan, dianggap hanya tukang. Kerjanya hanya menjalankan kurikulum. Ini yang menurut saya tidak pas,” jelasnya.

“Guru dianggap bukan pemikir, bukan kreator. Dia yang melaksanakan tapi tidak boleh berpikir tentang apa yang dia laksanakan. Padahal yang paling tahu kan guru. Nah ini masalahnya, guru dipandang rendah (under estimate),” kata Retno.

Retno juga emngkritik kebijakan pendidikan yang diambil Kemdikbud kerap tidak mempertimbangkan kepentingan guru. Itulah yang menjadi alasan mengapa selama dua tahun terakhir sejak berdirinya FSGI, secara terus menerus melakukan ‘perlawanan’.

“Seharusnya kebijakan pendidikan mementingkan kebutuhan anak, bukan mengorbankan anak. Kalau dengan pola-pola yang dibangun saat ini, itu mengorbankan kepentingan anak,” kata dia.

Uji Publik
Sementara itu, Kemdikbud akan melakukan uji publik terhadap kurikulum baru. Tahap pertama, yang diujicoba adalah Sulawesi Utara (sulut).  Uji publik perdana itu, jsutru menjadi ajang ‘perkenalan’ kurikulum baru bagi para guru. Terbukti, acara yang didesain sebagai uji publik, justru malah banjir pertanyaan dari para guru.

Uji publik diadakan di di aula gedung rektorat Universitas Negeri Manado (Unima). Dipimpin langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh. ”Tidak salah kita pilih Sulawesi Utara sebagai uji publik perdana,” tutur Nuh.

Nuh menjelaskan, indeks pembangunan manusia (IPM) Sulut di urutan kedua setelah DKI Jakarta. Capaian tersebut, lanjut Nuh, mustahil diraih jika kualitas pendidikan rendah.

Setelah sesi pemaparan ditutup dan berganti sesi tanya jawab, kondisi ruang mendadak riuh. Banyak guru, kepala sekolah, bahkan pejabat dinas pendidikan melontarkan pertanyaan.

Sebagian besar bertanya terkait kesiapan tenaga laboratorium dan peralatan penunjangnya. Para guru khawatir kurikulum baru tidak efektif karena kekurangan jumlah tenaga laborat dan fasilitas. Dalam kurikulum baru nanti, keberadaan laboratorium krusial. Sebab, sistem pembelajarannya berubah dari siswa diberi tahu ke siswa mencari tahu. Salah satu caranya, siswa lebih sering beraktivitas di laboratorium.

Menanggapi masukan itu, Nuh mengatakan penambahan tenaga laboratorium dan fasilitas penunjangnya akan diupayakan sambil jalan.

Nuh menegaskan, salah satu muatan dalam kurikulum baru adalah aspek kreativitas. Untuk itu, guru diimbau tidak terjebak persoalan. ”Siswa dituntut kreatif, gurunya juga harus lebih kreatif lagi,” terang dia. (nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger