Home » , , » Siswa Lompat Tali, Guru Main Dakon

Siswa Lompat Tali, Guru Main Dakon

Written By Khoierzblogs on Rabu, 14 November 2012 | 10.35

UNGARAN-Guru dan siswa SMAN 1 Uungaran kembali menjadi kanak-kanak, kemarin. Alih-alih belajar, mereka malah main dakon. Melestarikan dolanan tradisional menjadi tujuannya.

BEDA dari biasanya, Selasa (13/11) kemarin seluruh siswa, guru dan staf SMAN 1 Ungaran sengaja melepas seragam harian dan mengganti dengan busana surjan dan kebaya. Mereka juga tidak menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM.

Sejumlah siswa dan guru terlihat berkumpul menikmati dolanan bentik, egrang, dakon, lompat tali sambil menikmati suara meriam bumbung dan jajan pasar. Nyaris tak ada sekat antara guru dan siswa. Semua berbaur dalam dolanan tradisional. Mereka seolah kembali kepada masa kecil penuh tawa, tenggelam dalam pencarian filosofi dan jati diri sebagai orang desa.

"Festival dolanan anak-anak ini kami gelar untuk nguri-nguri tradisi yang penuh muatan filosofi. Sekaligus menguatkan jati diri siswa sebagai orang Jawa yang tidak mudah luntur oleh serbuan budaya asing," terang Kepala Sekolah Hartanto saat ditemui wartawan, kemarin.

Lebih rinci dipaparkan, bahwa semua jenis dolanan yang difestivalkan kali ini sesungguhnya memilkiki filosofi kemanusiaan. Di antaranya pada dolanan dakon. Menurut Hartanto, dalam dolanan dakon di mana para pemain harus mengisi membagi rata biji dakon pada semua lobang mengisyaratkan, bahwa manusia itu harus saling isi dan melengkapi. Utamanya menambah yang kekurangan.

"Filosofi kemanusiaan seperti inilah yang akan kami tanamkan pada diri siswa, agar mereka kelak menjadi manusia yang memiliki kepedulian terhadap sesama yang kekurangan," terang Hartanto.

Rencananya, lanjut Hartanto, kegiatan seperti ini akan dirutinkan sebagai agenda tahunan sekolah. Utamanya akan menjadi bagian rangkaian dari peringatan hari Sumpah Pemuda dan hari Pahlawan.

Tidak berhenti disitu, bahkan pihak sekolah juga sudah merancang agar keberadaan festival Dolanan tersebut mampu melibatkan sejumlah sekolah.

"Kami akan lebih senang bila festival dolanan ini bisa melibatkan keikutsertaan sekolah lain di Kabupaten Semarang. Sehingga upaya nguri-uri tradisi itu bisa meluas dan bukan hanya terjadi di sekolah kami saja. 
Bagaimana pun juga kewajiban menjaga tradisi itu menjadi tanggungjawab masyarakat secara luas," kata Hartanto.

"Satu hal, sesungguhnya ide awal festival ini lahir dari para siswa, dan kami para guru hanya mensukung terlaksananya gagasan positif tersebut," pungkas dia.(ino/nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger