Home » , , » Syukurlah, Anggota DPR Masih Punya Rasa Malu

Syukurlah, Anggota DPR Masih Punya Rasa Malu

Written By Khoierzblogs on Rabu, 14 November 2012 | 10.27

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
BAHAN EJEKAN: Priyo Budi Santoso memberikan penjelasan tentang kepemimpinan.
SEMARANG-Tak ada kebanggaan menjadi anggota parlemen saat ini. Bahkan kerapkali malu karena menjadi bahan ejekan. Demikian dikatakan Wakil Ketua PPR RI, Priyo Budi Santoso saat menjadi pembicara seminar ‘Membangun Kepemimpinan Masa Depan Indonesia’ di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, kemarin.

Dia mengatakan, hal tersebut karena banyaknya pemberitaan yang menghina DPR. “Hampir setiap hari kami menjadi bahan ejekan. Jadi saya pribadi tidak merasa bangga menjadi anggota parlemen,” jelasnya di hadapan ratusan mahasiswa.

Kondisi ini dikarenakan, banyaknya permasalahan yang dihadapi. “Ibaratnya, saat ini parlemen sedang mengalami masa pancaroba, kondisinya belum stabil,” jelasnya.

Mengenai sejumlah permasalahan yang ada, dirinya menghimbau tidak perlu melempar kesalahan ke orang lain. “Tidak boleh menyalahkan satu aspek pun. Tapi lebih baik introspeksi,” jelasnya.

Tak hanya di kalangan elit politik, namun permasalahan juga ada di masyarakat. “ Saat-saat ini masyarakat gampang marah, hanya karena persoalan sepele. Ini juga sangat memprihankan,” jelasnya.

Di tengah, sistem demokrasi yang sedang ditegakkan di Indonesia, justru kondisi tersebut harus diwarnai dengan mulai tergerusnya nilai-nilai luhur dari nenek moyang.

“Seperti misalnya tata karma, etika, sopan santun. Berita hiruk-pikuk atau kegaduhan hampir selalu ada, padahal kita sedang menegakkan demokrasi,” urainya.

Di kondisi lain, Indonesia merupakan negara yang menerapkan sistem demokrasi langsung dengan baik. “Bahkan Amerika pun yang merupakan negara adidaya, kalah oleh kita. Untuk kondisi ini kita patut berbangga,” jelasnya.

Jika sistem tersebut terus bisa diterapkan, maka para pemimpin di berbagai level akan terseleksi secara alamiah. “Ini merupakan sistem yang diterapkan Yunani kuno,” jelasnya pada seminar yang diadakan di Gedung Fakultas Kedokteran lantai 3 ini.

Selain itu, sejumlah lembaga baru, seperti misalnya MK (Mahkamah Konstitusi) juga bisa mengendalikan keadaan. “Dengan adanya MK, maka presiden tidak boleh sewenang-wenang mengeluarkan dekrit. Begitu juga DPR, tidak boleh asal mengeluarkan mosi tidak percaya,” paparnya.

Dia menghimbau masyarakat jangan meninggalkan ajaran nenek moyang. “Ada ajaran yang bisa diterapkan yaitu hasta brata. Jika menerapkan ajaran ini, maka sebagai pemimpin, kita akan selamat dan dicintai rakyat,” jelasnya.

Ini merupakan ajaran yang diberikan oleh Sri Bathara Kresna kepada Arjuna, yang berisi delapan elemen yang tidak boleh ditinggalkan. “Terdiri dari matahari, bulan, bintang, angkasa, angin, air, api, serta bumi,” tandasnya. (awi/nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger