Home » , , » Gaya Hidup Sehat Ala Kampus Konservasi

Gaya Hidup Sehat Ala Kampus Konservasi

Written By arnoldy septiano on Kamis, 03 Januari 2013 | 09.44




SM/Anggun Puspita
JALAN KAKI: Sejumlah warga Universitas Negeri Semarang (Unnes) menerapkan kebijakan kampus bebas kendaraan bermotor.
Mulai Rabu (2/1), mereka bebas memilih untuk berjalan kaki atau bersepeda ke kampus.


CUACA mendung umumnya akan membuat orang malas beraktivitas, apalagi usai libur panjang tahun baru.

Namun rutinitas menolak itu, khususnya bagi warga Universitas Negeri Semarang (Unnes) mereka harus menghadapi sesuatu yang baru di kampus konservasi itu.

Memasuki pintu gerbang kampus sebelah barat atau timur ada yang beda dan tidak seperti biasanya.

Tidak ada sepeda motor mahasiswa atau mobil dosen dan karyawan yang berlalu lalang. 

Karena yang ada mereka baik dosen, karyawan maupun mahasiswa semua berjalan kaki atau bersepeda tanpa kecuali.

Udara siang itu, Rabu (2/1), juga terasa lebih sejuk dibandingkan hari-hari sebelumnya, ditambah sepanjang jalan dinaungi pohon-pohon rindang menambah asri suasana.

Ada apa dengan Unnes? Ternyata, ada kebijakan baru di kampus yang berlokasi di Sekaran Gunungpati itu.

Mulai 2 Januari 2013, Unnes bebas dari kendaraan bermotor atau seluruh warga kampus konservasi diharap memilih jalan kaki atau bersepeda di kawasan tersebut.

Kebijakan itu berasal dari Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo dan disepakati oleh jajaran pimpinan, karyawan hingga fungsionaris mahasiswa. 

Tidak melulu tentang kebijakan, karena rupanya ini bukti bahwa istilah bahasa latin <I>Mens Sana in Corpore Sano<P> yang artinya "di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat" juga bukan lagi omong kosong bagi Unnes.

Sebab, melalui aturan ini pihak universitas mengajak semua masyarakat untuk hidup sehat dan dimulai di lingkungan kampus.
 
Ya, mungkin begitu gaya hidup sehat ala kampus konservasi yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan mengantisipasi pemanasan bumi.

Mereka rela meletakkan kendaran bermotornya di gedung parkir kemudian silakan memilih berjalan kaki atau bersepeda ke tujuan masing-masing.

Namun tetap menjaga toleransi, pihak kampus juga menyediakan empat bus yang siap beroperasional mengantar jemput penumpang yang enggan memilih dua opsi tersebut.

Lantas di manakah kendaraan bermotor itu bisa diparkir? Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo mengatakan, ada enam titik parkir yaitu di Gedung Serba Guna (GSG), area parkir Masjid Ulul Albab, parkir timur FMIPA,  sisi selatan lapangan FIK atau lewat Gang Cempaka untuk motor, sisi utara gerbang utama/barat untuk mobil, sedangkan sisi selatan atau dekat PKM untuk sepeda motor.

''Kampus bebas kendaraan bermotor itu berlaku setiap hari kerja (Senin-Jumat) mulai pukul 07.00 hingga 16.00.

Khusus Jumat hanya sampai pukul 14.30,'' terangnya.

Upaya ini, lanjut dia, selain untuk hidup sehat dan mengurangi polusi udara juga sebagai wujud toleransi. 

Tidak ada perbedaan antara yang naik mobil, bersepeda motor atau jalan kaki, sebab semua diperlakukan sama untuk mematuhi peraturan yang ada.

Ice Apriyanti (18), mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unnes mengaku, nyaman dengan kebijakan tersebut.

Berjalan kaki ke kampus baginya bukan sebuah kesulitan atau paksaan.

''Setiap hari saya berangkat kuliah juga jalan kaki, jadi ya nggak masalah.


Dengan berkurangnya sepeda motor berlalu lalang juga dapat mengurangi polusi udara,'' ungkapnya. (Anggun Puspita-)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger