Sejumlah siswa SD N Sengi 2 Kecamatan Dukun, Kabupaten
Magelang belajar membatik dengan bimbingan ISI Yogyakarta.
|
MAGELANG-
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menjalin kerja sama dengan SD Negeri 2
Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang untuk mengembangkan batik ke sekolah dasar.
Lewat kerja sama ini, ISI
mengirimkan tujuh mahasiswa guna mengajar siswa-siswi SD N Sengi 2 belajar
membatik selama sebulan. Pelatihan disampaikan dalam kegiatan ekstrakurikuler
sekolah.
Kepala SD Negeri Sengi 2
Kecamatan Dukun Widiyanto SPd mengatakan tujuan pelatihan ini adalah untuk
menggali bakat siswa yang tinggal di lereng Gunung Merapi.
"Lewat membatik kami ingin
merevitalisasi kearifan lokal di sekitar sekolah. Kami gali dan kembangkan
bakat seni anak-anak," kata Widiyanto.
Menurut Widiyanto, keterampilan
membatik akan memberikan bekal kemampuan kepada siswa untuk masa depan.
Diharapkan siswa memiliki berbagai keterampilan baru sehingga bisa menciptakan
lapangan kerja baru.
Hal ini sejalan dengan UU no 20
tahun 2003 tentang Sisdiknas dan PP no 19 tahun 2005 tentang Standar nasional
Pendidikan. "Kami kerja sama dengan ISI karena memiliki keterampilan dan
pengetahuan seni yang kompeten," kata dia.
Disebutkan bahwa ISI tidak hanya
mengajarkan cara membatik namun juga seni pedalangan, karawitan, rebana modern
(hadroh), tari dan lainnya. Peserta ekstrakulikuler rebana bahkan sudah
dipentaskan dihadapan 600 peserta wisuda TK dan PAUD se-Kecamatan Dukun,
baru-baru ini.
Widiyanto mengatakan sebelum
kerja sama dengan ISI, pihaknya lebih dulu dibantu alumni ISI Yuriah. Ia
melatih siswa membatik selama empat bulan. Yuriah bahkan tengah mempersiapkan
batik lokal dengan corak sayur-mayur khas pedesaan lereng Gunung Merapi.
"Meski sekolah pinggiran dan
terletak di lereng Merapi kami memiliki impian menjadi sekolah unggul dan
berprestasi di bidang akademik dan non akademik," tegas Widiyanto.
Kepala UPT Disdikpora Kecamatan
Dukun Tahrir SPd menambahkan bahwa SDN Sengi 2 juga ditunjuk Disdikpora
Kabupaten Magelang untuk menggelar pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan
khusus (ABK).
Dari 294 siswa, sebanyak 31 siswa
diantaranya merupakan siswa slow leaner atau lamban belajar. "Saya
mendukung siswa ABK mendapat pelatihan membatik sehingga punya keterampilan dan
seni setelah lulus," kata dia.
Ketua Lembaga Pengabdian
Masyarakay (LPM) ISI Yogyakarta Drs Joko Suseno MHum menambahkan bahwa kegiatan
ini merupakan pengganti KKN yang dinamakan P3wilsen atau program pembinaan dan
pengembangan wilayah seni.
"LPM ISI membiayai sebagian
kegiatan ini. Ini bertujuan untuk membangun kerja sama dengan kelompok seniman
lokal Merapi," kata Joko. (H66/SMNetwork/njs)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.