HARSEM/M ICHWAN Imam Taufiq |
DI tengah kejumudan sejumlah organisasi Islam “garis keras” yang getol mengampanyekan penerapan syariat Islam dalam hukum formal, Imam Taufiq mencoba menawarkan Islam yang ramah. Ahli Tafsir IAIN Walisongo itu menyusun disertasi yang menolak cara berpikir kaum Islam “fundamentalis”. Dia berhasil mempertahankan disertasinya sehingga berhak menyandang gelar doktor dalam Rapat Senat Terbuka yang digelar di Aula Gedung Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, Senin (22/8).
Menurut Imam, kerapkali golongan keras bersikap tidak sabar, diliputi marah dan kebencian bahkan menebar teror maupun kriminalitas. Dalil yang kerap mereka gunakan adalah ayat Alquran surat Al Baqoroh: 208. Isinya perintah untuk masuk Islam secara keseluruhan.
Langkah mereka telah membuat ketegangan di masyarakat. Orang non-Islam takut lalu berpersepsi negatif, sementara umat Islam di luar kelompoknya juga diposisikan sebagai musuh. Bahkan dikafirkan karena dianggap tidak mendukung.
Imam membantah melalui penelitian Konsep Perdamaian dalam Alquran. Dosen Tafsir-Ilmu Tafsir Fakultas Ushuluddin ini menyatakan, yang tepat terjemahan udkhulu fis silmi kaaffah dalam ayat tersebut adalah masuklah ke dalam kedamaian secara total.
Hipotesanya sekaligus mengoreksi terjemahan Alquran versi Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) atas ayat tersebut. Versi Depag, terjemahan ayat ini adalah Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
“Makna ayat ini, seorang muslim harus membangun perdamaian dan membuat Islam itu menyenangkan. Penuh kasih sayang. Kalau ada orang takut kepada Islam, atau bereaksi negatif kepadanya, itu tidak sesuai dengan makna Islam sebagai agama perdamaian,” tuturnya.
Tim penguji adalah Prof Muhibbin yang juga rektor IAIN Walisongo, Prof Ismawati, Prof Nashruddin Baidan, Prod Suparman Syukur, dan Zuhad.
Adapun promotornya, Prof Achmad Gunaryo dan co-promotor Ahmad Hakim. Keluarga dan kerabat promovenda Hadir. Juga sahabat-sahabtnya di MUI Jateng, IPHI Jateng, beberapa tokoh ormas Islam, pejabat Kantor Kemenag Jateng, sejumlah dosen dan para mahasiswa. Di antara hadirin ada Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jateng H Suwanto yang juga Bendahara MUI Jateng.
Imam Taufiq menambahkan, Allah telah memberikan hidayah kepada manusia untuk mentransformasikan perdamaian (salam), kebajikan (sholah), dan kerukunan (wifaq), sebagaimana telah ditetapkan dalam Islam.
Ayat tersebut, terang dia, dibuka dengan sighot amar. Yaitu memerintahkan untuk mewujudkan perdamaian. Maka secara langsung melarang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perdamaian, seperti peperangan dan pertikaian. Terlebih, kata as-silm apabila disandarkan dengan kata kaffah memiliki makna tersendiri. Yaitu, imam seseorang tidak sempurna sampai ia menegasi permusuhan dan pertikaian.
“Konsep universal agama Islam adalah rahmatan lil alamin. Kasih sayang untuk alam semesta. Manusia seluruhnya. Maka muslin harus membangun perdamaian,” jelasnya.
Kata Islam yang berasal dari dasar salama, kata dia, miminal bermakna tiga. Yakni berserah diri kepada Tuhan, membayar di muka, dan memasuki perdamaian. (moi/nji)
Menurut Imam, kerapkali golongan keras bersikap tidak sabar, diliputi marah dan kebencian bahkan menebar teror maupun kriminalitas. Dalil yang kerap mereka gunakan adalah ayat Alquran surat Al Baqoroh: 208. Isinya perintah untuk masuk Islam secara keseluruhan.
Langkah mereka telah membuat ketegangan di masyarakat. Orang non-Islam takut lalu berpersepsi negatif, sementara umat Islam di luar kelompoknya juga diposisikan sebagai musuh. Bahkan dikafirkan karena dianggap tidak mendukung.
Imam membantah melalui penelitian Konsep Perdamaian dalam Alquran. Dosen Tafsir-Ilmu Tafsir Fakultas Ushuluddin ini menyatakan, yang tepat terjemahan udkhulu fis silmi kaaffah dalam ayat tersebut adalah masuklah ke dalam kedamaian secara total.
Hipotesanya sekaligus mengoreksi terjemahan Alquran versi Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) atas ayat tersebut. Versi Depag, terjemahan ayat ini adalah Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
“Makna ayat ini, seorang muslim harus membangun perdamaian dan membuat Islam itu menyenangkan. Penuh kasih sayang. Kalau ada orang takut kepada Islam, atau bereaksi negatif kepadanya, itu tidak sesuai dengan makna Islam sebagai agama perdamaian,” tuturnya.
Tim penguji adalah Prof Muhibbin yang juga rektor IAIN Walisongo, Prof Ismawati, Prof Nashruddin Baidan, Prod Suparman Syukur, dan Zuhad.
Adapun promotornya, Prof Achmad Gunaryo dan co-promotor Ahmad Hakim. Keluarga dan kerabat promovenda Hadir. Juga sahabat-sahabtnya di MUI Jateng, IPHI Jateng, beberapa tokoh ormas Islam, pejabat Kantor Kemenag Jateng, sejumlah dosen dan para mahasiswa. Di antara hadirin ada Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jateng H Suwanto yang juga Bendahara MUI Jateng.
Imam Taufiq menambahkan, Allah telah memberikan hidayah kepada manusia untuk mentransformasikan perdamaian (salam), kebajikan (sholah), dan kerukunan (wifaq), sebagaimana telah ditetapkan dalam Islam.
Ayat tersebut, terang dia, dibuka dengan sighot amar. Yaitu memerintahkan untuk mewujudkan perdamaian. Maka secara langsung melarang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perdamaian, seperti peperangan dan pertikaian. Terlebih, kata as-silm apabila disandarkan dengan kata kaffah memiliki makna tersendiri. Yaitu, imam seseorang tidak sempurna sampai ia menegasi permusuhan dan pertikaian.
“Konsep universal agama Islam adalah rahmatan lil alamin. Kasih sayang untuk alam semesta. Manusia seluruhnya. Maka muslin harus membangun perdamaian,” jelasnya.
Kata Islam yang berasal dari dasar salama, kata dia, miminal bermakna tiga. Yakni berserah diri kepada Tuhan, membayar di muka, dan memasuki perdamaian. (moi/nji)
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.