Home » , , , , , » Berangkat Lomba Naik Angkot, Malah Juara

Berangkat Lomba Naik Angkot, Malah Juara

Written By Arind on Selasa, 13 September 2011 | 11.05

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Ruang belajar TK Karangsari Semarang
JIKA sekolah lain ketika diantarkan untuk mengikuti lomba, mereka menggunakan alat transportasi yang bagus, tidak demikian dengan TK Karangsari. Rombongan sekolah ini memilih mengunakan jasa transportasi umum sewaan yakni angkot. Alasannya, demi menghemat biaya. Namun hal itu tidak lantas membuat siswa berkecil hati. Berbagai macam kejuaraan banyak diraih oleh mereka.
Kepala TK Karangsari, Endah mengatakan, belum lama ini siswa berhasil menggondol piala walikota dalam lomba tari tradisional yang diadakan Dinas Pariwisata Kota Semarang. “Kami mendapatkan juara II, dan kami sangat bangga terhadap perolehan tersebut,” jelasnya.
Dikatakan, pada kejuaraan tersebut, pihak sekolah berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 300 ribu. “Uang tersebut saya gunakan untuk memesan piala sejumlah siswa yang mengikuti. Lantas saya  meminta para siswa membawa pulang piala tersebur,” jelasnya.
Hal itu diakuinya sebagai upaya agar muncul rasa bangga dari benak orangtua siswa. “Karena mayoritas siswa sini dari kalangan kurang mampu. Apalagi, banyak orangtua yang kurang memiliki kesadaran terhadap pendidikan anak mereka,” ungkapya.
Untuk itu, pihaknya ingin secara perlahan mengetuk hati orangtua siswa. “Karena kami di sini melakukan pengabdian, kami tidak lagi peduli terhadap apa yang kami peroleh. Namun kami hanya ingin agar siswa mendapatkan pendidikan yang semestinya,” kata dia.
Dirinya menceritakan, pada awalnya dia menjadi guru di TK Karangsari. “Setelah itu saya mendapatkan SK pengangkatan menjadi PNS namun harus pindah mengajar di lingkup provinsi. Kemudian saya mengajar di TK yang berada di kantor gubernuran,” jelasnya.
Dikatakan, fasilitas di TK tersebut sangat lengkap. “Namun saya tidak pernah melupakan TK ini. Hal itu saya buktikan dengan selalu menjalin hubungan dengan semua guru di sini. Ktika mereka mengalami kesulitan untuk membuat program belajar atau alat permainan, saya berusaha membantu mereka,” kata dia.
Hingga akhirnya, saat dirinya mendekati usia pensiun, wanita yang tidak mau diambil gambarnya ini mengaku ingin kembali ke TK Karangsari tersebut. “Akhirnya saya memutuskan untuk mengajukan pindah. Kami bersama guru lain berupaya memajukan TK ini bersama-sama,” jelasnya.
Kepindahannya dari TK yang tak pernah kekurangan berbagai macam hal ke TK yang kebanyakan siswanya berasal dari siswa miskin tersebut banyak disayangkan oleh berbagai pihak. Namun demikian, dirinya mengaku sangat senang karena pada akhirnya bisa pindah.
“Dan sekarang di sinilah saya, bergabung bersama guru lain yang pernah menjadi teman-teman saya, kami bertekad untuk mencetak siswa yang unggul,” kata dia.
Bahkan, belum lama ini karena upaya dari para guru, gedung TK yang sebelumnya hanya terlihat sederhana ini berkat bantuan dari Pertamina melalui Pertamina Peduli Pendidikan, akhirnya bisa disulap menjadi bangunan yang cukup baik. “Kami berharap bangunan ini juga bisa membuat bangga para siswa yang bersekolah di sini,” tandasnya.
Selain itu, berbagai macam prestasi yang perlahan namun pasti bisa diraih tersebut merupakan bukti nyata dari jerih payah para guru untuk  mewujudkan generasi muda yang berkualitas. (awi/nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger