Home » , , , » Kuliahnya di Kampus, Ngajinya pada Kiai

Kuliahnya di Kampus, Ngajinya pada Kiai

Written By p3joeang45 on Kamis, 01 Desember 2011 | 09.42

Dari Kiri Imam Munajat (moderator), KH Haris Sodaqoh, dan KH Abdul Muhith
SUDAH memilih pendidikan moderen dengan kuliah di kampus, malah balik disuruh ngaji kepada kiai. Barangkali ini merupakan bukti, pendidikan ‘kuno’ di pesantren masih diandalkan untuk membentuk karakter mahasiswa.

Seperti dilakukan seribuan mahasiswa dan dosen Unissula, selasa (20/11). Para sivitas akademika kampus cyber ini malah ngangsu pendidikan karakter pada KH Hrais Shodaqoh, pengasuh Ponpes Al Itqon Gugen Semarang, yang notabene ‘hanya’ ponpes salaf.

Acara  halaqah ulama dengan tema Pembangunaan Karakter Bangsa melalui Pendidikan  itu diadakan di Masjid Abu Bakar Assegaf komplek Kampus Unissula, Jl Kaligawe Semarang.

Pada sesi pertama, tiga kiai memberi mauidhoh hasanah dilanjutkan tanya jawab. Ketiganya adalah KH Maimun Zubeir dari Ponpes Al-Anwar Sarang, Rembang, KH Syukron Ma’mun (Ponpes Daarul Rahman  Jakarta), dan KH Dimyathi Rois (Ponpes Al-Fadhlu wal Fadhilah Kaliwungu Kendal).

Di sesi kedua, taushiah disampaikan Pengasuh Ponpes Al-Itqon KH Haris Sodaqoh dan Pengasuh Ponpes Al-Kholidin Jakarta KH Abdul Muhith.

Kiai Maimun dan Kiai Dimyathi yang mengasuh ponpes salafiyah menjelaskan bahwa pendidikan karakter itu butuh waktu lama dan intensitas serius. Butuh perhatian prima dan konsisten. Maka, mengasramakan mahasiswa/mahasiswi adalah salah satu cara yang baik, dan itu telah dilakukan Unissula.

Sementara Kiai Sukron Ma’mun yang mengasuh pesantren berpola paduan modern dan salaf memaparkan pentingnya penguasaan bahasa Arab dan bahasa asing lain untuk menambah bekal sukses hidup manusia. Itu setelah dia mantap ilmu agamanya dan telah terbentuk menjadi orang soleh.

Pembiasaan Membaca Alquran
Adapun Kiai Haris Sodaqoh dan Kiai Abdul Muhith yang mengasuh pesantren semimoderen dengan kurikulum salaf menekankan pentingnya penanaman iman dan pembiasaan baca Alqur'an. Syukur menghafalkan Alquran. Jika iman sudah ditanamkan, salah satunya dengan pendalaman Alquran, maka di manapun berada, akan menjadi orang yang berakhlak mulia. Karakter yang baik menjadi ciri khasnya dan dibawa sampai menghadap Tuhannya.

Rektor Unissula Prof Laode M Kamaluddin dalam sambutan pembukaan, Unissula  telah menjadikan pendidikan karakter sebagai hal penting sejak didirikan 49 tahun silam. Bahkan saat ini memasuki fase penting menjadi universitas terdepan dalam membangun pendidikan karakter.

“Sejak didirikan, Unissula menjadikan pendidikan karakter sebagai hal penting. Saat sekarang memasuki fase penting, kami mengundang ulama untuk menyusun rumusan pendidikan karakter di kampus ini. Momennya kami ambil tahun baru hijriyah 1433 ini,” ujarnya

“Rumusan pendidikan karakter sangat penting. Karena kami ingin mengkader calon pemimpin bangsa.  Terlebih universitas ini didirikan oleh ulama, bangsawan, pengusaha, dan pejuang,” terangnya.

Dijelaskannya, tiga tujuan Unissula yakni melahirkan generasi khaira ummah (generasi umat terbaik), kompetensi lulusan berrkelas global, dan mempersiapkan mahasiswa berkarakter unggul. (nji)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger