Home » , , » Bikin Shampo dari Batang Pisang, Lolos ke Pimnas

Bikin Shampo dari Batang Pisang, Lolos ke Pimnas

Written By Sena on Senin, 02 Juli 2012 | 14.39


 SHAMPO DEBO: M Bahrudin, mahasiswa Teknik Sipil Undip didampingi Ketua Tim PKM Abdul Syakur (kanan) dan Pembantu Dekan III FT Prof Dr Abdullah (kiri) memperlihatkan sampel shampo Debo.
(
HJARSEM/JBSM/HARTATIK)

SEMARANG- Masih ingat cerita orang tua bahwa air pelepah pisang bisa dimanfaatkan sebagai shampo? Air batang pisang ini pun dinyakini berkhasiat untuk menyuburkan rambut dan mencegah agar tidak rontok. M Bahrudin (19) masih ingat betul cerita itu, bahkan ia tak menyia-nyiakan kesempatan ketika mengikuti pengabdian masyarakat di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang, Semarang. 
Di desa yang masih tertinggal dari segi pembangunan ini, dijumpai banyak pohon pisang. Mahasiswa Teknik Sipil Undip ini bersama keempat rekannya, yakni Eko Triyanto (21) dari Fakultas Peternakan dan Pertanian, Roikhatus Solikhah (21) dari Fakultas Teknik, Nurul Mafrihah (20) dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Astri Aprilia (19) membentuk tim dan menngajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
Mereka sudah saling mengenal ketika berada dalam satu kelompok penerima beasiswa etos kerja dan diterjunkan di Kelurahan Rowosari sekitar 2009. Pengalaman adalah guru berharga, hal inilah yang menjadi cambuk Bahrudin dan kawan-kawannya berbuat lebih untuk masyarakat sekitar.
''Kami melihat batang pisang cenderung tidak termanfaatkan. Ketika pisang dipanen, batangnya dibuang begitu saja. Kenapa tidak batang itu kita olah dan bisa menghasilkan uang,'' kata Bahrudin yang ditunjuk sebagai ketua pelaksana tim.
Melalui program PKM-M, mereka menyusun proposal dengan judul ''Produksi Shampo Debo Sebagai Program Percontohan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang''. Dijelaskan proses pembuatan shampo bermerek Debo ini cukup sederhana.
Batang pisang yang berwarna putih dipotong kecil-kecil lalu diblender untuk diambil sarinya. Supaya beraroma wangi ditambahkan formula pewangi dan soda untuk memberikan efek berbusa. Selanjutnya, bahan shampo tersebut didinginkan di dalam mesin pendingin untuk menetralisir mikroba.
Mereka memproduksi shampo Debo ini dalam dua kemasan, yakni ukuran 90 ml dan 120 ml. Biaya produksi tidak terlalu mahal, tiap botol membutuhkan Rp 5.000. ''Shampoo ini sudah kami jual di toko dan ada yang berani menjualnya dengan harga Rp 10.000,'' imbuhnya.
Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi mengatakan, prestasi mahasiswa dalam pengajuan proposal PKM tahun ini luar biasa. Hal itu bisa dilihat dari 17 proposal yang dinyatakan lolos ke Pimnas XXV, yang akan berlangsung 9-14 Juli, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
''Menuju universitas riset, mau tidak mau suasana riset mesti terbangun di lingkungan mahasiswa dan dosen,'' ujarnya. Terpisah, Ketua Tim PKM Abdul Syakur ST MT mengatakan, dari 450 proposal yang didanai Dikti sejumlah 241 proposal. Jumlah itu meningkat pesat dibanding tahun lalu, di mana dari pengajuan 769 proposal yang didanai Dikti hanya 95 proposal. Dari jumlah itu, yang lolos ke Pimnas hanya dua proposal saja dan belum berhasil membawa pulang medali. 

''Kami berharap tahun ini, Undip bisa membawa minimal satu medali emas,'' tukasnya. (JBSM/Hartatik/15)

Share this article :

+ komentar + 2 komentar

Anonim
3 Februari 2014 pukul 10.55

gmn khasiatnya? kemana kalo ingin mendapatkan/beli shampoo nya?

13 Maret 2020 pukul 14.10

Gimana beli nya

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger