SDN Manyaran 02, Tunggu Bantuan Perbaikan Sekolah

RUSAK BERAT: Kondisi kursi yang rusak parah  di SDN Manyaran 02. (HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI)

 

SEMARANG- Karena tidak mampu untuk melakukan perbaikan berat, SDN Manyaran 02 hingga saat ini hanya melakukan perbaikan-perbaikan ringan. Padahal perbaikan berat perlu segera dilakukan.

Kepala SDN Manyaran 02, Leny Setyowati mengatakan, perbaikan perlu segera dilakukan mengingat kondisi gedung yang sudah rusak. Di antaranya dinding kelas yang banyak terkelupas, atap kelas lapuk, serta belum tersedianya ruang untuk perpustakaan.

“Kami sudah mengajukan proposal bantuan, namun saat ini masih menunggu. Semoga sebentar lagi bisa segera merehab gedung sekolah,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.

Diakuinya, untuk menarik iuran kepada orang tua siswa tidak mungkin dilakukan. “Padahal untuk keuangannya kami ini kan mepet, mengandalkan dana BOS juga tidak mungkin, karena kami ada beberapa guru wiyata bhakti yang juga harus diberi honor setiap bulannya,” urainya.

Sejauh ini, perbaikan yang bisa dilakukan sekolah di antaranya mengganti papan tulis dan menambal sebagian dinding yang rusak. “Itupun kami banyak menggunakan dana pribadi,” jelasnya.

Diakuinya, kerusakan gedung bisa sangat bahaya untuk keselamatan para siswa. “Terutama atapnya, karena sudah banyak yang bolong, belum lagi kalau hujan, bisa resah,” jelasnya.

Untuk buku yang mestinya ada di perpustakaan, hingga saat ini masih ditempatkan di ruang kelas kosong. “Jadi satu dengan ruang komputer, belum lagi buku-buku itu hanya ditaruh di atas meja, karena kami belum mempunyai rak buku,” jelasnya.

Untuk itu, dirinya mengharapkan agar orang tua mau memberikan pengertian kondisi sekolah pada anaknya. “Selain itu ada daya dukung dari mereka, agar bisa mendukung sekolah,” jelasnya.

Untuk menumbuhkan potensi siswa di tengah keterbatasan dana bukan perkara mudah. Belum lagi, jika harus mengikuti lomba dan itu menggunakan dana dari sekolah. 

Namun demikian, belum lama ini, pada pagelaran dugderan, orang tua mau membantu sekolah. “Untuk riasan wajah, orang tua sendiri yang mendandani anak-anak mereka, jadi sekolah hanya menyiapkan alat transportasi,” jelasnya. (awi/15)