Home » , » Undip Kembangkan Bioteknologi Kelautan

Undip Kembangkan Bioteknologi Kelautan

Written By Sena on Selasa, 28 Agustus 2012 | 12.25

 BERI ARAHAN: Karen Teney (kiri) dari Universitas California Santa Cruz Amerika Serikat memberi arahan pada peserta field training Marine Biotechnology  tentang cara snorkling di Teluk Awur Jepara. (HARSEM/JBSM/HARTATIK)


JEPARA- Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip belum lama ini mengadakan field training di Marine Station Teluk Awur, Jepara. Kegiatan tersebut lanjutan workshop Marine Biotechnology, kerja sama dengan Universitas California Santa Cruz Amerika Serikat.

Fakta laut adalah bagian dunia yang menutup hampir 70% planet bumi ini, ternyata belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal sebagai negara maritim terbesar didunia, kekayaan laut Indonesia yang bisa dieksplor sungguh luar biasa.
    
Salah satunya adalah variasi jenis ikan dan biota laut yang melimpah ruah. Selain itu, kekayaan laut Indonesia yang masih bisa digali adalah potensi wisata, seperti taman laut yang berjajar indah di sekitar perairan negeri ini. Dengan perkembangan bioteknologi diharapkan pemanfaatan sumber daya laut lebih optimal.
    
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip belum lama ini mengadakan field training di Marine Station Teluk Awur Jepara. Kegiatan tersebut merupakan lanjutan workshop Marine Biotechnology, kerja sama dengan Universitas California Santa Cruz Amerika Serikat dan diikuti 34 orang.
    
Peserta merupakan perwakilan instansi, peneliti dan mahasiswa kelautan berbagai jenjang se-Indonesia. Koordinator program Prof Dr Ocky Karna Radjasa mengatakan, perkembangan bioteknologi di bidang kelautan bisa dibilang jauh tertinggal dibanding bidang-bidang lainnya seperti kedokteran dan pertanian.
    
Untuk itu Indonesia yang diwakili Undip, Universitas Hasanudin (Unhas) dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menggandeng Universitas California Santa Cruz Amerika Serikat merintis program The University of California-Indonesia Marine Biotechnology Partnership.
    
''Program ini meliputi join riset bidang biomedik, pertukaran staf dan mahasiswa, pengembangan kurikulum serta pengembangan kerja sama melalui workshop dan field training,'' ujar pakar kelautan Undip tersebut.
    
Riset biomedik terhadap biota laut ini, dimaksudkan untuk mencari formula obat anti multi drugs resistant bacterial (MDR). Sedangkan MDR adalah kondisi tubuh seseorang yang resisten terhadap pemberian antibiotik. Riset tersebut mencari simbion-simbion, jamur maupun bakteri dari berbagai invertebrata, sponge, dan karang lunak.
    
Lebih lanjut, dia mengatakan, pengembangan dengan menggunakan simbion dipilih karena ramah lingkungan mengingat organisme invertebrata tumbuh secara lambat, dalam setahun hanya 1 hingga 2 sentimeter. Adapun bakteri simbion yang dibutuhkan hanya lima gram, selanjutnya dipotong untuk dijadikan sumber untuk isolasi.
    
Dr Yosmina Tapilatu (35), peneliti dari UPT BKBL LIPI Ambon mengatakan, kegiatan ini berisi pengetahuan terkait prosedur pengambilan sampel yang benar. Pengetahuan itu sangat berguna bagi risetnya yang akan meneliti karang lunak di perairan Ambon. 

Sementara itu, Nugroho Dandung, peserta yang juga staf Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Semarang mengaku, dengan mengikuti kegiatan ini bisa diketahui tidak sembarang media bisa digunakan untuk riset meski sampel sama-sama dari perairan.
    
''Selama ini kami hanya menggunakan media berupa TSA 2% untuk pengambilan sampel di perairan. Tapi media untuk di perairan dangkal dan dalam berbeda-beda,'' katanya. (Hartatik/JBSM/15)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger