Home » , , » Akreditasi Belum Cerminkan Kinerja Sekolah

Akreditasi Belum Cerminkan Kinerja Sekolah

Written By Sena on Senin, 03 September 2012 | 12.10

 TERIMA IJAZAH: Kabid Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Kota Semarang Drs Soedjono MSi menerima ijazah dari Direktur PPs Unnes Prof Samsudi seusai meraih gelar Doktor Manajemen Pendidikan pada ujian disertasi terbuka. (HARSEM/JBSM/ANGGUN PUSPITA)

SEMARANG- Penyelenggaraan akreditasi sekolah atau madrasah pada dasarnya diharapkan dapat memberikan manfaat. Yakni sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan memberi motivator pada sekolah atau madrasah.
 
Di samping itu, dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja satuan pendidikan. Sekaligus, untuk meningkatkan dukungan dari stakeholder dalam hal profesionalisme, moral, tenaga, dan dana.
 
Hal itu disampaikan promovendus Doktor Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (PPs Unnes), Drs Soedjono MSi, pada ujian disertasi terbuka, belum lama ini. 

Kepada dewan penguji yang diketuai Direktur PPs Unnes Prof Samsudi dan dipromotori Prof DYP Sugiharto dia mengatakan, seharusnya proses akreditasi itu harus menyatu atau tidak terpisah dengan manajemen sekolah. Sebab, selama ini yang terjadi sekolah melaksanakan akreditasi secara terpisah, sehingga penilaian kinerja satuan pendidikan seakan-akan hilang.
 
''Akreditasi yang terjadi selama ini seakan-akan hanya sebuah proses formal, yakni untuk memenuhi poin-poin yang disyaratkan. Dan akhirnya penilaian itu belum mencerminkan kinerja di sekolah,'' ungkapnya yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah di Dinas Pendidikan Kota Semarang itu.
 
Pada disertasi yang berjudul ''Model Penyelenggaraan Akreditasi SMA di Kota Semarang'' promovendus melakukan penelitian di tujuh SMA negeri dan swasta di Semarang. Di antaranya, SMA 1, SMA 5, SMA 10, SMA Loyola, SMA Al Fatah, SMA Masehi 3, dan SMA Pancasila. Dengan keberagaman hasil akreditasi dari sekolah-sekolah tersebut mulai nilai A, B, hingga C, dia menilai, belum dapat tercermin kinerja dari satuan pendidikan itu dalam penilaian akreditasi.
 
''Hal itu karena persiapan baru dilakukan mendekati proses akreditasi. Seandainya proses akreditasi mengikuti siklus manajemen sekolah, maka kinerja dapat terpantau setiap saat,'' kata laki-laki kelahiran Mojokerto 21 Juli 1961 itu.
 
Maka itu, persiapan akreditasi tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba, dan pada proses pelaksanaan data kualitatif harus bisa mengungkap hubungan satu dengan lainnya, serta dibutuhkan keterlibatan warga sekolah untuk memantau.
 
Soedjono yang menyelesaikan studi selama tiga tahun dan berhasil meraih IPK 3,84 dengan predikat cumlaude ini menegaskan, agar pada tahap tindak lanjut peran internal dan eksternal dapat berjalan baik.
 
''Peran internal yakni begitu mendapat hasil akreditasi maka perlu segera melakukan pembenahan atau evaluasi kinerja. Sedangkan, peran eksternal dari Dinas Pendidikan dan LPMP dapat mendukung pemenuhan penilaian akreditasi sekolah,'' tandasnya. (K3/JBSM/15)
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger