Home » , , , , » Halal Bihalal YBWSA Jadi Momen Instrospeksi

Halal Bihalal YBWSA Jadi Momen Instrospeksi

Written By amoy ya annisaa on Kamis, 30 Agustus 2012 | 09.47

H Hasan Toha Putra (HARSEM/DOK)

 
SEMARANG- Keluarga besar Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) belum lama ini mengadakan halal bihalal yang dipusatkan di Unissula. Acara dihadiri ribuan pegawai, karyawan, dosen, maupun guru  di lingkungan yayasan tersebut baik dari tingkat universitas, dikdasmen, hingga Rumah Sakit Islam Sultan Agung.

Ketua Umum YBWSA H Hasan Toha Putra MBA mengimbau agar halal bihal tersebut dijadikan momen bermuhasabah. “Kita harus menjadikan momen yang baik ini untuk bermuhasabah, mengadakan instrospeksi terhadap diri sendiri dan menjawab pertanyaan mengapa kita bekerja di yayasan ini.  Mari kita luruskan niat bekerja di lingkungan yayasan hanya semata mata untuk beribadah kepada Allah dan bukan karena motif motif lainnya” ungkap Hasan Toha.

Tak lupa ia juga mengingatkan untuk merenungkan apa sejatinya makna Ramadan dan adakah yang tersisa atau didapatkan dari berbagai ibadah di bulan yang suci tersebut. Dalam kesempatan tersebut secara simbolis Hasan Toha Putra juga menyerahkan tali asih kepada 13 calon jamaah haji yang akan berangkat tahun ini  di lingkungan YBWSA.

Dalam kesempatan tersebut juga ceramah yang disampaikan oleh Ustad Ainul Yaqin. Ia memaparkan bahwasanya ibadah puasa Ramadan merupakan medium yang dipilih oleh Allah untuk membentuk manusia bertaqwa dengan derajat tertinggi agar menjadi pribadi pribadi dengan titel muhsinin. “Mempertahankan derajat ketaqwaan tertinggi bukanlah pekerjaan yang ringan terlebih paska-Ramadan,” ungkapnya.

Ia kemudian mengungkapkan rahasia besar bagaimana manusia bisa mencapai derajat ketaqwaan dan mempertahankannya sebagaimana metode yang dipakai Imam Ibnu Taimiyyah. Menurut Imam Agung tersebut ada empat cara yang bisa ditempuh. Pertama merasa senantiasa diawasai oleh Allah SWT.

Sehingga sangat penting untuk mengkondisikan diri bahwa segala tindakan, ucapan, maupun pemikiran kita diawasi Sang Khaliq dan tidak ada ruang sedikitpun bagi kita untuk luput dari pengawasannya. “Sehingga kita seharusnya malu jika berpikir, berkata, berbuat yang tidak sesuai syariat,” tambahnya.

Tanpa adanya sikap merasa diawasi oleh Allah tersebut menjadikan manusia lupa diri sehingga tidak mengherankan jika tanpa kesadaran tersebut misalnya sistem hukum yang dibangun manusia tidak bisa memberantas kejahatan. Karena manusia hanya merasa diawasi penegak hukum dan berusaha mencari celah untuk menyelamatkan diri.

Kedua senantiasa mengingat akan hari dimana manusia dibangkitkan Allah dari alam kubur. Ketiga, senantiasa mengingat limpahan nikmat yang diberikan Allah. Dan yang keempat senantiasa mengingat mati. Mengingat akan datangnya kematian merupakan kontrol yang sangat efektif agar manusia hidup dengan jalan yang benar sesuai yang telah diajarkan Sang Nabi.

Seluruh amalan baik ketika hidup di dunia akan menjadi bekal dan sahabat yang menyenangkan ketika seorang manusia dijemput kematian sementara perbuatan perbuatan buruk, maksiat, zina, kufur, durhaka, korupsi dan lain lain justru akan menjadi beban yang menghinakan di alam kubur.

“Kematian merupakan sesuatu hal yang pasti akan datang kepada mereka yang bernyawa sehingga sangat penting untuk mengingat akan datangnya ketentuan tersebut agar kita menjadi manusia yang mampu mengendalikan diri dari perbuatan perbuatan buruk,” tegasnya. (15)

Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger