Diberdayakan oleh Blogger.
Latest Post

PGSD, Prodi Favorit di Unnes

Written By amoy ya annisaa on Selasa, 31 Juli 2012 | 11.08

PANTAU SPMU: Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo melakukan pantauan pelaksanaan ujian seleksi penerimaan mahasiswa Unnes (SPMU), Sabtu (28/7). (HARSEM/JBSM/ANGGUN PUSPITA)


SEMARANG- Tingkat keketatan persaingan peserta yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (SPMU), Sabtu-Minggu (28-29/7), untuk program studi kependidikan terbilang cukup tinggi. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya jumlah peserta yang memperebutkan kursi di prodi tersebut.

Kondisi itu terlihat dari jumlah pendaftar prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang mencapai 1.083 orang, sedangkan daya tampung hanya 120 kursi. Kemudian, prodi Pendidikan Matematika dari daya tampung 40 kursi diperebutkan 608 peserta. Begitupun dengan prodi kependidikan lainnya.

Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo di sela-sela pantauan ujian tersebut mengatakan, beberapa program studi memang menjadi favorit karena banyak jumlah pendaftarnya. Sehingga tingkat keketatan persaingannya besar, terutama pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan.

"Adapun selain prodi kependidikan, untuk prodi lain yang jumlah pesertanya tinggi yakni Akuntansi dan Manajemen di Fakultas Ekonomi. Tingkat ketetatan persaingan masuk program studi favorit tersebut rata-rata 1:20, artinya satu pendaftar harus bersaingan dengan 20 orang. Sedangkan, program-program studi lainnya ketetatan persaingannya sekitar 1:5,'' jelasnya.

Tes SPMU yang dilaksanakan selama dua hari itu, dimana hari pertama untuk ujian tes potensi akademik, dan hari kedua untuk tes keterampilan bagi prodi tertentu tersebut diikuti oleh 8.298 peserta. Mereka akan memperebutkan 1.879 kursi yang tersebar di 36 jurusan atau 80 program studi melalui jalur mandiri Unnes itu.

Sudijono menyampaikan, peserta SPMU ini tidak hanya didominasi pendaftar dari wilayah Kota Semarang dan sekitarnya, tetapi dari berbagai daerah di Jawa Tengah, hingga Jawa Timur, dan Jakarta. Sedangkan pelaksanaan tes terbagi di beberapa titik lokasi, yakni kampus Unnes Sekaran Gunungpati, Sekolah Teuku Umar, dan SMP 13 Semarang.

''Pengumuman hasil SPMU akan dilakukan pada 3 Agustus 2012. Karena itu, kami harus bekerja keras karena hanya ada waktu seminggu untuk melakukan penilaian. Memang relatif singkat sehingga kami harus bekerja cepat," katanya.

Sementara itu, salah satu peserta SPMU, Mutiarani mengaku, sangat berharap dapat diterima di salah satu prodi pilihannya. Alumni SMK 2 Semarang yang juga peraih nilai tertinggi UN 2012 itu memilih jurusan Pendidikan Akuntansi dan Akuntansi pada ujian tersebut.

''Karena ingin menjadi guru saya berharap dapat diterima di Pendidikan Akuntansi, tapi apapun hasilnya nanti tetap saya terima. Sebab, saingannya juga banyak,'' katanya yang juga mendaftar beasiswa Bidikmisi itu. (K3/JBSM/15)

Program D3 Banyak Diminati

PANTAU UM: Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi tengah memantau pelaksanaan ujian seleksi masuk melalui jalur Ujian Mandiri (UM) D3, kemarin  di Kampus Tembalang. (HARSEM/JBSM/J9)


SEMARANG- Tidak harus membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan. Kebijakan yang diusung oleh program D3 tersebut rupanya mengundang banyak peminat. Untuk Undip, Ujian Masuk (UM) D3 diikuti oleh 1.725 peserta.

Jumlah tersebut meliputi 588 untuk IPA, 941 untuk IPS dan 216 peserta IPC. UM D3 Undip dilaksanakan di lingkungan Undip yakni di FSM, FT, FISIP, FIB, FPP dan FEB. 

Rektor Universitas Diponegoro Prof Sudharto P Hadi mengatakan, para peserta yang mengikuti ujian UM D3 ini yaitu mereka yang ingin fokus untuk setelah lulus nanti langsung bisa bekerja dan tidak terlalu lama untuk menyelesaikan kuliahnya.

"Lulusan D3 tidak kalah dengan anak-anak di S1 buktinya dari 17 peserta PIMNAS di Yogya kemarin tiga di antaranya dihasilkan dari anak-anak D3," jelasnya di sela pantauan UM D3. Untuk itu, program D3 ini tidak dapat dipandang dengan sebelah mata. 

"Di dalam perkuliahannya, anak-anak D3 mendapatkan proporsi praktek 60% sampai 65% sehingga setelah lulus diharapkan mereka mampu bersaing di pasar kerja," ujarnya.

Dijelaskan, D3 merupakan jalur vokasi yaitu nantinya setelah lulus dapat langsung bekerja. "Lulusan diploma sendiri mempunyai keunggulan yakni sebagai tenaga menengah antara low skill dengan sarjana," kata dia.

Pada sebuah perusahaan, para lulusan D3 ini adalah sebagai jembatan penghubung antara manajemen dengan staf sehingga fungsinya sangat menentukan dalam perusahaan. Sementara itu, daya tampung D3 Undip untuk tahun ini berjumlah 2.202 mahasiswa dengan perincian dari jalur PSSB berjumlah 925  dan UM D3 sejumlah 1.227. (awi/15)

SMPN 2 Gelar Doa Bersama

DOA BERSAMA: Orang tua siswa mengikuti acara doa bersama tahun ajaran baru di aula SMPN 2 Ungaran. (HARSEM/NINO ADISUMARTO)

 
UNGARAN-Mengawali tahun ajaran baru 2012 sekaligus menghormati kesucian bulan Ramadan, SMPN 2 Ungaran menggelar acara doa bersama dan sosialisasi nilai dengan orangtua siswa kelas 7, kemarin. 

Dalam acara yang diikuti sebanyak 300 orangtua siswa, pihak sekolah sengaja membagi dalam dua ruang bagi yang beragama Islam dan Nasrani. Acara dipimpin langsung oleh Kepala SMPN 2 Ungaran, M Talkis dan dihadiri Kepala Tendik Dinas Pendidikan, Adi Prasetyo dan Ketua Dewan Pendidikan, Zainal Abidin.

Menurut Talkis, kegiatan doa bersama tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan dalam mengawali tahun ajaran baru. "Kegiatan ini dikhususkan untuk orangtua siswa kelas 7, agar proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMPN 2 Ungaran berjalan lancar dan mampu meningkatkan mutu pendidikan bagi siswa baru," ungkap Talkis.

Terkait sosialisasi nilai, Talkis mengatakan, bahwa hal itu perlu dipahami oleh para orangtua siswa. Pasalnya, sistem penilaian hasil belajar saat ini tidak lagi menerapkan angka merah. Namun menggunakan kriteria nilai ketuntasan setiap mata pelajaran. 

"Ini yang harus dipahami oleh para orangtua siswa, agar mereka tidak serta merta puas bila melihat nilai rapor anaknya tidak ada angka merah. Sebaiknya mereka harus mencermati nilai ketuntasannya, karena sekolah tidak lagi menggunakan angka merah," kata Talkis.

"Dan kegiatan ini sekaligus menjadi sosialisasi hak dan kewajiban antara pihak sekolah dan orangtua siswa," imbuh dia. Maryadi (46) salah satu orangtua siswa kelas 7 mengaku senang dengan adanya kegiatan doa bersama yang digelar oleh pihak sekolah. Menurutnya, kegiatan tersebut berfungsi membangun kedekatan antara orangtua dan pengelola sekolah.

Dengan demikian fungsi kontrol terhadap hasil belajar para siswa dapat dikomunikasikan secara baik antara pihak sekolah dan orangtua. "Ini penting karena pihak sekolah sudah berupaya membangun kesepahaman dengan orangtua siswa. Dan diharapkan akan memberi efek positif bagi proses belajar," katanya.

Ketua Dewan Pendidikan, Zainal Abidin menambahkan, pihaknya mem-back up penuh kegiatan doa bersama yang dilakukan SMPN 2 Ungaran. Pasalnya, kegiatan ini sangat positif menunjang proses KBM dan peningkatan mutu siswa. 

"Hasil dari kegiatan ini bisa kita lihat dan rasakan, dimana siswa baru SMPN 2 Ungaran yang selama ini sering dikategorikan lemparan dari sekolah lain yang dinilai lebih bermutu, tapi output siswa lulusan SMPN 2 ini jauh lebih baik dibanding sekolah lain," tegas dia. (ino/15)

Puluhan Calon Sarjana Tertipu CPNS IAIN


SEMARANG- Ditengarai ada 30-an calon sarjana dari kampus Islam di Semarang dan Solo menjadi korban penipuan dengan modus dijanjikan menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan IAIN Walisongo Semarang.

Para korban yang rata-rata mahasiswa semester akhir dan baru saja diwisuda tersebut dijanjikan menjadi Pegawai Harian Tetap (PHT) di kampus IAIN Walisongo. Rata-rata mereka membayar uang Rp 2,5 juta diawal. Berikutnya, korban diminta menyerahkan uang lagi sebesar Rp 7,5 juta untuk diangkat menjadi CPNS.

Minggu (29/7), lima korban di antaranya telah melapor di Mapolrestabes Semarang. Di antaranya: Muh Yusuf Agung Hidayat (24), warga Tebon RT 01/RW 06  Baki Pandean, Baki, Sukoharjo; Eko Mardiyono (24), warga Sarirejo RT 03/RW 04 Guntur Demak; Yusuf Kurniawan (24), warga Nganguk Wali RT 05/RW 03 Kramat Kudus; Muh Miftah (23); dan Khoirul Anwar (23), warga Karangmojo Klego, Boyolali.

Namun petugas baru menerima tiga korban Miftah, Yusuf dan Eko. Sementara dua yang lain masih diminta melengkapi syarat-syarat lainnya. Ketiganya, mengaku dirugikan  masing-masing  Rp 2,5 juta.

Penipuan tersebut diduga dilakukan seseorang yang mengaku sebagai dosen di IAIN Walisongo, Muntaha, warga Jalan Merpati II Pedurungan Tengah. "Awalnya sekitar Oktober 2011 lalu, saya dikenalkan oleh teman. Katanya dia bisa meloloskan menjadi pegawai PHT dan CPNS," ujar salah satu korban Miftah.

Menurut Miftah, korban penipuan yang sudah diketahui sekira 30 orang. Penyebarannya dari teman ke teman.  "Itu pun masih dimungkinkan ada korban lain," katanya.

Para korban menyerahkan uang melalui beberapa cara. Di antaranya datang langsung di rumah terlapor untuk menyerahkan uang tersebut. Beberapa korban lain melakukan penyerahan uang di lingkungan kampus IAIN Walisongo dangan bukti kuitansi.

Selain itu, beberapa korban menyerahkan melalui transfer "Saya transfers Rp 11 juta langsung. Uang dikirim ke rekening 1350006048522 Mandiri atasnama Amelia Widuri, katanya, Amelia adalah seorang petugas BKN (Badan Kepegawaian Nasional-red)," kata korban lain, Anwar. 

Terlapor menjanjikan pengumuman final penerimaan CPNS di IAIN Walisongo pada Februari 2012. Tapi para korban harus gigit jari lantaran janji itu ternyata hanya menguap begitu saja. "Kami berulang kali meminta kejelasan terkait penerimaan CPNS tersebut, namun ia hanya bisa menjanjikan dan beralasan macam-macam," imbuh Anwar.

Kejengkelan para korban memuncak manakala mendapati nomor telepon terlapor tidak aktif. "Kami sempat mendatangi ke rumahnya, namun ternyata sudah kosong. Menurut tetangga sekitar, Muntaha telah lama pergi," katanya.

Para korban merasa kecewa, namun rata-rata telah pasrah. Bahkan sejumlah korban merasa enggan melaporkan ke polisi dengan alasan malu. "Saya sendiri sudah pasrah aja, mudah-mudahan ada hikmahnya. Nyatanya kondisinya  memang demikian," kata korban Ida. 
 
Hingga saat ini, kasus penipuan tersebut masih diselidiki secara intensif tim Reskrim Polrestabes Semarang.  Guna penyelidikan, jika masih ada korban lain dalam penipuan ini diharapkan segera melapor. (abm/11)

Eliora Raih Penghargaan Kemendikbud

PENGHARGAAN: Eliora Violain Buyamin foto bersama Menteri Pendidikan Mohammad Nuh usai penyerahan penghargaan. (HARSEM/JBSM/DOK)


SEMARANG-Siswi SD Tri Tunggal Semarang, Eliora Violain Buyamin menjadi salah satu siswi asal Jawa Tengah yang mendapat penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena prestasinya di bidang matematika. Penyerahan Penghargaan diberikan oleh Wakil Presiden RI Boediono di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Kepala Sekolah SD Tri Tunggal Ninik Handayani, Eliora meraih penghargaan karena telah meraih sejumlah prestasi seperti medali perak dalam ajang Mathematica International Contest 15h Edition di Vlcea,Rumania (23-25 Maret 2012). Kemudian pada ajang Mathematica International Contest 15h Edition Eliora juga menyumbang medali emas.

Ninik menambahkan penghargaan tersebut membuat Eliora semakin terpacu untuk berprestasi dalam ajang kompetisi yang lainnya. Pada 24 Juli lalu Eliora mendapatkan kesempatan mewakili Indonesia bersama Daud Willy Octavian Oentoro dan David Billy Octavian Oentoro, kakak beradik kembar yang juga siswa kelas VI SD Kristen Tri Tunggal Semarang di Taiwan untuk mengikuti Kompetisi Matematika Internasional.

''Karakter yang tidak mudah menyerah, disiplin, mau terus belajar dan berserah pada Allah membuat Eliora terus berkembang,'' jelasnya. (G2/JBSM/15)

SDN Manyaran Adakan Pesantren Kilat

Written By Sena on Senin, 30 Juli 2012 | 11.07

 PESANTREN KILAT: Siswa SDN Manyaran 02 Semarang mengikuti pesantren kilat di sekolah. (HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI)

SEMARANG-Memeriahkan bulan Ramadan, SDN Manyaran 02 mengadakan pesantren kilat. Kegiatan untuk menambah ilmu agama.

PESANTREN kilat wajib diikuti semua siswa, kelas satu hingga enam. Untuk menambah khusyuk, siswa diminta mengenakan busana muslim. Kepala Sekolah Leny Setyowati mengatakan, pesantren kilat dilakukan bersamaan dengan jam pelajaran agama.

“Tapi ditambah kegiatan lain yang berhubungan dengan keagamaan,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Kegiatan lain di antaranya BTA (baca tAlquran), menyanyi lagu-lagu islami, serta belajar tentang pendidikan karakter. “Hari ini, kebetulan siswa kelas enam yang mengikuti pesantren kilat,” jelasnya.

Selain itu, sesuai anjuran pemerintah, jam pelajaran dikurangi. “Agar tidak memberatkan anak-anak, jam pelajaran kami kurangi. Setiap jam pelajaran dikurangi lima menit,” jelasnya.

Para siswa juga memulai KBM pada pukul 07.30. “Pulangnya juga tidak sampai siang seperti pada hari biasa,” tambahnya.

Kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler untuk sementara juga ditiadakan. “Untuk olahraga diisi dengan teori, sedangkan ekstrakurikuler karena bersamaan dengan awal tahun ajaran, jadi belum dimulai,” jelasnya.

Pihak sekolah sedang menyiapkan siswa untuk mengikuti lomba Tartil Qur’an yang akan diadakan Kecamatan Semarang Barat. “Saat ini masih kami persiapkan,” jelasnya.

Untuk agenda lain, para siswa juga akan diajak untuk buka bersama di sekolah. “Nanti akan ada juga pengajian, kami mengundang pembicara dari luar. Untuk buka puasa akan diadakan di halaman sekolah dengan menggunakan tikar, karena memang kami tidak ada tempat yang luas untuk kegiatan anak-anak di dalam ruangan,” urainya.

Untuk hari terakhir masuk sekolah, para siswa juga akan dilatih untuk berbagi pada sesama. “Akan ada zakat fitrah, nanti kami salurkan kepada panti asuhan-panti asuhan terdekat. Selain itu tentu saja juga sebagian akan diberikan kepada para siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu,” tandasnya. (awi/16)


LH Prabowo Dekati Siswa Bermasalah

 Prabowo (harsem/dok)


MELAKUKAN pendekatan kepada siswa bermasalah selalu dilakukan LH Prabowo SPd. Jabatannya sebagai Wakil Koordinator BK (Bimbingan Konseling) di SMK Perdana membuatnya sering berhubungan dengan siswa. 

“Saya kalau mendekati siswa dengan pendekatan persuasif. Karena untuk memberi nasehat tidak bisa dengan kekerasan,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.
 
Selain BK, dia juga pelatih paskibra sekolah. “Tahun kemarin merupakan tahun pertama diadakan paskibra di sekolah,” jelasnya.
 
Meskipun masih baru, siswa sangat antusias. “Pada tahun pertama diadakannya kegiatan paskibra saja, peserta sudah cukup banyak, ada 25 siswa,” jelasnya.
 
Untuk tahun ajaran kali ini, siswa yang mendaftar untuk ikut kegiatan paskibra ada 50 siswa. “Tapi harus diseleksi lagi, karena tidak semua pendaftar bisa diterima,” jelasnya.
 
Untuk seleksi yang dilakukan di antaranya tes vokal dan fisik. “Kalau mereka tidak memenuhi untuk tes tersebut, kami akan arahkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lain,” jelasnya.
 
Bahkan, untuk prestasi, kelompok paskibra di SMK Perdana sudah sering mengikuti lomba tingkat provinsi. 

“Hingga saat ini sudah dua kali mengikuti lomba, hasilnya kami masuk 15 besar di Semarang,” kata pria kelahiran Semarang, 9 Desember 1986 ini.
 
Ke depan, dirinya berharap paskibra sekolah bisa terus dilaksanakan. “Berharapnya kegiatan ini bisa menjadi tradisi,” tandasnya. (awi/16)

SDN Karangrejo 02 Tak Mampu Bayar LPK Ajukan Bantuan Komputer ke Pegadaian

FASILITAS: Menambah jalan masuk sekolah agar siswa lebih semangat belajar, merupakan salah satu upaya yang dilakukan SDN Karangrejo 02. (Harsem/Aris Wasita Widiastuti)


KARENA tidak mampu membayar jasa dari LPK (Lembaga Pelatihan Komputer), SDN Karangrejo 02 memilih untuk mengajukan bantuan ke pegadaian untuk pengadaan komputer.

KEPALA sekolah, Agus Suwarto mengatakan, hingga saat ini kegiatan ekstra kurikuler komputer memang belum ada. “Padahal banyak anak-anak yang ingin bisa mengoperasikan komputer,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, baru-baru ini.

Namun, kendala yang dihadapi, jika pihak sekolah harus bekerjasama dengan LPK, banyak orangtua siswa yang keberatan dalam pembayaran. “Karena mayoritas siswa di sekolah ini berasal dari keluarga kurang mampu. Tentu saja kami tidak bisa memaksakan kondisi tersebut,” urainya.

Untuk itu, pihaknya saat ini sudah mengupayakan dengan cara lain. “Kami sudah mengajukan bantuan pengadaan komputer tersebut, saat ini sedang dalam proses. Kemungkinan kami akan mendapatkan bantuan sebanyak 10 unit komputer,” jelasnya.

Upaya lain yang dilakukan sekolah untuk meringankan beban orangtua yaitu untuk pengajar dilakukan oleh guru sendiri. “Kalau kami memanggil pengajar dari luar, kan harus bayar. Untuk itu lebih baik diajar oleh guru sendiri, kebetulan ada yang memiliki kemampuan di bidang komputer,” kata dia.

Karena kondisi orangtua siswa, pihak sekolah tak jarang mencarikan bantuan beasiswa untuk para siswa. “Salah satu perusahaan yang sering memberikan beasiswa yakni PT Pramudita. Setahun bisa dua sampai tiga kali,” kata dia.

Selanjutnya, tak jarang karena kondisi orangtua yang secara sosial ekonomi di bawah rata-rata, mereka kurang memberikan dukungan pada pendidikan siswa. “Jadi sering sekali, kalau pas sekolah ada kegiatan yang harus melibatkan orangtua dan kami mengundangnya, ternyata tidak ada respon positif yang kami terima,” jelasnya.

Namun demikian, diakuinya, kondisi tersebut tidak lantas membuat pihak sekolah menjadi tidak bersemangat dalam memberikan yang terbaik untuk fasilitas siswa. “Kami tetap memberikan perhatian penuh kepada siswa,” jelasnya.

Salah satu yang dilakukan yakni menambah jalan masuk ke sekolah agar lebih mudah dilalui siswa. “Untuk biayanya kami memakai dana BOS. Sebelumnya jalan ini belum ada, sekarang kami tambah agar para siswa lebih dekat dan mudah untuk masuk ke sekolah,” tandasnya.(awi/12)

Tim Robot Undip Juarai Roboboat -Kompetisi Robot Kapal Internasional

KONTES ROBOT: Tim  Robot Jangkar Bumi 2 memperlihatkan karya mereka yang berhasil meraih penghargaan The Best Hull Design pada  kompetisi internasional kapal Roboboat di Virginia, Amerika Serikat. (Harsem/dok)

 
TIM Robot Jangkar Bumi 2 dari Universitas Diponegoro menjuarai kompetisi internasional kapal Roboboat di Virginia, Amerika Serikat, belum lama ini. Kompetisi tersebut diikuti 18 tim dari universitas di New Delhi (India), Taiwan, Indonesia, dan Akademi Militer Angkatan Laut di Amerika Serikat

Tim Jangkir Bumi 2 sendiri beranggotakan tujuh mahasiswa Fakultas Teknik, yakni Aldias Bahatmaka (21), Biwa Abi Laksana (22), Dandy Kurniawan (20), Bambang Nur Cahyono (22), Fairaz Luthfa (21), Jalu Rahmadi M (22) dan Diaz Wicaksono  (21). Ketua tim Aldias Bahatmaka mengaku bangga bisa mengharumkan nama Indonesia dii kancah internasional.

Meski begitu, banyak kisah dan perjuangan mengharu biru yang terselip di balik kemenangan mereka. Aldias, mahasiswa jurusan Teknik Perkapalan mengatakan, kendala terbesar kala itu seputar pendanaan. Keberangkatan tim tersebut menelan dana sedikitnya sekitar Rp 138 juta. Pihak sponsor yang mau mendanai pun baru mencairkan dana secara penuh sekembalinya mereka ke tanah air.

''Dari universitas juga memberikan dukungan, tapi masih jauh dari harapan. Tekad kami untuk berkompetisi kuat, dan alhamdulillah keluar sebagai juara,'' ujarnya sembari menyebutkan pembuatan robot Jangkar Bumi 2 itu menelan dana sekitar Rp 20 juta dan dibiayai secara swadaya.

Roboboat merupakan kompetisi antar universitas di seluruh dunia yang melombakan robot sebagai pemicu berkembangnya teknologi dan bermanfaat bagi manusia. Kompetisi ini diselenggarakan oleh AUVSI Foundations (Associations For Unmanned Vehicle Systems International) dan ONR (Departement of Navy,Science & Technology United States of America) di area danau Founders Inn and Spa,Virginia Beach,USA.

Tim Jangkar Bumi 2 sendiri, robot kapal menyerupai desain lambung Kapal Katamaran yang dioperasikan di perairan Kalimantan. Menurut Bima, kapal tersebut memiliki dua lambang yang terikat menjadi satu dengan daya angkut lebih besar.

''Inspirasi karya ini dilatarbelakangi oleh begitu banyak permasalahan di perbatasan wilayah maritim, dan maraknya <I>ilegal logging<P> akibat penjagaan yang kurang ketat,'' terangnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, robot kapal tersebut bisa difungsikan sebagai kapal pengintai tanpa awak yang dioperasikan dengan sistem sensor. Dia berharap robot kapal yang berhasil meraih penghargaan The Best Hull Design ini bisa dikembangkan dan dimanfaatkan di dunia militer ataupun kemaritiman. (jbsm/12)

KKN USM di Kelurahan Bongsari Ajar Siswa Pos PAUD Gosok Gigi

BELAJAR GOSOK GIGI: Siswa Pos PAUD Tirta Kenanga belajar gosok gigi, dengan dibimbing  mahasiswa KKN USM. (Harsem/dok)

SEMARANG - Mahasiswa Universitas Semarang (USM) yang KKN di Kelurahan Bongsari, belum lama ini melakukan penyuluhan  menjaga kebersihan sejak dini di Pos PAUD Tirta Kenanga. Sekitar 35 siswa diajarkan mencuci tangan dan menggosok gigi sehari dua kali.

Suasana terlihat riuh ketika rombongan delapan mahasiswa KKN memasuki ruangan kelas di Balai RW IV Bongsari itu.  Karena siswanya tergolong usia dini, antara dua sampai lima tahun, tak heran jika mereka ditunggui oleh orang tua atau neneknya.  Beberapa anak sempat menangis ketika acara berlangsung. Maklum, namanya juga anak kecil, butuh kesabaran ekstra untuk mendidik mereka.

Penanggung jawab acara itu, Fajar Agung Prasetyo menyatakan, sejak dini para siswa perlu diajarkan untuk menjaga kebersihan tubuhnya, yaitu dengan mencuci tangan sebelum makan dan menggosok giginya.

Untuk mempermudah para siswa belajar menggosok gigi, di layar proyektor LCD ditampilkan video cara menggosok gigi yang benar. “Dalam video itu ada gambar bagaimana   cara menggosok gigi, yang dimulai dari bagian depan dulu, setelah itu sampingnya. Baru kemudian gigi atas dan bawahnya,” ungkap Fajar kepada para siswa.

Tak hanya sebatas penyuluhan, para siswa juga diajarkan langsung untuk gosok gigi. Sebelumnya para siswa dibagi menjadi kelompok dan dibimbing oleh mahasiswa KKN atau gurunya. Setiap anak lantas diberi sikat gigi dan odolnya oleh mahasiswa KKN. 

Mereka kemudian keluar menuju depan kelas yang ada deretan pancuran airnya, sambil membawa gelas plastik. Dengan  dibimbing mahasiswa atau orangtua, anak-anak kecil yang lucu itu lantas mulai belajar menggosok gigi. Namun bagi yang sudah biasa gosok gigi, tentu hal yang mudah untuk melakukannya.

Menurut Ketua Pos PAUD Ny Sulistyowati, sekolah itu sudah berdiri sejak empat tahun lalu. Untuk biaya SPP-nya tergolong murah, hanya Rp 25 ribu. “Bahkan untuk anak yatim, kita bebaskan SPP-nya,” ungkapnya. Sekolah itu awalnya didukung Ketua RW IV Bongsari Suyanto yang menyumbang 10 meja dan 50 kursi. Honor untuk para guru yang lebih banyak bekerja sosial itu sangat minim, hanya Rp 75 ribu per bulan.

Untuk membuat pagar keliling tempat mainan anak, pihak sekolah harus berhutang Rp 5 juta pada sebuah BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat), dengan cicilan Rp 325 ribu per bulan. Ny Sulistyowati sangat berterimakasih pada mahasiswa KKN yang mau memberikan penyuluhan tersebut. “Apalagi didukung penayangan video, sehingga anak-anak lebih mudah lagi belajar menggosok gigi,” ungkapnya. (tab/12)

Indarto Raih Doktor, Penerapan GCG Kurang Efektif

Written By amoy ya annisaa on Kamis, 26 Juli 2012 | 10.11

Indarto (JBSM/dok)

SEMARANG- Tata kelola perusahaan  yang baik (Good Corporate Governance) menjadi suatu keharusan dalam rangka membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan berkelanjutan. Namun banyak perusahaan di Indonesia kurang efektif dalam  mengimplementasikan GCG.

Hal diungkapkan dosen USM, Indarto SE MSi dalam Disertasinya pada ujian terbuka doktor Fakultas Ekonomi Undip, baru-baru ini.Indarto mempertahankan disertasi dengan judul ''Peran Mekanisme Good Corporate Governance dan Budaya Organisasi dalam Menciptakan Kecerdasan Kolektif untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing dan Kinerja Berkelanjutan''.

Di depan Promotor, Prof Dr Miyasto SU, Co Promomotor I, Prof Dr Sugeng Wahyudi MM, dan Co Promotor II, Prof Dr Augusty Tae Ferdinand MBA, Indarto mengatakan, tidak efektifnya implementasi GCG di Indonesia disebabkan oleh perusahaan masih terfokus pada kinerja jangka pendek (profit jangka  pendek), masih sebatas memenuhi tuntutan  kepatuhan pada regulasi,kegagalan beradaptasi dengan perubahan  yang cepat dan masih rendahnya orientasi terhadap etika  dalam bisnis.

Selain itu juga kegagalan perusahaan dalam meredam konflik dan membangun sinergi dari para stakeholder-nya, serta kurangnya keterbukaan informasi dan belum menempatkan budaya sebagai dasar membangun GCG.

''Singkatnya, belum terwujud kecerdasan kolektif dalam proses implementasi GCG
di Indonesia,'' kata Indarto.

Menurutnya, penelitiannya ini mendasarkan pada Resource Based View dan Agency theory. Proposisi baru pada penelitian ini adalah proposisi kecerdasan kolektif yang merupakan kapabilitas organisasi yang diharapkan dapat meningkatkan  efektifitas implementasi GCG dan budaya organisasi untuk mewujudkan keunggulan bersaing dan kinerja berkelanjutan.

Kecerdasan kolektif menunjuk pada kemampuan berpikir dan bertindak visioner, inovatif, aspiratif dan etis yang dilandasi oleh nilai-nilai kebersamaan dan keharmonisan. Kecerdasan kolektif  diproksi dengan inovasi bisnis etis dan kolaborasi harmonis.

''Dalam penelitian ini terbukti bahwa kecerdasan kolektif mampu berperan dalam menciptakan keunggulan bersaing dan kinerja berkelanjutan melalui berkurangnya risiko keagenan, terciptanya hubungan harmonis dari seluruh stakeholder sehingga semua stakeholder merasa yakin dengan pertaruhannya di perusahaan.
 
Selain itu juga memampukan perusahaan dalam membangun sumber daya dan kapabilitas unik yang menjadi sumber keunggulan, meningkatkan efektivitas GCG dan membantu mentransformasi
pengetahuan kedalam praktek-praktek bisnis terbaik serta terbangunnya reputasi perusahaan yang baik.
Dalam ujian tersebut dosen FE USM kelahiran Magelang, 15 Mei 1969 itu dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude. (B18/jbsm14)

IKIP PGRI Ajukan Izin Jadi Universitas

Written By Sena on Rabu, 25 Juli 2012 | 09.55

 BERI ANUGERAH: Rektor IKIP PGRI Semarang Muhdi SH MHum memberikan anugerah kepada para pendiri institusi pendidikan tersebut diantaranya kepada, Drs Taruna, Drs Soepardjo, dan Sulistyo MPd pada peringatan Dies Natalis ke 31, Senin (23/7). (JBSM/Anggun Puspita)

SEMARANG- IKIP PGRI Semarang mengajukan izin menjadi universitas. Saat ini, institusi pendidikan keguruan itu tengah mempersiapkan persyaratan untuk memenuhi izin tersebut.
 
Rektor IKIP PGRI Semarang Muhdi SH MHum pada rapat senat terbuka Dies Natalis ke 31 kampus tersebut, Senin (23/7) mengatakan, memasuki usia ini merupakan momentum penting bagi pihaknya untuk menguatkan kelembagaan dan mengupayakan mutu serta jati diri, karakter para lulusan.
 
Sehingga, bersama Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) yang menaungi IKIP PGRI Semarang akan mengembangkan diri untuk berubah menjadi universitas.
 
''Kendati akan berubah menjadi universitas, namun kami tetap fokus pada keikipannya atau pendidikan keguruan. Sehingga, kami tetap akan mendidik calon guru untuk kedepannya,'' katanya, kemarin.
 
Selain fokus pada pendidikan keguruan, program studi ilmu murni di kampus tersebut juga tetap berlandaskan nilai-nilai karakter keguruan. Sehingga, tidak kehilangan jati dirinya sebagai lembaga pendidik tenaga kependidikan.
 
Pada saat ini IKIP PGRI tengah memenuhi persyaratan untuk menjadi universitas. Misalnya, melengkapi perbandingan jumlah program studi antara IPA dan IPS.
 
''Kami akan menambah prodi untuk bidang IPA terutama untuk ilmu murni. Kondisi ini agar target kelayakan bisa diselesaikan tahun ini. Sedangkan, kelayakan sarana prasarana, kami juga tengah mempersiapkan untuk membangun kampus baru,'' katanya.
 
Adapun, untuk menjadi universitas prodi baru juga akan dibuka seperti pendidikan teknologi informasi, pendidikan ekonomi. Kemudian untuk ilmu murni, yakni teknik elektro, teknik informatika, kesehatan rekam medis, dan psikologi.
 
Muhdi berharap, mulai tahun 2013 nanti pengajuan izin akan dilakukan, sehingga 2014 izin berubah menjadi universitas sudah keluar.
 
Pada peringatan Dies Natalis ke 31 tersebut turut hadir Ketua YPLP Sudharto MA, Koordinator Kopertis Prof Mustafid, Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo, dan jajaran pimpinan lainnya.
 
Disamping itu, juga ada penganugerahan Character Award bagi satuan pendidikan SMP dan SMA/SMK yang diraih SMP 1 Kudus. Kemudian, pemberian anugerah kepada pendiri IKIP PGRI Semarang kepada Drs Taruna, Drs Soepardjo, dan Sulistyo MPd. Serta orasi ilmiah oleh Dr Nurkolis MM dengan judul ''Urgensi Reformasi Manajemen Guru di Era Otonomi Daerah''.  (K3/jbsm/14)

Maanfaatkan Libur Untuk Renovasi Ruang Kelas

 REHAB: //Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan halaman sekolah yang masih cukup luas//
(HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI )

SEMARANG- SDN Dadapsari memanfaatkan masa libur sekolah untuk memperbaiki sejumlah ruangan kelas yang kondisinya cukup memprihatinkan. Selain atap bocor, permukaan tanah pada sejumlah ruangan kelas  lebih rendah sehingga jika hujan turun, ruang kelas dipenuhi air hujan.

Salah satu guru, Toha mengatakan pengajuan dana untuk perbaikan tersebut baru saja biasa dicairkan sehingga bisa merealisasikan pembangunan ruangan kelas.

Renovasi ruangan kelas dilakukan dengan peninggian permukaan tanah  pada lantai kelas hingga 1,5 meter. “Kami bersyukur bisa segera merehabilisati ruangan kelas ini, sengaja kami tinggikan untuk menghindari genangan air,” tuturnya kepada Harsem, belum lama ini.

Dia memperkirakan proses pengerjaan akan selesai pada awal September mendatang. “Total yang diperbaiki ada enam ruang, hingga saat ini sebagian sudah jadi,” jelasnya.
   
Toha mengisahkan, jika musim hujan tiba, sebelum melakukan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), hampir setiap hari ruangan kelas satu dan dua selalu digenangi oleh air hujan. “Tentu saja itu membuat kami jadi harus bersih-bersih dulu sebelum melakukan KBM, belum lagi akibatnya anak-anak pasti akan merasa tidak bersemangat belajar, karena capek” jelasnya.

Untuk kerusakan bisa dikatakan sangat parah. “Mulai dari lantai hingga atap memang butuh perbaikan, kalau tidak segera diperbaiki maka bisa membahayakan keselamatan para siswa,” jelasnya.

Sementara itu, hingga menunggu ruang kelas siap untuk dipergunakan lagi, para siswa dari kelas yang direhab memanfaatkan sekolah lain untuk KBM. “Kami ‘nunut’ di SDN Kuningan 04, jaraknya dekat kok, paling hanya 100 meter dari sekolah kami,” tambahnya.
    
Dikatakan, bantuan yang diperoleh sekolah total Rp 347 juta. “Rp 30 juta dalam bentuk meubel. Karena memang sudah banyak kursi, meja dan almari yang rusak dimakan rayap,” kata dia.
    
Dirinya berharap, setelah sekolah selesai dalam proses rehab, maka para siswa bisa melakukan KBM dengan lancar tanpa kendala. “Karena siswa kami cukup banyak, ada 385 siswa. Bagaimanapun juga mereka butuh perhatian khusus, karena mereka adalah calon generasi penerus bangsa,” tuturnya. (awi/14)

Biaya Masuk FK Undip Turun Rp 45 Juta -Jalur PSSB Kemitraan

Written By amoy ya annisaa on Selasa, 24 Juli 2012 | 09.51

PANTAU UM: Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi tengah memantau pelaksanaan Ujian Mandiri, Minggu (22/7) di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Kampus Tembalang. Seleksi penerimaan mahasiswa baru ini diikuti 14.944 siswa di 14 kota besar se-Indonesia dan memperebutkan 3.734 kursi. (HARSEM/JBSM/HARTATIK)

 
SEMARANG- Biaya masuk Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) berupa Sumbangan Pengembangan Manajeman Pendidikan pada jalur Program Seleksi Siswa Berpotensi (PSSB) Kemitraan tahun ini, turun sebesar Rp 45 juta.

Penurunan tersebut jika dibandingkan dengan tahun lalu yang besarannya mencapai Rp 225 juta.  ''Dari hasil rapat terakhir, SPMP Fakultas Kedokteran kami turunkan dari Rp 225 juta menjadi Rp 180 juta. Tidak hanya SPMP pada jalur PSSB Kemitraan saja yang mengalami penurunan, tapi juga berlaku untuk jalur SNMPTN dan Ujian Mandiri,'' katanya, kemarin.

Menurutnya, SPMP merupakan salah satu komponen biaya pendidikan yang dikenakan bagi mahasiswa yang mampu. “Sedangkan SPMP pada jalur PSSB Kemitraan kenapa lebih tinggi, dipergunakan untuk peningkatan mutu akademik sekaligus memberikan subsidi bagi mahasiswa yang tidak mampu.”

Sebagaimana diketahui Undip berkewajiban menerima mahasiswa tidak mampu sebesar 20 persen dari daya tampung sekitar 8.000 mahasiswa. Fakultas Kedokteran sendiri, memiliki daya tampung sebanyak 200 mahasiswa.

Jumlah itu terdiri atas SNMPTN jalur undangan (57 orang), SNMPTN ujian tulis (228), Ujian Mandiri (100), dan PSSB Kemitraan (60). Adapun FK memiliki tiga prodi meiputi Kedokteran Umum, Ilmu Keperawatan dan Ilmu Gizi.

Berdasarkan pantauan pelaksanaan Tes Potensi Akademik (TPA) PSSB Kemitraan, Minggu (21/7) di Gedung Widya Puraya Tembalang, diikuti  1.277 orang. Dari jumlah itu, Fakultas Kedokteran masih menjadi favorit dengan peserta sebanyak 274 orang. 

''Tes Potensi Akademik untuk peserta PSSB Kemitraan ini mengujikan 350 soal psikotes. Dilanjutkan wawancara psikotes pada Senin besok,'' imbuhnya.

Sedangkan UM digelar pada Minggu  (22/7), dengan pendaftar sebanyak 14.944 orang. Mereka memperebutkan 1.277 kursi. Adapun besaran SPMP bagi calon mahasiswa jalur UM di Fakultas Kedokteran turun dari Rp 125 juta menjadi Rp 120 juta. (J9/awi/JBSM/15)

Teliti Tafsir Anom, Arif Junaidi Raih Doktor

FOTO BERSAMA: Arif Junaidi berfoto bersama dengan anggota Sidang Senat Terbuka Pascasarjana IAIN Walisongo usai menjalani sidang ujian doktor di Gedung Pascasarjana IAIN Walisongo. (HARSEM/JBSM/KRISNAJI SATRIAWAN)

 
SEMARANG- Kajian kitab tafsir Alquran karya ulama lokal khususnya Jawa masih sangat minim. Kebanyakan, kitab tafsir yang dipelajari di sekolah madrasah dan pesantren adalah kitab dari ulama yang belajar langsung dengan Mekah seperti Tafsir A-Munir karya Syaikh Nawawi Banten, Tarjuman al-Mustafid Syaikh Abdur Rauf Sinkel Aceh, dan Tafsir Faidlur Rahman karya KH Soleh Darat Semarang.

Padahal, banyak karya kitab tafsir ulama Jawa yang tidak belajar langsung di Mekah.
''Seperti kitab tafsir Jalalain Basa Jawi karya Kiai Bagus Ngarfah atau Tafsir Djawen yang dibuat oleh Dara Masyitoh. 

Yang paling menarik adalah Kur'an Winedhar Juz I dan Tafsir Al-Qur'anul Adhim karya Raden Pengulu Tafsir Anom V dari Solo,'' kata Arif Junaidi saat mempertahankan disertasi “Tafsir Al-Qur'anul Adhim, Interteks dan Ortodoksi dalam Penafsiran Raden Pengulu Tafsir Anom V” pada Sidang Senat Terbuka Ujian Doktor di Gedung Pascasarjana IAIN Walisongo.

Di hadapan senat yang dipimpin oleh Rektor IAIN Walisongo Prof Dr Muhibbin MAg, Arif mengatakan, tafsir buatan Pengulu Tafsir Anom V sangat menarik karena terdiri dari dua edisi yakni dengan aksara Arab Pegon dan aksara Latin.

 Edisi pertama adalah karya asli dari Radeng Pengulu Tafsir Anom V yang dikumpulkan oleh anak-anaknya. Sedangkan kedua, ujar dia, hasil pengumpulan salah satu anaknya yaitu Prof KH Raden Muhammad Adnan.

''Karya Raden Pengulu ini sangat menarik karena tafsir itu mempunyai keunikan khususnya terkait intertekstualitas (hubungan antarteks) penafsiran. Di mana Raden Pengulu banyak mengutip kitab fiqih,'' jelas dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo ini. Menurut dia, pengutipan kitab fiqih ini tidak dilakukan oleh musafir lain.

Perujukan atau pengutipan kitab fiqih ini, papar pria kelahiran 8 Desember 1970 di Demak ini, dilakukan dengan memosisikan sebagai anutan. ''Keunikan lain dari tafsir ini adalah indikasi ortodoksi pemikiran Islam dari konteks Kasunanan Surakarta pada awal abad 20. Di mana saat itu keraton dianggap pusat sinkritisme Jawa oleh sarjana barat,'' papar Arif.

Dijelaskan, Radeng Pengulu Tafsir Anom V yang nama asli Raden Muhammad Qomar adalah seorang modernis. Saya tidak banyak mengetahui riwayat pendidikannya. Tapi, ia tidak belajar di Mekah,'' ungkapnya. (H85/JBSM/15)

Seleksi Mahasiswa IAIN Sangat Ketat

AWASI PESERTA: Pengawas tes jalur mandiri PMB IAIN Walisongo memantau peserta tes di Aula II kampus 3, belum lama ini. (HARSEM/JBSM/ZAKKI AMALI)

 
SEMARANG- Sebanyak 1.325 peserta mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri IAIN Walisongo Semarang tahun akademik 2012/2013 belum lama ini. 

Tes dimulai pukul 07.00 sampai selesai. Terbagi menjadi 98 ruang terpusat di kampus 3 IAIN, di sebar di Aula II, Fakultas Syariah (Gedung H, Gedung G, gedung M dan gedung L), fakultas Dakwah (gedung I gedung J), dan Gedung Serba Guna.

Peserta melakukan tiga kali tes. Yakni tes pengetahuan agama Islam (PAI), tes kemampuan bahasa (bahasa Indonesia, bahasa inggris dan bahasa arab), dan tes potensi akademik (TPA).

Rektor IAIN Walisongo, Prof Dr H Muhibbin MAg mengatakan, Seleksi pada tahun ini memang sangat ketat, tidak sembarang siswa bisa kami terima menjadi mahasiswa. “Tentu mereka yang kami pilih harus memiliki pengetahuan agama Islam yang baik juga," katanya.

Nantinya IAIN akan menerima 2.000 mahasiswa baru. "Penerimaan mahasiswa baru (PMB) jalur mandiri ini menunggu mahasiswa jalur PTAIN selesai registrasi semua. Sehingga kami bisa menentukan jumlah jalur mandiri yang nantinya akan diterima,” tandas guru besar Hukum Islam tersebut.

Ditambahkan, diharapkan mahasiswa yang diterima nanti memiliki kompetensi dan prestasi tidak hanya pengetahuan agama islam saja. Tetapi juga kemampuan di bidang potensi akademik dan kemampuan bahasa inggris dan bahasa arab yang baik. (H74/JBSM/15)

Tertarik Sejarah Karena Guru

Written By amoy ya annisaa on Senin, 23 Juli 2012 | 11.17


Awal ketertarikan Rabith Jihan Amaruli terhadap ilmu sejarah berawal ketika salah seorang guru SMA bisa menyampaikan materi pelajaran sejarah dengan menarik.

"Beliau sering bercerita kepada kami. Hingga kami benar-benar memperhatikan dan membuat kami tertarik," jelas dosen Jurusan Sejarah Undip ini.

Selain itu, dirinya dari awal memang tertarik dengan ilmu sosial. "Mulai sejak SMA, saya sudah tertarik ilmu sosial," jelas ayah satu putri ini.

Dirinya mengaku, terkadang merasa prihatin dengan anak-anak muda jaman sekarang yang tidak tertarik pada sejarah. "Karena seolah mereka tidak punya masa lalu," terang pria kelahiran Temanggung 19 Juli 1983 ini.

Diakuinya, kecenderungan saat ini, banyak orang mulai melupakan ilmu sejarah. "Terlihat dari tidak terlalu banyaknya mahasiswa yang masuk di jurusan Sejarah," jelasnya.

Upaya yang dilakukan untuk mencintai sejarah, diantaranya mulai mencintai sejarah yang berasal dari sekitarnya. "Misalnya mulai memahami Kota Semarang, karena saya yakin pasti banyak yang belum tahu seluk-beluk Semarang, salah satunya dengan bangunan-bangunan bersejarah," ujar dosen yang mengajar mata kuliah Metode Sejarah, Sejarah Islam serta Sejarah Barat/Eropa ini.

Sementara itu, mengenai karir, dirinya memang bercita-cita menjadi seorang pengajar. "Apalagi ayah saya dulu juga ngajar di IAIN Walisongo. Itu juga yang memotivasi," kata dia.

Akhirnya, setelah lulus dari S2 Ilmu Sejarah Undip, saat itu pula ada kesempatan untuk menjadi dosen. "Undip membuka formasi untuk dosen Sejarah, alhamdulillah saya diterima," jelasnya yang sudah bergabung dengan Undip sejak tahun 2009 lalu ini.(Awi/14)

Setiap Kemarau, Bangunan SDN Tinjomoyo 2 Selalu Retak

RETAK: Gedung Perpusatakaan SDN 2 Tinjomoyo retak di bagian belakang gedung. (Foto: Harsem/Wara Merdekawati)

TINJOMOYO - Berada di atas tanah yang kondisinya labil, menjadikan SDN Tinjomoyo 2 sering mengalami keretakan. Keretakan ini biasa terjadi saat musim kemarau. Salah satunya gedung perpustakaan yang sudah retak, ditambah lagi pondasi bangunan sudah menggantung.

Berdasarkan pantauan, bangunan perpustakaan yang retak terjadi di dinding bagian belakang sebelah kanan gedung. Retak tembok dari bagian bawah sampai atas dan tembus hingga bagian dalam. Tidak hanya dindingnya, lantai halaman gedung dan pondasi juga sudah mulai retak.

Gedung perpustakaan yang berada di pojok kanan sekolah ini, sebelumnya merupakan rumah dinas kepala sekolah, lalu direhab menjadi ruang kelas. Tetapi karena kondisinya membahayakan beralih fungsi untuk ruang perpustakaan. Untuk mencegah retakan semakin lebar, pihak sekolah hanya bisa menambal retakan dengan menggunakan semen.

Salah seorang guru, YB Suparno mengatakan, retaknya tembok disebabkan karena kondisi geografis tanah yang labil. Tanah yang menopang bangunan itu berada di atas tanah yang terus bergerak. “Di sini memang kondisinya tanah gerak,” katanya.

Untuk menghindari kerusakan lebih parah, pihak sekolah hanya mampu melakukan penambalan dinding yang retak dengan semen karena keterbatasan biaya yang dimiliki sekolah. "Sementara kita tambal dengan semen, untuk yang bagian dalam kita cat ulang," ujarnya, kemarin.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Tinjomoyo 2, Sutarman mengaku, sudah pernah mengajukan proposal bantuan rehab  ke Dinas Pendidikan Kota Semarang, namun sampai saat ini belum terealisasi. "Kita sudah mengajukan proposal permohonan bantuan tetapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut," katanya.

Untuk saat ini kondisi gedung masih relatif aman untuk digunakan, karena tanah masih belum begitu bergerak. Namun, meski begitu pihaknya merasa khawatir karena musim kemarau yang sudah datang. Pasalnya jika musim kemarau, kondisi tanah tidak dapat di prediksi. "Biasanya tanah di sini paling sering bergerak kalau musim kemarau," imbuhnya.

Dia menambahkan, saat ini SDN 2 Tinjomoyo, hanya memiliki lima ruang kelas, dengan jumlah siswa 118 dari kelas 1-kelas 6. "Kelas dua terpaksa bergantian dengan kelas 1, dan masuk siang," tambahnya. (wam/12)

Meriahkan HUT RI, Siswa SD Gelar Karnaval

KARNAVAL: Anak-anak mengikuti karnaval dalam rangka menyambut HUT RI dan menyambut datangnya bulan Ramadan. (Foto: Harsem/Wara Merdekawati)
 
BANYUMANIK - Ratusan siswa dan siswi SD se-Gugus Amarta UPTD Pendidikan Kecamatan Banyumanik, kemarin menggelar karnaval dan kirab budaya. Meskipun peringatan Hari Proklamasi masih bulan depan, tetapi tidak menyurutkan semangat mereka.

Para peserta berasal dari enam sekolah dasar, di antaranya SDN 1, 2, 3, SDN 02 Srondol Wetan, dan SD Al-Kamila. Mereka mengenakan berbagai kostum dan atribut, mulai dari polisi, tentara, dokter, hingga pakaian adat.

Dengan didampingi orangtuanya, para peserta sudah berkumpul sejak pukul 13.00, meskipun karnaval baru akan dimulai pukul 15.00. Karnaval mengambil start dari halaman SDN 02 Srondol Wetan di Jalan Karangrejo Raya, kemudian menyurui Jalan Meranti Raya lalu masuk ke perumahan di Jalan Gaharu dan finish kembali ke SD Srondol Wetan.

Selama perjalanan tentu saja mengundang perhatian banyak warga. Bahkan warga yang semula berada di dalam rumah menyempatkan diri keluar untuk sekadar melihat. Selain itu banyak warga yang mengabadikan momen satu tahunan itu dengan menggunakan kamera handphone.

Kepala Sekolah SD N 02 Srondol Wetan, Heni Tri Yuliastuti mengatakan, kegiatan karnaval diikuti oleh siswa dari enam sekolah yang berada di Gugus Amarta.

Karnaval dilakukan dalam rangka menyambut peringatan HUT Kemerdekaan RI dan untuk menyambut bulan Ramadan. “Tujuannya untuk memupuk kebersamaan antarsiswa, kedisplinan, dan jiwa patriotisme,” katanya, kemarin.

Salah seorang wali murid, Hermansyah, mengaku senang anaknya bisa ikut menjadi salah satu peserta karnaval. Dengan adanya kegiatan karnaval tersebut lebih mengenalkan lingkungan kepada anak-anak. ”Anak saya kebetulan diminta dari sekolah untuk mengenakan baju muslim karena tema acarnya memang untuk menyambut bulan Ramadan,” kata ayah dari Ipang ini. (wam/12)
 

Unissula Perkenalkan Mobil Hybrid


SEMARANG – Kendaraan bermotor yang irit bahan bakar merupakan dambaan setiap orang. Dambaan itu kini lahir di Provinsi Jateng di mana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung (FTI Unissula) meluncurkan mobil hybrid H-Molex (Hybrid Mobile Electric).

Kendaraan tersebut diperkenalkan di kantor gubernuran kemarin. Saat melihat hasil karya perguruan tinggi swasta itu, Gubernur Bibit Waluyo mengaku sangat mengapresiasinya. Menurut dia mobil itu merupakan hasil inovasi, kreativitas, dan ide terbaik mahasiswa FTI Unissula Semarang.

“Saya minta hal itu terus disempurnakan. Kadin (Kamar Dagang Indonesia) Jateng yang harus menindaklanjuti. Untuk ilmunya, tentu dari Unisulla Semarang,” katanya.

Ia sendiri sempat mencoba mengendarai mobil itu dengan berkeliling halaman kantor gubernur sebanyak dua kali. Tidak hanya apresiasi dari gubernur tapi mobil H-Molex itu juga mendapat respon dari museum rekor Indonesia (Muri) yang langsung dicatatkan dan mendapatkan penghargaan.

Pada kesempatan itu, penghargaan Muri diserahkan oleh Senior Manager MURI Paulus Pangka kepada Unisulla Semarang selaku penggagas sekaligus pembuat mobil  hybrid.
 
Tantang Traktor
 
Dalam hal ini, Bibit tidak sekedar memberikan apresiasi tapi juga ‘menantang’ Unissula membuat inovasi lainnya. Permintaan gubernur yakni Unissula mampu membuat traktor/ alat pembajak sawah dengan memanfaatkan tiga sumber energi yakni gas, tenaga surya, dan premium.

“Bagaimana kalau Unissula membuat traktor untuk membajak sawah dengan sumber energi dari gas, matahari, dan premium seperti mobil ini. Piye lah carane. Tolong diakali,” pinta gubernur.

Ia menilai pembuatan traktor itu sangat penting untuk mendukung sektor pertanian. Dengan adanya mesin buatan lokal yang hemat energi, maka akan semakin memudahkan para petani  mengingat harga bahan bakar minyak (BBM) kini sangat mahal dan semakin langka.

“Sekarang ini, hewan-hewan yang dulu untuk narik juga berkurang. Traktor dengan energi BBM juga mahal. Jika traktor itu bisa dibuat, tentunya akan meringankan beban petani,” harapnya.(ano/11)

‘Hijau Tunggak Semi’ Tanam Mangrove

Written By amoy ya annisaa on Jumat, 20 Juli 2012 | 10.29

TANAM MANGROVE: Ratusan pelajar dari berbagai sekolah menanam mangrove di pesisir Tapak, Kecamatan Tugu kemarin. (HARSEM/ADHITIA A-JBSM)

TUGU- Ratusan warga dari berbagai elemen, menanam mangrove di pesisir Tapak, Kecamatan Tugu Rabu (18/7). Aksi tersebut digagas Forum Hijau Tunggak Semi dan beberapa LSM lingkungan lain, serta didukung Pemprov Jateng. Penanaman tersebut dimulai sekitar pukul 09.00 dan berlangsung selama beberapa jam.

Ketua Forum Hijau Tunggak Semi Winarso mengatakan, kegiatan itu merupakan salah satu cara pihaknya untuk mengenalkan budaya cinta lingkungan sejak dini.

“Lewat kegiatan hari ini (kemarin), kami berharap para pelajar mulai sadar bahwa penyelamatan lingkungan harus dimulai sekarang juga. Kawasan pesisir Tapak misalnya, jika tak segera diselamatkan bakal semakin tergerus oleh abrasi,” jelasnya.

Gubernur Jateng pada sambutannya yang dibacakan Agus Syaifudin dari Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Jateng mengungkapkan, dalam satu dekade terakhir ini, abrasi di pesisir Kota Semarang mencapai 68,96 hektare. Sementara ekosistem mangrove yang rusak berat mencapai 11 hektare.

Aksi kemarin juga diikuti oleh siswa SMA Al Asror Gunungpati Semarang. Sebanyak 190 siswa baru sekolah tersebut diajak menanam mangrove. Kegiatan MOS dengan aksi di lapangan baru kali pertama dilakukan pihak sekolah. “Biasanya MOS hari terakhir di sekolah saja. Ini jauh-jauh hari ditawari panitia, jadi tinggal berangkat,” kata Mas'ud, staf pengajar yang mengawal siswa baru, di Pantai Maron.

Fasilitas transportrasi, perizinan, dan kegiatan telah digelar pihak panitia, sehingga tidak menyulitkan panitia MOS mengangkut siswa. Hanya saja, pemberangkatan harus tidak bisa bersamaan, sehingga siswi MOS perempuan datang terakhir.

Pengalaman pertama juga dialami oleh peserta MOS. Ahmad Mustakim (17) mengaku baru kali pertama menanam mangrove, meskipun rumahnya di Wedung Demak yang berada di pesisir pantai. 

Teguh Santoso (17) juga mengalami hal serupa berwisata di pantai sekaligus belajar tentang pelestarian lingkungan. “Agar anak-anak tahu fungsi dan manfaat mangrove, daripada hanya teori saja. Ini langsung aksi,” kata Mas'ud. (H35, H74, H71-JBSM/16)

Ingin menjadi guru yang professional merupakan cita-cita dari Zulaichah Dwi Astuti SSi.

 
SYIAR ISLAM: Melakukan orasi keagamaan di kawasan Taman KB Semarang, para siswa KB-TK-SDIT Bina Amal tersebut juga membagikan jadwal imsakiyah kepada masyarakat. Ingin Menjadi Guru Profesional
(HARSEM/ARISWASITAWIDIASTUTI)

Salah satu wali kelas lima SDIT Bina Amal ini mengatakan, salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalitas tersebut yakni melalui program setifikasi yang saat ini tengah diikutinya.
   
“Minggu lalu baru saja selesai ujian kompetensi akhir. Harapan saya tentu saja bisa segera mengantongi sertifikat resmi,” jelasnya kepada Harsem di sela mengajarnya, kemarin.
    
Target yang akan segera dipenuhinya jika nanti sudah bersertifikasi yakni akan tidak hanya akan meningkatkan kemampuan akademik siswa, namun juga karakter. “Karena memang pendidikan karakter selalu kami tanamkan di sekolah ini”, tuturnya. 

Ibu tiga putri ini mengatakan salah satu prestasi yang pernah diraihnya yaitu menjadi guru berprestasi tingkat UPTD Pendidikan Kecamatan Semarang Selatan.

 “Namun saat mengikuti lomba guru berprestasi untuk tingkat kota, saya hanya menduduki peringkat 10. Itu karena memang persiapan saya kurang,” ujar wanita kelahiran Semarang, 6 Februari 1978 ini.

Dia menuturkan terjun di dunia pendidikan karena mencintai dunia anak-anak, selain itu saya juga ingin mengamalkan ilmu yang dimiliki, meskipun latar belakang pendidikannya bukan sebagai pengajar.

“Saya dulu lulusan program S1 Biologi Unsoed. Untuk mendukung keinginan saya menjadi pengajar, saya mengambil program Akta 4 di Unissula,” paparnya.
    
Meski lulusan jurusan Biologi, dirinya pernah menjadi guru mata pelajaran IPA untuk sejumlah kelas. “Jadi bukan berarti ilmu Biologi tidak saya terapkan sama sekali,” jelasnya.
   
Sebelum menjadi guru, sejumlah jabatan di SDIT Bina Amal pernah dicicipinya. Diantaranya pernah menjadi kepala sekolah untuk periode 2007-2008 dan 2008-2009. “Selain itu saya juga pernah menjadi wakil kepala sekolah untuk bidang kurilum. Kalau sekarang selain guru saya juga menjabat sebagai coordinator litbang,” tuturnya. (awi/14)

Ajak Warga Untuk Berpuasa


SYIAR ISLAM: Melakukan orasi keagamaan di kawasan Taman KB Semarang, para siswa KB-TK-SDIT Bina Amal tersebut juga membagikan jadwal imsakiyah kepada masyarakat.  (HARSEM/ARISWASITAWIDIASTUTI)

SEMARANG- Para siswa KB-TK-SDIT Bina Amal mengajak masyarakat muslim untuk menunaikan ibadah puasa, pada Ramadan kali ini.
    
Syiar Islam tersebut di lakukan dengan cara berjalan kaki dari sekolah menuju Taman KB, kemarin.
    
Dengan membawa sejumlah poster dengan tulisan-tulisan yang berisi ajakan untuk berpuasa, para siswa yang didampingi oleh guru, komite sekolah serta beberapa orang tua siswa, mereka juga membawa jadwal imsakiyah.
    
Beberapa tulisan pada poster yang dibawa, diantaranya ‘Jangan berbohong’, ‘Sambut Ramadan dengan ceria’ serta sejumlah tulisan lain. Sementara untuk jadwal imsakiyah disebarkan kepada sejumlah warga yang keluar untuk menyaksikan para siswa.
   
 “Kebetulan selama dalam perjalanan, kami menggunakan pengeras suara, agar para warga keluar dan bisa mendapatkan jadwal imsakiyah dari kami. Selain itu jadwal juga dibagikan kepada warga yang sedang berada di Taman KB,” jelas Humas Panitia Gebyar Ramadhan 1433 H SDIT Bina Amal, Eliya Susbi kepada Harsem, kemarin.
    
Sedikitnya 750 lembar jadwal yang dibagikan kepada masyarakat yang mereka jumpai. Dalam menggelar aksinya tersebut, sekolah yang dikelola oleh Yayasan Bina Amal iru bekerjasama dengan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) dan DPUDT (Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid).
   
Dalam melakukan orasi keagamaan tersebut, para siswa dari TK juga mengadakan pagelaran tari, sedangkan untuk siswa SD menggelar teater yang berjudul ‘1001 lorong’.
 
“Untuk anak-anak sendiri, tujuan kami mengadakan kegiatan ini yaitu agar mengenalkan mereka tentang bulan puasa. Apa saja yang harus mereka lakukan selama bulan ramadhan, salah satunya dengan menjaga tutur kata dan tingkah laku,” katanya.
    
Sementara itu, selama bulan ramadhan, SDIT Bina Amal akan mengurangi jam belajarnya, yaitu pelajaran akan mulai dari jam 07.15 hingga 10.00. Untuk satu hari ada tiga mata pelajaran.

“Ini kami lakukan agar para siswa bisa lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa. Apalagi siswa dari kelas rendah ada yang pertama kali berpuasa, biasanya pelajaran selesai sampai siang,” jelasnya.
    
Selain itu, para siswa juga akan tetap meneruskan program ‘One day one ayat’. “Kalau program ini memang selalu kami lakukan sebelum melaksanakan KBM sehari-hari. Untuk program khusus ramadhan, sekolah kami akan mengadakan pesantren kilat selama tiga hari,” tuturnya.
    
Untuk libur akan dilakukan selama 20 hari. “10 hari menjelang lebaran dan 10 hari sesudah lebaran,” jelasnya.(awi/14)

SMAN 2 Mranggen Terima ISO 9001:2008, Berharap Gampang Dapat Bantuan

TERIMA SERTIFIKAT: Kepala Sekolah  SMAN 2 Mranggen Drs Siswandi MPd (kanan) saat menerima sertifikat  ISO 9001: 2008 dari Drs Anjang Wibowo (HARSEM/TEGUH ARGARI BISONO)

DEMAK- Kemarin SMAN 2 Mranggen meluncurkan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 di sekolah yang berlokasi di Perumnas Pucang Gading itu. Diharapkan setelah menerima sertifikat tersebut, sekolah tersebut akan lebih mudah mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Peluncuran sistem manajemen mutu tersebut ditandai dengan penyerahan sertifikat  ISO 9001: 2008  dari konsultan ISO, Indah Supriyatiningrum kepada Wakil Bupati Demak, yang diwakili Drs Anjang Wibowo. Selanjutnya sertifikat itu diserahkan kepada Kepala Sekolah  SMAN 2 Mranggen Drs Siswandi MPd.
 
Menurut Siswandi, untuk memperoleh sertifikat itu dibutuhkan perjuangan cukup berat yang dilakukan kepala sekolah sebelumnya, sejak sekolah itu berdiri tahun 1996. “Hanya saja pada tahun ini, ketika saya menjabat sebagai kepala sekolah, sertifikat itu akhirnya bisa diberikan. Kami berharap setelah ini dapat memberikan pelayanan yang lebih prima lagi kepada masyarakat,” ungkapnya, sewaktu memberikan sambutan.
 
Ditambahkan Suwandi, pihaknya juga tetap berharap mendapat bantuan sarana prasarana dan alokasi anggaran dari pemerintah. Prestasi yang diraih sekolah ini di antaranya sembilan alumninya telah diterima di PTN melalui jalur undangan, salah-satunya UGM. Pihaknya juga berharap sekolahnya bisa segera menjadi RSBI.
 
Dalam acara peluncuran tersebut, juga ditampilkan kebolehan para siswa sekolah tersebut. Seperti misalnya kegiatan Paskibra, yang tiga tahun berturut-turut menjadi juara di Demak, sehingga memperoleh piala tetap. 

Yang unik, gerakan pasukan pengibar bendera itu tidak monoton, namun dikreasi dengan kreatifitas seni. Seperti juga menembangkan “Cublak-cublak Suweng” dengan diiringi gerakan kaki yang lincah, sehingga memancing tepuk tangan para peserta acara tersebut.
 
Selain itu juga ditampilkan robot-robot karya para siswa tersebut dan penanaman pohon di halaman sekolah. Sedang Anjang Wibowo dalam sambutannya berharap dengan adanya sertifikat tersebut,  prestasi sekolah ini bisa dipertahankan. 

“Diharapkan dengan adanya ISO tersebut, kepercayaan pemerintah pada sekolah ini akan makin meningkat, sehingga SMAN 2 Mranggen bisa mendapat  bantuan lebih banyak,” tambahnya.
 
Anjang Wibowo juga membacakan sambutan dari Wakil Bupati Demak. Dalam sambutan tertulisnya, wakil bupati mengharapkan agar pihak sekolah dengan adanya sertifikat tersebut tidak cepat puas, namun bisa memacu semangat agar kinerjanya lebih meningkat lagi. (tab)    

Memaksimalkan Potensi Diri

Written By amoy ya annisaa on Kamis, 19 Juli 2012 | 09.46


Meskipun berasal dari satu desa di Kabupaten Bojonegoro, namun demikian Usman Ro'in selalu memiliki pola berpikir seperti orang kota pada umumnya.

Bahkan mungkin lebih maju daripada orang kota itu sendiri. Salah satunya dari semangatnya untuk menuntut ilmu. "Saya sengaja berani merantau karena ingin menghilangkan kebodohan," tegasnya.

Tujuannya, saat kembali ke masyarakat, berbagai pengalaman bisa dibagikan sebagai bentuk pengabdian pada tanah kelahiran.

"Bagi saya, tiada hari tanpa belajar. Karena ini adalah cara untuk memaksimalkan potensi diri, yaitu dengan selalu mengisi menit, detik dan jam demi jam dengan sesuatu yang berarti," jelasnya.

Kebiasaan yang dilakukannya untuk terus menambah ilmu yakni setiap akan tidur selalu menyempatkan diri untuk membaca buku.

 "Terus terang, saya terbawa suasana saat nyantri di Ponpes Daarun Najah Jrakah Tugu Semarang, dengan budaya siapa yang banyak mengkoleksi buku berarti keilmuannya diperhitungkan. Akhirnya, sayapun tidak mau ketinggalan," akunya.

Salah satu staff di Yayasan Amal PAPB ini dipercaya untuk mengajar kegiatan ekstra kurikuler. "Karena saya sendiri memang sangat mencinta dunia jurnalistik. 

Diantaranya saya pernah menjadi Pemred Buletin Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (Risma JT) juga pernah menjabat sebagai Pemred Buletin As Salam PC IPNU IPPNU Bojonegoro," ujar Pemred Buletin Al Ahad Yayasan Amal PAPB Semarang ini.

Dirinya juga pernahmengantarkan salah satu siswanya menjadi Juara I Lomba Penulisan Cerpen tingkat Jawa Tengah dan DIY Agustus 2011 atas nama Arifiani Nidiana Putri. "Bagi saya ini adalah kepuasan tersendiri," tandasnya.(Awi/14)

Kepastian Merger Tak Jelas, SDN Ngaliyan 06 Sepi Murid

TANPA MURID: Kondisi SDN 06 Ngaliyan yang sepi karena keterbatasan murid. Aktifitas belajar mengajar di kelas, hanya diisi tak lebih dari 10 siswa. (Lanang Wibisono, Anggun Puspita/jbsm/14)

 
SEMARANG- Tahun ajaran baru 2012/2013 baru saja dimulai, penerimaan peserta didik baru di seluruh sekolah dasar (SD) di Kota Semarang, disambut euforia dari siswa untuk menempuh pendidikan.

Namun riuhnya pendaftar seperti yang terjadi di sekolah-sekolah yang ada di Kota Semarang, tak terjadi di SDN 06 Ngaliyan.

Pasalnya, di tahun ajaran baru ini sesuai peraturan Dinas Pendidikan Kota, sekolah tersebut tidak diperbolehkan menerima peserta didik baru. Kebijakan itu harus dilaksanakan terkait dengan rencana merger dengan SDN 03 di wilayah Ngaliyan.

Kondisi tersebut membuat tidak ada satu pun murid baru yang mendaftar di sekolah ini. Di hari pertama tahun ajaran 2012/2013, tak banyak siswa yang terlihat mengikuti pelajaran sekolah. Tercatat, hanya ada 25 murid, dari kelas dua, tiga dan empat.  Sedangkan di kelas lima dan enam sudah tidak ada siswanya.

Kepastian merger ke SDN 03 yang tidak kunjung ada kejelasan, menyebabkan sekolah ini laksana hidup enggan mati tak mau. Kepala SD Ngaliyan 06 Semarang, Kuswardono mengatakan, tekait kapan merger akan dilakukan, pihaknya masih menunggu keputusan.

"Karena terganjal rencana merger itulah, sehingga kami tidak diperbolehkan menerima siswa baru," ungkapnya.

Berdasarkan hasil pantauan di sekolah yang terletak di Desa Desel Kecamtan Ngaliyan itu, Selasa (17/7), memperlihatkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Lokasi sekolah berada di pemukiman yang dikelilingi oleh kawasan industri. Apalagi sulitnya akses jalan menuju sekolah, menyempurnakan kesan terpencil di sekolah yang pernah meluluskan ratusan siswa tersebut.

Kondisi fisik SDN 06 itu pun mengkhawatirkan, yakni berada di atas bukit yang sekelilingnya tergerus oleh bangunan pabrik milik PT Indo Perkasa Usahatama (IPU).
Tahun ini, SD Ngaliyan 06 juga menjadi satu-satunya SD negeri dari 511 sekolah dasar di Kota Semarang yang terpaksa tidak mengikuti ujian nasional, karena tidak tersedianya siswa kelas enam.

"Terakhir kami menyelenggarakan UN tahun 2011 dengan kualitas lulusan yang sebetulnya tidak mengecewakan," kata Kuswardono.

Segenap tenaga pendidik di SDN 06 Dukuh Desel, berharap Pemkot Semarang segera mengambil sikap atas status sekolah yang menggantung.
Pasalnya sejak dua tahun terakhir ini, realisasi merger dengan sekolah lain, yakni SDN 03 sampai sekarang belum jelas.

Sementara itu menanggapi apa yang terjadi pada sekolah tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bunyamin mengatakan, akan menindaklanjuti laporan dari UPTD Pendidikan Kecamatan Ngaliyan mengenai kondisi sekolah tersebut.

''Jika memang harus dimerger maka kami akan lakukan upaya tersebut. Namun, kami akan menghabiskan dulu sisa murid yang ada di sekolah itu,'' ungkapnya. (Lanang Wibisono, Anggun Puspita/jbsm/14)

Pendekatan Filosofi Untuk Mencapai Keadilan

Written By Sena on Rabu, 18 Juli 2012 | 09.11

 
KONFERENSI HUKUM: Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD berbicara pada Konferensi Nasional II ''Filsafat Hukum dan Kemajumukan Masyarakat Indonesia'', Senin (16/7), di Universitas Katholik (Unika) Soegijapranata.
(JBSM/Hartatik)

SEMARANG- Filsafat hukum seringkali dianggap sebagai salah satu materi yang ''berat'' karena banyak berkaitan dengan pemikiran-pemikiran filsafati dan mendasar tentang hukum. Namun dari optik filsafat hukum inilah dinamika hukum bisa diteorikan ke dalam sistem.
    
''Untuk dapat menciptakan kenyataan yang lebih baik, selalu diperlukan proses bolak-balik antara realita dengan teori,'' ujar Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dalam Konferensi Nasional ke-2 Asosiasi Filsafat Hukum Indonesia (AFHI) bertema "Filsafat Hukum dan Kemajemukan Masyarakat Indonesia" di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Senin (16/7).
    
Dalam kesempatan itu, Mahfud menyoroti soal jaminan dan perlindungan terhadap kemajemukan bangsa dari sudut pandang konstitusi dan MK. Di era otonomi, banyak bermunculan raja-raja kecil sehingga memunculkan sentimen kedaerahan. Menurutnya, urusan konsep pluralisme sudah selesai. Namun belakangan ini, konflik-konflik yang dilatari oleh rendahnya toleransi terhadap perbedaan lebih sering terjadi.
    
Menurutnya, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, tidak saja merupakan konstitusi politik melainkan juga konstitusi sosial dan ekonomi. Atas dasar ketentuan-ketentuan di dalam UUD 1945 itu, seluruh warga negara dengan beragam identitas kultural, suku, jenis, kelamin dan agama mendapatkan jaminan dan perlindungan negara. Hal ini berarti juga bahwa negara tidak boleh sedikitpun mendiskriminasi warganya dengan dalih dan alasan apapun.
    
Sementara itu, Ketua Asosiasi Filsafat Hukum Indonesia B Arief Sidharta mengatakan, melalui konferensi ini diharapkan semangat kebersamaan di antara para pemikir hukum terkemuka di Tanah Air dalam mendiskursuskan topik-topik hukum yang fenomenal, namun dilakukan dengan kaca mata dan pisau analisis yang fundamental dan reflektif kritis.    

''Forum-forum seperti ini terbilang mulai langka di dalam komunitas ilmiah di Indonesia,'' katanya.
    
Anggota AFHI Dr Shidarta MHum menambahkan, putusan hukum dengan pendekatan positivisme tidak selalu tepat. Hukum selalu merupakan hukum positif dan positivisme hukum terletak pada fakta bahwa hukum itu dibuat dan dihapuskan oleh tindakan manusia terlepas dari moralitas dan sistem norma itu sendiri. Kepastian hukum merupakan keniscayaan bagi kaum legal-formalistik.
    
Bahwa yang namanya hukum harus tertulis dan (tanpa pandang bulu) ditegakkan sesuai aturan yang berlaku. Namun, setelah aturan hukum tertulis tersebut diterapkan kepada setiap tindakan manusia apakah keadilan yang akan tercipta? Dia mengatakan, perspektif hukum semestinya juga dilihat dengan pendekatan filosofi agar hukum tidak hanya tajam ke bawah tapi juga ke atas. (J9/jbsm/14)

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger