Diberdayakan oleh Blogger.
Latest Post

Umumkan Hasil UKG Harus Lebih Bijaksana

Written By Sena on Kamis, 30 Agustus 2012 | 11.42

 Sulistiyo
(HARSEM/DOK)


JAKARTA- Ketua Umum PB PGRI, Sulistiyo meminta kepada Kemdikbud untuk lebih bijaksana dalam mengumumkan hasil UKG. Menurutnya, dengan mengumumkan hasil UKG yang rendah, akan mengikis kepercayaan para orang tua murid.
 
"Dengan mengumumkan nilai UKG yang rendah, yang katanya ada yang mendapat nilai nol akan menyebabkan kepercayaan orang tua murid kepada guru menjadi berkurang. Anak-anak bisa saja menjadi tidak hormat lagi kepada gurunya. Padahal, ini bukan kesalahan guru," tegasnya.
 
Anggota DPD dari Provinsi Jawa Tengah itu mengatakan, hasil UKG tidak bisa dijadikan sebagai peta atau gambaran kompetensi guru yang sebenarnya. Oleh karena itu, dirinya berharap kepada pemerintah untuk menyiapkan pembinaan dan pelatihan kepada para guru secara serius.
 
"Saya curiga UKG ini tidak menggambarkan kompetensi guru yang sebenarnya. Jika belum bisa menggambarkan, maka perlu ada upaya lain dari pemerintah. Kami ingin pembinaan dilakukan dengan sebaik-baiknya," tandasnya.
 
Untuk pelaksanaan UKG gelombang kedua, pihaknya berharap agar pemerintah dapat mempersiapkan dengan matang, utamanya tempat ujian dilaksanakan. Sehingga, tidak terjadi masalah yang justru merugikan guru. "Harus diseleksi dulu TUK mana saja yang siap, jangan sampai menyelenggarakan UKG di TUK yang bermasalah," pungkas Sulistiyo. (K32/JBSM/15)

Undip Berikan 22 Sertifikat Tanah

 SERAH TERIMA: Penyerahan sertifikat diberikan oleh Rektor Undip, Prof Sudharto P Hadi kepada warga. (HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI)

SEMARANG- Proses pemberian sertifikat tanah warga sekitar Undip yang sebagian tanahnya digunakan oleh Undip akhirnya memasuki tahap final. Dari 28 sertifikat yang dijanjikan, 22 di antaranya sudah diberikan kepada pemilik tanah. Sebagian tanah warga Kampung Baskoro, Jurang Blimbing dan Bengkek Kelurahan Tembalang tersebut digunakan untuk kebutuhan Undip.
    
Untuk itu, Undip membayar ganti rugi dan menjanjikan sertifikat tanah kepada masing-masing pemilik tanah. Rektor Undip, Prof Sudharto P Hadi mengatakan, pihaknya mengucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada para pemilik tanah yang sudah merelakan tanah mereka digunakan oleh Undip.
    
“Insya Allah ini tidak sia-sia, karena tanah ini digunakan untuk keperluan pendidikan. Untuk masa depan bangsa,” kata dia. Selain itu, dirinya berharap mahasiswa Undip membawa manfaat bagi warga sekitar. “Warga bisa membuka kos-kosan atau tempat makan,” tambahnya.
    
Sementara itu, ketua penyertifikatan tanah Undip, Mulyadi mengatakan, sejauh ini permohonan sertifikat relokasi warga sebagian sudah diberikan. “Masih ada beberapa sertifikat lagi yang belum, saat ini sedang proses penyelesaian,” kata dia.
    
Paling tidak, sertifikat yang lain akan diselesaikan pada minggu depan. “Setelah sertifikat diberikan, diharapkan warga juga memenuhi kewajiban yang sudah dijanjikan,” terangnya.
    
Sementara itu, Kepala Kantor Pertanahan Kota Semarang, Bambang Priyono menjelaskan sertifikat yang sampai saat ini belum diberikan akan segera diselesaikan pembuatannya. “Tidak menunggu sesudah lebaran, besok sertifikat tersebut sudah jadi,” janjinya.
    
Untuk keterlambatan enam sertifikat lain karena ada kesalahan data dari komputer. “Tapi sudah kami perbaiki, jadi intinya hanya kesalahan teknis saja,” terangnya.
    
Pada kesempatan tersebut dirinya berpesan agar sertifikat tanah tersebut dijaga, jangan sampai hilang. “Jangan sampai hilang, karena kalau hilang urusannya repot dan biaya pengurusannya pun tidak sedikit,” kata dia.
    
Dan karena sertifikat tersebut HM (Hak Milik), bisa digunakan sebagai modal usaha. “Tapi kalau ingin dijadikan sebagai modal usaha juga harus diseriusi, harus sungguh-sungguh,” tandasnya. (awi/15)   

Berzakat Latih Kepedulian Sosial Siswa

 LATIH KEPEDULIAN: Para siswa berzakat untuk melatih kepedulian para sesama.
(HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI)

SEMARANG- Pada setiap bulan Ramadan, umat muslim berlomba-lomba mengumpulkan pahala. Salah satunya dengan berzakat.  Zakat tidak hanya dilakukan oleh umat muslim dewasa, namun haruslah dilakukan sedini mungkin. Tak terkecuali dengan yang dilakukan oleh puluhan siswa SD Muhammadiyah 01.
    
Kepala sekolah, Sadiyo mengatakan, zakat dilakukan oleh para siswa untuk melatih jiwa kepedulian pada para siswa. “Ada beberapa siswa yang berasal dari keluarga berkecukupan, namun tidak sedikit siswa yang layak dibantu,” paparnya.
    
Untuk itu, zakat dilakukan dari siswa dan untuk siswa. “Jadi zakat dari siswa, kami berikan ke siswa lain yang berasal dari keluarga kurang mampu,” kata dia. Jumlah keseluruhan ada 60 bungkus beras. “Masing-masing bungkus beras seberat 2,5 kg,” tambahnya
 
Sedangkan, sekolah juga memperbolehkan siswa yang berzakat dalam bentuk uang yaitu masing-masing Rp 20 ribu. “Untuk keseluruhan, jumlah uang yang terkumpul ada Rp 1 juta,” kata dia.
Pengumpulan zakat salah satu kegiatan mengisi kegiatan pesantren kilat Ramadan ini. Guru PAI, Amin Yasro mengatakan, ada beberapa materi yang disampaikan pada pelaksanaan pesantren ini.
   
 “Di antaranya materi tentang akhlak, baca Alquran serta pemutaran film tentang keagamaan,” paparnya.  Ada pula kegiatan yang merupakan tradisi sehari-hari. “Yaitu sholat Dhuha, selama Ramadan ini juga kami adakan,” jelasnya.
     
Dikatakan, untuk tujuan dari pesantren kilat ini yaitu untuk memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih giat dalam beribadah. “Jadi yang kami sampaikan selama pesantren kilat ini di antaranya seni, ibadah serta akhlak,” ujarnya.
    
Pesantren diikuti oleh siswa mulai dari kelas satu hingga enam. “Bahkan siswa kelas satu sudah kami biasakan untuk mengikuti sholat Dhuha, ini untuk membentuk keimanan mereka. Semakin dini maka akan semakin baik,” paparnya. (awi/15)

SMPIT PAPB, Buka Bersama dengan Busana Merah Putih

 HUT RI: Para siswa mengikuti pesantren kilat sekaligus perayaan HUT RI di sekolah. (HARSEM/DOK )


SEMARANG-Meskipun perayaan hari kemerdekaan RI pada tahun ini di tengah bulan Ramadan, namun hal itu tidak mengurangi semangat ratusan pelajar SMPIT PAPB untuk tetap bisa merayakannya.
    
Para siswa merayakannya dengan mengadakan buka bersama. Buka bersama sekaligus dilakukan sebagai penutupan pesantren kilat yang diikuti para siswa mulai tanggal 8 Agustus hingga 14 Agustus.
    
Para siswa juga mengenakan pakaian merah putih. Ketua panitia pesantren, Ery Handayani mengatakan, kegiatan tersebut mengangkat tema “With the Spirit on Ramadhan We Train Ourselves To Be Care and Discipline”.
    
“Kami mengambil tema itu karena pelaksanaannya berdekatan dengan peringatan HUT RI, jadi ada semangat yang ingin kami angkat,” jelasnya. Pada kegiatan tersebut, para siswa juga diajak untuk merentangkan bendera Merah Putih. “Tujuannya untuk memupuk rasa nasionalisme di benak masing-masing siswa,” jelasnya.
    
Tak hanya itu, untuk memeriahkan acara, para siswa juga mengikuti sejumlah perlombaan. Di antaranya estafet kelereng, caping, catur, tebak gambar dan scrable. “Namun karena ini kan acara keagamaan juga, jadi ada materi keagamaan yang kami sampaikan kepada para siswa,” kata dia.
 
Materi yang disampaikan di antaranya tentang mencintai Alquran, fikih puasa, pementasan teater, hipnomotivasi, serta kegiatan rutinitas sholat lima waktu, tarawih, tahajud dan sholat Dhuha secara berjamaah.
 
“Kami ingin kualitas sholat anak-anak bisa lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya,” tambahnya. Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Amal PAPB, Prof Ali Mansyur merasa senang dan mendukung sepenuhnya kegiatan saat membuka acara ini. 

“Generasi muda saat ini harus memiliki bekal fondasi dasar keagamaan, salah satunya dengan kegiatan pesantren ini. Sebab, dalam pesantren berbagai keilmuan Islam diajarkan dalam rangka membekali anak-anak semua menjadi insan yang mulai baik dengan sesama manusia, lebih-lebih oleh Allah SWT,” tandasnya. (awi/15)

Boneka Flanel Jadi Idaman Wisudawan

FLANEL BATIK: Pemilik Bonbon Flanel, Mifta Hasmi tengah merampungkan pesanan. (HARSEM/HANUNG SOEKENDRO-JBSM)

SEMARANG- Jelang musim wisuda di beberapa perguruan tinggi, suvenir wisuda mulai diburu. Termasuk boneka flanel dari rumah boneka Bonbon Flanel yang terletak di Randusari Semarang.

Bahkan, lantaran keterbatasan tenaga dan mepetnya waktu pengerjaan, tak sedikit pesanan yang ditolak.
Pemilik Rumah Boneka Bonbon Flanel, Mifta Hasmi (23), mengatakan pesanan yang ia layani bukan hanya dari kampus-kampus di Semarang. 

Justru banyak yang berasal dari luar kota, semisal Yogyakarta, Solo dan beberapa wilayah di Jawa Timur. Beruntung, ia telah menyetok suvenir boneka wisuda terlebih dulu. Sehingga hampir semua pesanan bisa dilayani tepat waktu.  

“Produk ini handmade (buatan tangan). Pengerjaanya mengandalkan ketelitian. Kalau dipaksanakan menerima pesanan terlampau banyak, khawatir tidak maksimal,” kata Mifta saat ditemui di kediamannya, Selasa (28/8).

Suvenir boneka flanel yang disukai pembeli bentuknya masih standar. Berupa replika orang yang akan diwisuda, ciri-ciri boneka juga disesuaikan dengan orangnya. Semisal menggunakan kacamata, tahi lalat, jilbab, atau anting. Alasan lain model ini disukai adalah hargaya yang terbilang murah. Untuk ukuran paling kecil yakni 10 cm, hanya Rp 15.000.

Selain boneka wisuda, ia juga membuat suvenir atau kado pernikahan serta boneka kartun. Ia mengetahui jika memilih kado untuk orang yang dicintai memang tidak mudah. Tidak hanya sekedar bagus atau lucu saja, tapi kriteria unik sebaiknya juga terpenuhi. Oleh karenanya saat ini Mifta telah mengombinasikannya antara kain flanel dengan perca batik.

“Potongan-potongan kain batik dijadikan kebaya atau pakaian boneka. Hasilnya lebih bagus dan mengurangi ongkos produksi. Ini juga yang membedakan dengan produk lain,” kata Mifta yang telah memulai usahanya setahun silam.

Ia menyadari, kekuatan bisnis kreatif terletak pada ide-ide segarnya. Konsumen juga selalu menginginkan hal baru. Meskipun bagus dan murah, namun jika terkesan biasa tetap tidak akan diminati. 

Hal ini terlihat dari pesanan yang ia terima, mulai dari boneka Angry Bird, gantungan kunci, tentunya selain boneka wisuda dan boneka suvenir pernikahan. Dua produk terakhir adalah yang paling diminati pembeli.

Harga masing-masing boneka bervariasi. Disesuaikan dengan ukuran, model serta aksesorisnya. Ada yang dipatok dengan harga puluhan hingga ratusan ribu. Mengenai pemasaran, ia mengandalkan online. (H81-JBSM/16)

Tersiksa di Dunia Kerja, Lari ke Dawai

Yuda Prayitno (HARSEM/Adhitia A-JBSM)
 
SEMPAT mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Yuda Prayitno (36) harus pindah ke Semarang untuk menuruti orang tua. 
 
Dia kemudian menyelesaikan kuliah di salah satu universitas swasta di jurusan teknik elektro. Usai diwisuda, Yuda lantas bekerja di beberapa perusahaan yang sejalur dengan jurusannya.

Tapi bekerja tak sesuai dengan apa yang disuka membuatnya ‘tersiksa. Pria kelahiran Kendal itu akhirnya memutuskan keluar dan pindah profesi. Kini, dia menjadi pengajar di salah satu sekolah musik di Semarang yang membidangi gitar klasik.

“Saya belajar memetik gitar secara otodidak. Saya belajar dari teman-teman sepermainan dulu. Waktu itu, ingin belajar di sekolah musik tapi tak mungkin karena biayanya mahal,” jelas Yuda saat ditemui di ruang kerjanya Selasa (28/8).

Saat diterima di ISI jurusan musik, dia mengaku sangat senang. Namun, mengingat pesan orang tua, dia akhirnya memilih meninggalkan Jogja meski belum genap satu tahun kuliah. 
 
Di Semarang, selain menimba ilmu di bidang elektro, dia juga menimba ilmu gitar di sekolah musik. Dia lantas melampiaskan kegemarannya dengan memetik dawai gitar dari kafe ke kafe. Yuda selama beberapa tahun bergabung dalam band Dimensi dan sempat mewarnai dunia musik Semarang.

Keahliannya memetik gitar juga terus diasah. Gitar klasik menjadi perhatian khususnya karena memiliki karakter khas. Dia juga berkali-kali mengikuti festival di tingkat nasional. Terakhir, bulan lalu dia mengikuti Surabaya Guitar Festival dan berhasil menyabet juara dua.

Kini, Yuda coba menurunkan keahliannya itu pada anak didiknya. Setiap hari, ada 5-10 siswa yang mengikuti kelasnya.

“Sebagian besar murid saya adalah anak-anak. Tapi ada juga remaja dan orang tua,” tambahnya.
Kemarin Yuda juga membuktikan kepiawaiannya dalam memetik gitar dengan berbagai teknik. Salah satunya yakni teknik memukul tubuh gitar yang seolah membuat alat musik tersebut sebagai perkusi.
 
Yuda menegaskan, gitar bisa menjadi sumber bunyi apapun dengan kreativitas pemusiknya masing-masing. Yang utama, bunyi yang dihasilkan bisa diterima oleh pendengar. (Adhitia Armitrianto-JBSM/16)

Halal Bihalal YBWSA Jadi Momen Instrospeksi

H Hasan Toha Putra (HARSEM/DOK)

 
SEMARANG- Keluarga besar Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) belum lama ini mengadakan halal bihalal yang dipusatkan di Unissula. Acara dihadiri ribuan pegawai, karyawan, dosen, maupun guru  di lingkungan yayasan tersebut baik dari tingkat universitas, dikdasmen, hingga Rumah Sakit Islam Sultan Agung.

Ketua Umum YBWSA H Hasan Toha Putra MBA mengimbau agar halal bihal tersebut dijadikan momen bermuhasabah. “Kita harus menjadikan momen yang baik ini untuk bermuhasabah, mengadakan instrospeksi terhadap diri sendiri dan menjawab pertanyaan mengapa kita bekerja di yayasan ini.  Mari kita luruskan niat bekerja di lingkungan yayasan hanya semata mata untuk beribadah kepada Allah dan bukan karena motif motif lainnya” ungkap Hasan Toha.

Tak lupa ia juga mengingatkan untuk merenungkan apa sejatinya makna Ramadan dan adakah yang tersisa atau didapatkan dari berbagai ibadah di bulan yang suci tersebut. Dalam kesempatan tersebut secara simbolis Hasan Toha Putra juga menyerahkan tali asih kepada 13 calon jamaah haji yang akan berangkat tahun ini  di lingkungan YBWSA.

Dalam kesempatan tersebut juga ceramah yang disampaikan oleh Ustad Ainul Yaqin. Ia memaparkan bahwasanya ibadah puasa Ramadan merupakan medium yang dipilih oleh Allah untuk membentuk manusia bertaqwa dengan derajat tertinggi agar menjadi pribadi pribadi dengan titel muhsinin. “Mempertahankan derajat ketaqwaan tertinggi bukanlah pekerjaan yang ringan terlebih paska-Ramadan,” ungkapnya.

Ia kemudian mengungkapkan rahasia besar bagaimana manusia bisa mencapai derajat ketaqwaan dan mempertahankannya sebagaimana metode yang dipakai Imam Ibnu Taimiyyah. Menurut Imam Agung tersebut ada empat cara yang bisa ditempuh. Pertama merasa senantiasa diawasai oleh Allah SWT.

Sehingga sangat penting untuk mengkondisikan diri bahwa segala tindakan, ucapan, maupun pemikiran kita diawasi Sang Khaliq dan tidak ada ruang sedikitpun bagi kita untuk luput dari pengawasannya. “Sehingga kita seharusnya malu jika berpikir, berkata, berbuat yang tidak sesuai syariat,” tambahnya.

Tanpa adanya sikap merasa diawasi oleh Allah tersebut menjadikan manusia lupa diri sehingga tidak mengherankan jika tanpa kesadaran tersebut misalnya sistem hukum yang dibangun manusia tidak bisa memberantas kejahatan. Karena manusia hanya merasa diawasi penegak hukum dan berusaha mencari celah untuk menyelamatkan diri.

Kedua senantiasa mengingat akan hari dimana manusia dibangkitkan Allah dari alam kubur. Ketiga, senantiasa mengingat limpahan nikmat yang diberikan Allah. Dan yang keempat senantiasa mengingat mati. Mengingat akan datangnya kematian merupakan kontrol yang sangat efektif agar manusia hidup dengan jalan yang benar sesuai yang telah diajarkan Sang Nabi.

Seluruh amalan baik ketika hidup di dunia akan menjadi bekal dan sahabat yang menyenangkan ketika seorang manusia dijemput kematian sementara perbuatan perbuatan buruk, maksiat, zina, kufur, durhaka, korupsi dan lain lain justru akan menjadi beban yang menghinakan di alam kubur.

“Kematian merupakan sesuatu hal yang pasti akan datang kepada mereka yang bernyawa sehingga sangat penting untuk mengingat akan datangnya ketentuan tersebut agar kita menjadi manusia yang mampu mengendalikan diri dari perbuatan perbuatan buruk,” tegasnya. (15)

Rektor Undip Ajak Mahasiswa Baru Bersepeda ke Kampus

BERI ARAHAN: Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi memberikan arahan tentang pendidikan karakter saat program penerimaan mahasiswa baru (PMB) di Ruang Teater FISIP, Tembalang, Selasa (28/8). (HARSEM/JBSM/HARTATIK)

SEMARANG- Mencintai kampus dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah peduli dengan lingkungan. Hal itu ditekankan selama penerimaan mahasiswa baru (PMB) berlangsung.  

Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Prof Sudharto P Hadi mengajak mahasiswa baru agar bersepeda ke kampus. Undip sendiri, setiap Jumat rutin mengadakan kegiatan gowes keliling kampus. Tiap fakultas disediakan 50 sepeda untuk dipinjam gratis.

''Saya berharap ada perwakilan dari masing-masing fakultas yang rutin ikut gowes,'' ujarnya, kemarin, di sela-sela PMB FISIP Undip. Dengan memanfaatkan fasilitas sepeda ini, lanjutnya, dapat membantu menunjang aktivitas kampus melalui moda transportasi yang sehat dan nyaman. 

Program gowes ini merupakan upaya untuk mewujudkan sarana transportasi yang aman, terawat dan ramah lingkungan. Dia juga berharap, bersepeda ke kampus akan tercipta lingkungan yang lebih ramah, sehat dan bersahabat.

Dengan begitu, para civitas akademika Undip pun akan sehat, bahagia serta peduli terhadap sesama dan lingkungannnya. Sementara itu, salah satu materi yang diberikan pada kegiatan PMB adalah peraturan akademik. Nurul Hasfi, salah satu pengajar menerangkan tentang pentingnya mahasiswa menjalin komunikasi dengan dosen wali.

"Dosen wali tidak cuma sekedar didatangi pada saat pengisian KRS (Kartu Rencana Studi-red), biasakan untuk menjalin komunikasi dan ceritakan jika ada kesulitan,'' katanya.

Nurul juga mengatakan dosen wali punya peranan strategis mengantarkan mahasiswa meraih kesuksesan selama menjalani studi. Mereka pun akan dengan terbuka memberikan bimbingan akademik tentang cara belajar yang paling efektif di perguruan tinggi. (J9/JBSM/15)

Ketahuan Mampu, Bidikmisi Bisa Dialihkan -Unnes Salurkan 1.670 Beasiswa Bidikmisi

SERAHKAN BIDIKMISI: Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo menyerahkan beasiswa Bidikmisi kepada mahasiswa baru tahun akademik 2012/2013, kemarin di kampus Unnes Sekaran. (HARSEM/JBSM/ANGGUN PUSPITA)

SEMARANG- Perguruan tinggi yang mengalokasikan Bidikmisi dapat mencabut hak beasiswa dari penerima jika dalam perjalanan yang bersangkutan ketahuan dari kalangan mampu. Beasiswa tersebut akan dialihkan bagi mahasiswa miskin tapi berprestasi yang lebih membutuhkan.

Hal itu disampaikan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Sudijono Sastroatmodjo pada saat menyalurkan Bidikmisi kepada mahasiswa baru tahun akademik 2012/2013, Selasa (28/8), di kampus Unnes Sekaran Gunungpati. Dia mengatakan, sangat mungkin Bidikmisi dialihkan kepada mahasiswa yang lebih membutuhkan, jika mahasiswa yang menerima sebelumnya ketahuan dari kalangan mampu.

''Dari tinjauan dan pengawalan yang kita lakukan selama ini, memang ada salah satu mahasiswa yang sebelumnya dari kalangan tidak mampu namun dengan berjalannya waktu ada perbaikan ekonomi di keluarganya. Sehingga akan kami lakukan pemindahan ke mahasiswa yang lebih membutuhkan beasiswa tersebut,'' ungkapnya, kemarin.

Dalam menyalurkan Bidikmisi dari pemerintah, Unnes mengambil peran secara utuh dengan segala konsekuensinya. Artinya, tidak hanya memberi kemudian melepas begitu saja para mahasiswa penerima, tetapi juga menciptakan komunikasi yang baik dan bimbingan secara intens.

Adapun, pada tahun akademik 2012/2013 ini Unnes kembali menyalurkan Bidikmisi dengan jumlah terbanyak dan tercepat se-Indonesia, yakni 1.750 beasiswa di waktu penerimaan mahasiswa baru. Namun pada tahap pertama ini baru tersalur 1.670 beasiswa, sedangkan sisanya menunggu proses verifikasi dari calon mahasiswa yang mengikuti seleksi di prodi-prodi yang baru dibuka oleh Unnes.

''Dalam buku tabungan mahasiswa baru penerima Bidikmisi tersebut sudah ada saldo Rp 600 ribu untuk biaya hidup bulan Agustus. Karena mereka kuliah di Unnes kan juga butuh biaya untuk makan, kos, atau beli buku,'' kata Rektor.

Sementara itu, berdasarkan rekaman data akademik jumlah peminat Bidikmisi di Unnes pada tahun ini mencapai 22.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun untuk dapat diterima mereka harus lolos seleksi secara akademik, verifikasi, dan survei lapangan.

Ketua Panitia Bidikmisi Unnes, Alamsyah menyampaikan, kuota Bidikmisi yang didapatkan Unnes pun meningkat pada tahun ini, yaitu mencapai 1.750 beasiswa. Tahun 2010, Unnes menyalurkan 400 beasiswa, dan 2011 memberikan 1.450 beasiswa kepada mahasiswa miskin berpretasi.

''Secara rinci 1.670 mahasiswa yang mendapat Bidikmisi di Unnes terdiri dari 400 orang laki-laki dan 1.270 perempuan. Mereka berasal dari FIP (268), FBS (285), FIS (210), FMIPA (304), FT (174), FIK (121), FE (268), dan FH (40),'' tuturnya. (K3/JBSM/15)

Mahasiswa Baru Undip Dilarang Bermobil ke Kampus

SERAHKAN TANAMAN: Seorang mahasiswa baru secara simbolis menyerahkan  tanaman kepada Rektor Undip. (HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI)

SEMARANG- Undip melarang para mahasiswa barunya untuk menggunakan mobil ke kampus. “Karena memang belum ada lahan parkir yang luas, selain itu untuk mengurangi kemacetan di daerah Tembalang ini,” jelas Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi, usai memberikan sambutan pada upacara penerimaan mahasiswa baru Undip tahun ajaran 2012/2013 di GOR Undip, belum lama ini.

Larangan tersebut akan diberlakukan selama dua semester ke depan. “Bagi mahasiswa yang melanggar, akan diberikan sanksi teguran sebanyak tiga kali. Dan kalau masih melanggar maka akan ada sanksi akademik,” tandasnya.

Selain itu dia menyatakan, “Dengan menanam tumbuhan berarti telah menanamkan kehidupan di sekitar kita”. Untuk itu, masing-masing mahasiswa baru diwajibkan untuk membawa bibit tanaman yang tingginya tidak lebih dari satu meter. “Ada 11ribu pohon yang berhasil dikumpulkan,” jelasnya.

Namun karena saat ini sedang musim kemarau, tanaman yang telah terkumpul akan ditampung dulu di persemaian. “Di musim ini kita memelihara dulu, bukan menanam. Untuk itu kita tampung sebagian di rusunawa dan sebagian lagi di stadion ini. Bulan Oktober nanti baru kita tanam,” jelasnya.

Nantinya, tanaman tersebut akan ditanam di sekitar kampus. “Karena masih banyak lokasi di sekitar kampus yang masih gersang,” tambahnya.

Pada masa orientasi ini nanti, para mahasiswa akan banyak diberikan materi mengenai pendidikan karakter. “Acara di universitas hanya satu hari ini saja, untuk di fakultas dua hari. Sedangkan tiga hari berikutnya yaitu pendidikan karakter,” tandasnya.

Pendidikan karakter akan diberikan dalam format yang tidak formal. “Dalam situasi yang dialogis, ada film dan dialog selama tiga hari. Terutama untuk memahami karakter bangsa kita dalam masa yang memprihatinkan,” jelasnya.

Di antaranya tingginya korupsi serta kecenderungan untuk mengutamakan kepentingan sendiri dan kelompok. “Dengan tawuran dan perkelahian, itu adalah karakter yang tidak sejalan dengan Pancasila,” kata dia.

Untuk itu, para mahasiswa baru Undip akan dipahamkan terhadap permasalahan tersebut. “Kemudian kami berikan pemahaman, bahwa kita punya nilai-nilai Pancasila dan kejuangan Diponegoro yang hakekatnya adalah jujur, berani dan peduli yang bisa diterapkan dalam kehidupan mereka,” tandasnya.

Untuk tahun ajaran 2012/2013 ini, jumlah mahasiswa baru mencapai 11.587 orang, terdiri dari 7.716 mahasiswa program sarjana, 1.660 mahasiswa diploma, 202 program doktor, 1.807 magister, 79 spesialis, dan 123 profesi. (awi/15)

Undip Kembangkan Bioteknologi Kelautan

Written By Sena on Selasa, 28 Agustus 2012 | 12.25

 BERI ARAHAN: Karen Teney (kiri) dari Universitas California Santa Cruz Amerika Serikat memberi arahan pada peserta field training Marine Biotechnology  tentang cara snorkling di Teluk Awur Jepara. (HARSEM/JBSM/HARTATIK)


JEPARA- Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip belum lama ini mengadakan field training di Marine Station Teluk Awur, Jepara. Kegiatan tersebut lanjutan workshop Marine Biotechnology, kerja sama dengan Universitas California Santa Cruz Amerika Serikat.

Fakta laut adalah bagian dunia yang menutup hampir 70% planet bumi ini, ternyata belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal sebagai negara maritim terbesar didunia, kekayaan laut Indonesia yang bisa dieksplor sungguh luar biasa.
    
Salah satunya adalah variasi jenis ikan dan biota laut yang melimpah ruah. Selain itu, kekayaan laut Indonesia yang masih bisa digali adalah potensi wisata, seperti taman laut yang berjajar indah di sekitar perairan negeri ini. Dengan perkembangan bioteknologi diharapkan pemanfaatan sumber daya laut lebih optimal.
    
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip belum lama ini mengadakan field training di Marine Station Teluk Awur Jepara. Kegiatan tersebut merupakan lanjutan workshop Marine Biotechnology, kerja sama dengan Universitas California Santa Cruz Amerika Serikat dan diikuti 34 orang.
    
Peserta merupakan perwakilan instansi, peneliti dan mahasiswa kelautan berbagai jenjang se-Indonesia. Koordinator program Prof Dr Ocky Karna Radjasa mengatakan, perkembangan bioteknologi di bidang kelautan bisa dibilang jauh tertinggal dibanding bidang-bidang lainnya seperti kedokteran dan pertanian.
    
Untuk itu Indonesia yang diwakili Undip, Universitas Hasanudin (Unhas) dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menggandeng Universitas California Santa Cruz Amerika Serikat merintis program The University of California-Indonesia Marine Biotechnology Partnership.
    
''Program ini meliputi join riset bidang biomedik, pertukaran staf dan mahasiswa, pengembangan kurikulum serta pengembangan kerja sama melalui workshop dan field training,'' ujar pakar kelautan Undip tersebut.
    
Riset biomedik terhadap biota laut ini, dimaksudkan untuk mencari formula obat anti multi drugs resistant bacterial (MDR). Sedangkan MDR adalah kondisi tubuh seseorang yang resisten terhadap pemberian antibiotik. Riset tersebut mencari simbion-simbion, jamur maupun bakteri dari berbagai invertebrata, sponge, dan karang lunak.
    
Lebih lanjut, dia mengatakan, pengembangan dengan menggunakan simbion dipilih karena ramah lingkungan mengingat organisme invertebrata tumbuh secara lambat, dalam setahun hanya 1 hingga 2 sentimeter. Adapun bakteri simbion yang dibutuhkan hanya lima gram, selanjutnya dipotong untuk dijadikan sumber untuk isolasi.
    
Dr Yosmina Tapilatu (35), peneliti dari UPT BKBL LIPI Ambon mengatakan, kegiatan ini berisi pengetahuan terkait prosedur pengambilan sampel yang benar. Pengetahuan itu sangat berguna bagi risetnya yang akan meneliti karang lunak di perairan Ambon. 

Sementara itu, Nugroho Dandung, peserta yang juga staf Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Semarang mengaku, dengan mengikuti kegiatan ini bisa diketahui tidak sembarang media bisa digunakan untuk riset meski sampel sama-sama dari perairan.
    
''Selama ini kami hanya menggunakan media berupa TSA 2% untuk pengambilan sampel di perairan. Tapi media untuk di perairan dangkal dan dalam berbeda-beda,'' katanya. (Hartatik/JBSM/15)

Pengelolaan Pendidikan Dasar Menengah Diusulkan di Provinsi

 Muhdi
(HARSEM/DOK)


SEMARANG- Pengelolaan pendidikan dasar menengah yang semula pada wewenang kabupaten/kota diusulkan berada di tingkat provinsi. Kondisi itu agar sesuai dengan Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah dan dikuatkan di Peraturan Pemerintah No 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

Hal itu disampaikan pengamat pendidikan dari IKIP PGRI Semarang, Muhdi, kemarin. Dia mengatakan, pengelolaan pendidikan dasar menengah yang saat ini berada di kabupaten/kota sering menemui banyak permasalahan.

''Melalui wacana ini maka hendaknya pemerintah dapat mengubahnya. Sebab, selama ini sudah ada wacana akan dikembalikan ke pusat atau provinsi sebagai alternatifnya. Namun, lebih baik jika urusan pendidikan dasar menengah itu ditangani provinsi, karena kalau di tingkat pusat akan terlalu besar cakupannya,'' jelas Rektor IKIP PGRI Semarang itu.

Seiring berjalannya otonomi pendidikan selama 12 tahun di tingkat kabupaten/kota, telah ditemukan sejumlah masalah. Di antaranya terkotak-kotaknya dunia pendidikan dan tercampurnya urusan pendidikan pada persoalan kepentingan politik. Selain itu, standar mutu pendidikan selama ini justru terus menurun karena standar pendidikan di setiap daerah berbeda.

''Pada tingkat provinsi, pengelolaan jadi lebih mudah karena sebenarnya kewenangan masih dapat dibagi lagi dengan daerah (kabupaten/kota) dengan porsi sesuai,'' tuturnya. Sementara itu, Ketua PGRI Kota Semarang Ngasbun Egar menyebutkan, banyak faktor pada otonomi daerah yang sangat mempengaruhi distribusi guru. 

Karena masih ditangani daerah, untuk memenuhi kebutuhan guru di setiap daerah pun sistem perekrutan dipandang memiliki andil kuat. Khusus untuk pengangkatan guru, semestinya tidak diikutkan pada pengangkatan pegawai reguler. 

“Guru itu unik, jadi semestinya pengangkatannya pun harus khusus dan berbeda dengan pegawai regular lainnya. Dengan begitu, akan diperoleh guru berkualitas,” katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk tes administrasi pengangkatan tenaga guru boleh saja sama dengan pengangkatan pegawai lain. Namun, untuk tes secara akademik, harus dikhusukan. “Selama ini kan masih umum tesnya. 

Kalau perlu dilakukan tes kepribadian, psikologi dan wawancara, agar calon guru yang diperoleh benar-benar berkarakter dan kompeten,” imbuhnya. (K3/JBSM/15)

Undip Jamin Tak Ada Perpeloncoan

 Agus Naryoso
(HARSEM/DOK)


SEMARANG- Penerimaan mahasiswa baru Undip akan dilakukan pada Senin (27/8), di di Stadion Diponegoro kampus Undip Tembalang. Kepala UPT Humas Undip Agus Naryoso mengatakan, mahasiswa baru Tahun Ajaran 2012/2013 ini sejumlah 11.000 orang.
    
“Mahasiswa baru ini berasal dari 11 fakultas dan program pascasarjana. Mereka wajib mengikuti upacara yang akan dilaksanakan di Stadion Diponegoro,”ujarnya. Penerimaan mahasiswa baru ini nantinya ditandai dengan pemakaian jaket oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai jenjang program studi mulai diploma, sarjana, magister dan doktor. Pada kesempatan itu juga dilakukan penanaman pohon.
    
Diharapkan mahasiswa tidak sekadar menanam tapi juga punya kepedulian untuk merawat. Lebih lanjut, dia mengatakan, pada hari pelaksanaan upacara tersebut setiap mahasiswa diwajibkan untuk menggunakan seragam putih dan celana panjang hitam bukan bahan jeans.
      
"Untuk mengantisipasi agar tidak terjebak kemacetan, mahasiswa diharapkan datang lebih awal sebelum jam 06.00. Tingkat kemacetan paling parah biasanya mulai dari Patung Diponegoro, bawah jembatan tol tembalang hingga menuju tugu Undip" ungkapnya.
      
Terkait isu perploncoan, Agus menampik bahwa hal itu tidak lagi diperkenankan. Sementara itu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyrakat  Tinuk Istiarti menegaskan, penerimaan mahasiswa baru lebih ditekankan pada pendidikan karakter dan pengenalan etika kampus.
      
"Materi itu dirasa jauh lebih penting dan bermanfaat bagi mahasiswa, ketimbang hal-hal yang tidak relevan bagi pengembangan pendidikan dan belajar," ujarnya. Disinggung bila terjadi perploncoan oleh senior, ia menjelaskan akan memberikan sanksi kepada panitia serta unsur organisasi kemahasiswaan yang terlibat. (J9/JBSM/15)

Rektor Unnes Kunjungi Penerima Bidikmisi

KUNJUNGI PENERIMA BIDIKMISI: Jajaran pimpinan Unnes mengunjungi rumah salah satu mahasiswa penerima Bidikmisi belum lama ini. Kunjungan tersebut bentuk pengawalan dan pembinaan kepada mahasiswa agar beasiswa tepat sasaran. (HARSEM/JBSM/ANGGUN PUSPITA)


SEMARANG- Rektor Unnes belum lama ini bersilaturahim ke rumah penerima Bidikmisi di Purbalingga, Temanggung, dan Magelang.

Turunnya program Bidikmisi atau beasiswa pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu atau miskin tapi berprestasi sudah berjalan selama tiga tahun ini. 

Setiap perguruan tinggi negeri (PTN) wajib memenuhi kuota yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), tujuannya agar mahasiswa miskin berprestasi akademik tetap dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Maka itu, program ini harus benar-benar dikawal supaya tepat sasaran. Artinya mahasiswa penerima memang layak untuk mendapatkan fasilitas dari pemerintah, yakni biaya pendidikan penuh plus uang saku selama kuliah.

Ya, pengawalan itu pun juga dilakukan oleh Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai PTN yang mengalokasikan beasiswa tersebut. Bahkan, agar tepat sasaran berbagai cara pun dilakukan, mulai survei lapangan untuk membuktikan kondisi ekonomi keluarga bersangkutan hingga pembinaan kepada mahasiswa penerima selama kuliah di Unnes.

''Agar beasiswa Bidikmisi tepat sasaran, jika memang mahasiswa yang mendaftar tidak memenuhi syarat kami tidak segan untuk tidak meloloskan dalam proses verifikasi. 

Sebab, para pendaftar Bidikmisi di Unnes selalu kami survei dengan menerjunkan tim ke setiap daerah dan provinsi di Indonesia,'' ungkap Rektor Unnes, Prof Sudijono Sastroatmodjo di sela-sela silaturahmi ke rumah penerima Bidikmisi Unnes di Purbalingga, Temanggung, dan Magelang, belum lama ini.

Tim survei yang diterjunkan, lanjut dia, adalah para dosen dan mahasiswa yang berasal dari daerah tersebut. Tugasnya mengecek latar belakang calon mahasiswa Bidikmisi itu apa benar-benar miskin dan pantas untuk difasilitasi. 

''Dari laporan mereka kita akan tahu bagaimana kondisi keluarganya, hingga foto rumah calon mahasiswa. Adapun, kami memprioritaskan para yatim piatu yang tidak mampu dan mereka yang orang tuanya berpenghasilan minim.”

Perlu diketahui pada tahun pertama 2010 Unnes menerima 400 beasiswa Bidikmisi, tahun 2011 mengalokasikan 1.450 beasiswa, dan tahun 2012 ini jumlahnya meningkat hingga 1.750. 

Berbagai pembinaan pun dilakukan kampus, seperti pemberian motivasi, jambore Bidikmisi, hingga kunjungan dari pihak universitas seperti yang dilakukan langsung oleh rektor bersama jajaran pembantu rektor, ketua senat, dan dekan ke tempat mahasiswa.

Pada kesempatan Ramadan dan Lebaran ini, jajaran pimpinan Unnes melakukan kunjungan ke rumah penerima Bidikmisi. 

Di antaranya, M Awaludin Noor (19) di Kelurahan Kalijaran Kecamatan Karanganyar Purbalingga, Fatika Sari (18) di Desa Bandingan Kecamatan Kejobong Purbalingga, Nafisa Dian Hikmaya (19) di Gandon Kaluran Temanggung, dan dua mahasiswa di Magelang. Mayoritas mereka adalah yatim piatu yang tinggal bersama kakek nenek atau kakaknya.

''Dengan adanya Bidikmisi keinginan saya melanjutkan kuliah tidak jadi pupus. Sebab, saya bisa meraih cita-cita dan mimpi mendiang orang tua yang menginginkan saya dapat kuliah,'' tutur Noor, mahasiswa jurusan Pendidikan Kimia ini. (Anggun Puspita/JBSM/15)

Wajar Sembilan Tahun Belum Berkualitas - Komitmen Daerah Dipertanyakan

GEDUNG RUSAK: Gedung SD yang rusak perlu diperbaiki
(HARSEM/DOK)

JAKARTA - Pemerintah mengklaim program Wajib Belajar (wajar)sembilan tahun telah sukses dilaksanakan, dan akan dilanjutkan dengan program wajar 12 tahun pada tahun 2013. Namun, pemerintah diminta untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap pelaksanaan program wajar sembilan tahun.

Pasalnya, pelaksanaan wajar sembilan tahun masih memiliki banyak kelemahan. Salah satu indikatornya adalah penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk jenjang pendidikan dasar yang masih kerap terlambat di sejumlah daerah.

"Kenapa Kemdikbud begitu memaksakan Pendidikan Menengah Universal (PMU) di tahun 2013, sementara biaya pendidikan di jenjang pendidikan dasar masih kedodoran," ujar Koordinator Bidang Pelayanan Publik, Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri Hendri.

Dirinya sangsi akan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung teralisasinya wajar 12 tahun. Karena menurutnya, masih banyak daerah yang belum mengalokasikan 20 persen APBD untuk pendidikan.

"Apa kekuatan pemerintah pusat mendorong Pemda? Kami tidak yakin hal itu akan berhasil, terutama pada daerah yang APBD-nya kecil.Apalagi mendorong adanya dana yang disisihkan untuk wajib belajar, wong yang tinggal menyalurkan saja masih terlambat," tegas Febri.

Sementara itu, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti mengatakan, rencana pemerintah akan kebijakan wajar 12 tahun tidak boleh mengurangi postur anggaran untuk pendidikan dasar. Menurutnya, meskipun pemerintah akan melaksanakan program wajar 12 tahun, jenjang pendidikan dasar harus terus diperkuat.

"Anehnya, postur anggaran untuk pendidikan tinggi jauh lebih besar dari anggaran untuk pendidikan dasar. Padahal yang wajib dipenuhi negara menurut undang-undang justru wajar sembilan tahun," ungkap Retno.

Menurutnya, program wajar sembilan tahun yang selama ini dijalankan pemerintah baru pada tahap meningkatkan jumlah Angka Partisipasi Kasar (APK), namun belum menjamin kualitas pendidikan secara keseluruhan, khususnya di pendidikan dasar.

"Pelaksanaan wajar sembilan tahun saat ini baru menyentuh pada mengurangi angka melek huruf dan angka partisipasi kasar, tapi secara kualitas masih rendah. Pendidikan wajar sembilan tahun masih jauh dikatakan sudah berkualitas," tegasnya. (K32)

Prof dokter Sultana MH Faradz PhD: Obat Kerancuan Kelamin Mahal


SEMARANG- Tahun ini, Freedom Institute menganugerahkan penghargaan Achmad Bakrie kepada tokoh-tokoh inspiratif, salah satunya pakar histologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Prof dokter Sultana MH Faradz PhD. Seperti apa sepak terjang sang profesor itu dalam mengembangkan ilmu genetika?

Di ruangan sekitar 10 x 12 meter dan berpendingin di gedung Rektorat Undip inilah Prof dr Sultana MH Faradz PhD menjalankan rutinitas harian sebagai Pembantu Rektor Pengembangan Kerja Sama (PRPKS). Pakar histologi ini juga getol meneliti gangguan perkembangan intelektual dan kerancuan kelamin (interseks).

Ibu tiga anak ini tergabung ke dalam tim penyesuaian kelamin laboratorium genetika di RSUP Dr Kariadi. Tim tersebut antara lain meliputi dokter anak, ahli hormon hingga psikiater dan psikolog.  Sejak 2001, laboratorium itu didirikan hingga kini lebih dari 500 pasien interseks yang telah dirawat.

Dosen genetika medik pada program  Pascasarjana Undip ini mengatakan, kerancuan kelamin adalah penyakit dan harus diobati. Hanya saja, obat ini mahal dan tidak tersedia di Tanah Air. Karena itu, pihaknya menjalani kerja sama dengan Belanda, sehingga mendapat bantuan obat ataupun pembacaan hasil tes yang sebelumnya dikirimkan ke sana.

Pada mulanya, istri dr M Hussein ini tergugah menggeluti penelitian genetika karena merasa prihatin terhadap banyaknya pasien dengan kerancuan kelamin yang datang berobat. Terlebih mereka cenderung berasal dari kalangan ekonomi lemah dan terkadang untuk ongkos transportasi pun tidak punya, ketika mereka harus datang kontrol.

’’Belum lagi jika masuk pada pemeriksaan hormon, biayanya mahal karena sekali periksa bisa mencapai Rp 200.000. Lantas terbersit ide bagaimana membantu mereka melalui kegiatan usaha,’’ katanya, kemarin.

Dengan difasilitasi Pemprov, berdiri warung makan yang melayani mahasiswa kedokteran Undip. Kegiatan usaha itu dikelola pasien kerancuan kelamin yang tergabung pada Forum Komunikasi Interseks Indonesia (Fokis). Para pasien interseks tersebut menerima gaji, sedangkan keuntungan dari hasil penjualan warung digunakan untuk menolong penderita interseks lainnya yang membutuhkan.

Dicurigai

 
Perjalanan anggota American Society of Human Genetics  dan Human Genetics Society Australia itu dalam membantu pasien interseks tidak hanya berhenti di situ saja. Untuk sekadar melacak riwayat kesehatan pasien, reviewer riset Iptek Kedokteran Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes ini kerap mendapat tekanan keluarga pasien. Tidak hanya itu saja, dia juga pernah dicurigai oleh istri dokter yang merawat pasien itu sebelumnya.

Hal itu terjadi ketika menangani penderita interseks yang mengalami gangguan perut. Dari keterangan adik pasien, dia mencari tahu siapa dokter yang merawatnya. Perjuangan Sultana tidak berhenti di situ saja. Sebab, dokter tersebut telah berpindah rumah sakit.

’’Saya diberi nomor dokter tersebut, tapi nomor telepon rumah. Setelah bisa dihubungi dan yang menerima istrinya, ternyata saya malah dicurigai dikira ada apa-apa dengan dokter tersebut,’’ katanya sembari tersenyum.

Setelah bisa diketahui nomor ponsel tersebut, baru diketahui bahwa dokter yang menangani penderita interseks dengan gangguan perut ini  tidak tahu. Dokter tersebut mengatakan, pasien tidak cerita sehingga tidak dilakukan pemeriksaan alat kelamin. Sebaliknya, jika pemeriksaan alat kelamin dilakukan sudah pasti si pasien menolak.

’’Tentu pasien menolak, lha wong yang sakit perut tapi kok alat kelamin ikut diperiksa. Terkadang etika ketimuran kita tidak memungkinkan untuk memeriksa alat kelamin. Tapi setelah diperiksa, ternyata benar alat kelaminnya rancu,’’ imbuhnya.

Atas dedikasinya tersebut, Sultana dinobatkan Freedom Institute sebagai salah seorang pakar Indonesia yang mendalami dan mengembangkan genetika untuk menghadapi sejumlah masalah besar yang memengaruhi mutu kesehatan, pendidikan, dan layanan masyarakat sebuah bangsa.

Sumbangan ilmiahnya yang paling menonjol adalah pemahaman aspek seluler dan molekuler dari kelambanan intelektual dan kerancuan kelamin, beserta pewarisan genetis dan penanganannya.

Sumbangannya tak terbatas pada kajian laboratorium tapi meluas sampai ke pembangunan institusi. Wanita kelahiran Purbalingga, 2 Februari 1952 ini memrakarsai berdirinya program Magister of Genetic Counseling yang pertama di Asia Tenggara. Program ini telah menghasilkan para konselor genetik dari beberapa daerah di Indonesia.  (Hartatik/JBSM/15)

Unissula Akan Gelar Pekan Taaruf

Written By amoy ya annisaa on Senin, 27 Agustus 2012 | 14.03

RUSUNAWA: Peresmian Rusunawa Unissula. (HARSEM/DOK)

SEMARANG- Pekan taaruf (Ospek) bagi mahasiswa baru Unissula 2012-2013 akan dilaksanakan 2-7 September 2012. Acara tersebut merupakan  agenda  yang wajib diikuti oleh para mahasiswa baru (unissula.ac.id).

Kostum mahasiswa putra, baju batik lengan pendek, celana panjang gelap (bukan berbahan jeans), dan peci hitam. Sedang kostum mahasiswa putrid, baju batik panjang, bawahan rok berwarna gelap, dan jilbab putih.

Pembukaan Pekan Ta'aruf  Mahasiswa Baru Unissula "Menuju World Class Islamic Cyber University" oleh Rektor Unissula. Selain itu juga akan diberikan materi  BUDAI (Budaya Akademik Islami) sebagai Strategi Pendidikan Unissula oleh Dr.dr.H.M.Rofiq Anwar,Sp.PA.

Sedang materi Kesadaran Sejarah Generasi Khaira Ummah di Awal Islam oleh Ahmad Mujib, MA, dan Bisnis Inkubator oleh Mustafa,ST,MT dan Fajar Adi,SE. Akan ada pengenalan dan pemutaran slide show organisasi mahasiswa dan UKM serta demo Expo UKM, inagurasi dan pentas seni.

Juga akan ada penyerahan mahasiswa baru ke fakultas, Orientasi Ke-Unissula-an "Visi, Misi dan Tujuan Unissula" oleh Drs Ali Bowo Tjahjono, M.Pd dan Audit Potensi "Road to Khaira Ummah" oleh Sarjuni, S.Ag,M.Hum. 
 
Sedang materi “Become the best moslem generation in digital era”  akan disampaikan Rektor Unissula. Ada juga materi Adab Pergaulan Islami dan Busana Islami, Penelitian dan Penalaran Mahasiswa serta Thaharah dan Kampus Bebas Rokok. (15)

Dirjen Dikti Tambah Kuota Peserta SM-3T

SIAP MENGABDI: Peserta SM-3T siap mengabdi di daerah tertinggal di nusantara. (HARSEM/DOK)

SEMARANG- Pendaftaran peserta program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) gelombang II masih dibuka hingga Minggu, 26 Agustus 2012. Pendaftaran dilakukan secara online melalui  www.sm-3t.dikti.go.id.

Ketua Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Semarang (Unnes) Drs Abdurrahman MPd mengatakan, pendaftaran program SM-3T gelombang II diselenggarakan setelah Dirjen Dikti menambah kuota peserta. “Dirjen Dikti membuka kesempatan bagi sarjana untuk mengikuti seleksi gelombang II program ini,” ungkapnya, kemarin di kampus Sekaran di laman unnes.ac.id.

Sebelumnya, pada 1-4 Agustus 2012 lebih dari 3.000 peserta gelombang I serentak melakukan ujian online di 17 perguruan tinggi. “Peserta akan ditempatkan di delapan provinsi, yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Aceh, Papua, Papua Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Kepulauan Riau,” kata Abdurrahman.

Persyaratan Peserta
 
Adapun persyaratan peserta gelombang II sama dengan gelombang I. Beberapa syarat antara lain  warga negara Indonesia,  usia maksimum 28 tahun per 31 Desember 2012, lulusan program studi kependidikan S-1 empat tahun terakhir (2009, 2010, 2011, 2012) dari program studi terakreditasi (kecuali PGPAUD minimal sudah memiliki izin operasional) yang sesuai dengan mata pelajaran dan/atau bidang keahlian yang dibutuhkan, dan IPK minimal 3,0.

Selain itu, berbadan sehat, bebas narkotik, berkelakuan baik, mendapatkan izin orangtua/wali,  belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti Program SM-3T dan PPG, yang dibuktikan dengan surat pernyataan bermeterai. Peserta juga diutamakan yang memiliki pengalaman organisasi kemahasiswaan.

Tahapan berikutnya setelah pendaftaran, ungkap Abdurrahman, adalah seleksi administrasi pada 27-29 Agustus, pengumuman hasil seleksi administrasi dan pengumuman jadwal tes online (30-31 Agustus), tes online (3-6 September), dan pengumuman hasil tes sekaligus jadwal wawancara (9 Agustus), wawancara hasil seleksi gelombang I dan II (14-16 September), dan pengumuman hasil seleksi gelombang I dan II pada 19 September 2012.

Program studi kependidikan yang dibuka adalah PGSD, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Pendidikan  Kimia, Pendidikan Biologi, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Jasmani, Pendidikan IPA, Pendidikan IPS, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Seni, dan Pendidikan Konseling.

“Mereka yang belum lolos gelombang I yang telah diumumkan 10 Agustus 2012 diperbolehkan mengikuti pendaftaran gelombang II,” tutur Abdurrahman. (15)

Unnes Gelar Halal Bihalal Dadakan

HALAL BIHALAL: Halal Bihalal dadakan di Unnes membentuk ular-ularan. (HARSEM/DOK)

SEMARANG- Sebanyak 723 atau 94,39% karyawan Universitas Negeri Semarang (Unnes) hadir pada hari pertama kerja setelah cuti bersama Idul Fitri 1433 H, Kamis (23/8). Dari sejumlah itu, 587 (77%) hadir sebelum pukul 07.30. Selama 45 menit berikutnya 105 hadir, sedangkan 31 orang baru hadir setelah itu.

“Hingga pukul 10.10, ada 43 karyawan yang belum melakukan presensi,” ungkap Rektor Prof Sudijono Sastroatmodjo, di sela-sela inspeksi mendadak (sidak) di fakultas-fakultas di laman unnes.ac.id. 

Dalam inspeksi itu, Rektor disertai Pembantu Rektor I Dr Agus Wahyudin, Pembantu Rektor II Wahyono MM, Pembantu Rektor III Prof Masrukhi, Pembantu Rektor IV Prof Fathur Rokhman, dan Ketua Senat/Ketua LP3 Prof DYP Sugiharto.

Menurut Rektor, data tersebut dapat dengan cepat diketahui karena sejak lebih dari tiga tahun lalu Unnes telah memberlakukan presensi online. Cukup dengan men-scan barcode pada ID-card atau mengetik nomor induk pegawai (NIP) masing-masing, setiap pegawai Unnes akan tercatat kehadirannya. Termasuk jumlah menit keterlambatannya.

Kepada para pegawai yang telah hadir tepat waktu, Rektor menyampaikan apresiasinya. “Hadir pada hari pertama, apalagi tepat waku, tentu bukan hal yang mudah dalam suasana seperti ini. Karena itu, sebagai pimpinan universitas, saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas komitmen yang tinggi terhadap tanggung jawab sebagai pegawai,” katanya.

Sebelumnya, bersama para pejabat dan para tenaga kependidikan rektorat, sejak pukul 07.00 Rektor berhalalbihalal. Begitu bayak yang datang, hingga halalbihalal dadakan itu pun membentuk ular-ularan di lantai II. (15)

Mahasiswa Baru Unnes Wajib Ikuti Orientasi Kepramukaan

KEGIATAN PRAMUKA: Kegiatan pramuka di Unnes untuk membentuk pribadi pemikir dan pemimpin tangguh. (HARSEM/DOK)

SEMARANG- Semua mahasiswa baru Universitas Negeri Semarang (Unnes) tahun akademik 2012/2013 diwajibkan mengikuti Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi (OKPT) Unnes tahun 2012.

Kegiatan akan dilaksanakan Jumat dan Sabtu, 31 Agustus dan 1 September 2012 pukul 07.00 hingga 13.00 di fakultas masing-masing. Adapun peserta, diwajibkan membuat tanda pengenal dan tali yang digunakan pada tanda pengenal berwarna sesuai dengan warna fakultas masing-masing; FIP-hijau, FBS-ungu, FIS-merah, FMIPA-biru muda, FT-orange, FIK-putih, FE-biru tua, dan FH-merah.

Pengarahan kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan temu teknis Program Pengenalan Akademik (PPA) Unnes 2012, yakni Senin, 27 Agustus 2012 di fakultas masing-masing (unnes.ac.id).

Diajak Adaptasi

 
Dalam mengikuti orientasi itu, mahasiswa baru akan diajak untuk beradaptasi dalam hal psikologi, sosial, dan budaya. OKPT sebagai bagian awal dari proses belajar di kampus berfungsi meletakkan dasar pembinaan bagi mahasiswa baru untuk mengetahui dan memahami kehidupan kampus Unnes, sehingga akan menghasilkan mahasiswa yang patuh dan taat pada norma-norma yang berada di lingkungannya.

Pola pembinaan gerakan pramuka memiliki nilai-nilai dan norma sosial yang sangat relevan dengan kehidupan di perguruan tinggi. Bertujuan membentuk pribadi pemikir dan pemimpin tangguh. Pribadi mahasiswa yang diharapkan mampu menjadi pelopor perjuangan dan pembangunan moral bangsa.

Selama mengikuti kegiatan, seluruh peserta diwajibkan seragam pramuka lengkap. Penjelasan lebih lanjut akan disampikan saat temu teknis di masing masing fakultas, atau kunjungi laman http://pramuka.unnes.ac.id/. OKPT Unnes 2012 tidak dikenakan biaya tambahan administratif. (15)

Untag Gelar Kajian Keislaman

DISKUSI KEISLAMAN: Kajian keislaman di Fakultas Hukum Untag, dari kiri Drs H Romli Mubarok SH MH (moderator), Rektor IAIN Walisongo Prof Dr H Muhibbin MA, dan Dekan Fakultas Hukum Untag Bambang Joyo Supeno SH MH. (HARSEM/JBSM/DOK)

SEMARANG - Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang menyelenggarakan kajian keislaman, belum lama ini. Materi kajian yang didiskusikan adalah fiqh siyasah, dengan narasumber Rektor IAIN Prof Dr H Muhibbin MA.

Dekan FH Untag Bambang Joyo Supeno SH MH mengatakan, pihaknya dalam setahun menyelenggarakan kegiatan kerohanian, yang diikuti dosen, karyawan, mahasiswa, baik yang beragama Islam maupun nonislam. "Tujuannya adalah untuk kesejahteraan rohani bagi sivitas akademika," ujar dia.

Dalam kesempatan itu Muhibbin mengulas tentang keterkaitan agama dan politik. Ia menjelaskan, ada pandangan yang menilai bahwa Islam dan politik itu merupakan satu kesatuan. Penilaian itu antara lain dilatarbelakangi sejarah Islam itu sendiri.

Muhibbin menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta antara lain mengenai pandangannya terhadap pemimpin nonmuslim dan pemimpin perempuan. Mengacu pendapat Ketua Umum PB NU KH Said Agil Sirajd , ia menyatakan bahwa Islam membolehkan masyarakat memilih pemimpin nonmuslim.

Tetapi dengan syarat, lanjutnya, pemimpin yang bersangkutan harus adil dan punya program-program yang jelas dan bisa menyejahterakan rakyat, ketimbang pemimpin muslim yang tidak adil yang tidak punya program menyejahterakan rakyat. (H30/JBSM/15)

Urusan Guru, Urusan Provinsi


SEMARANG – Paguyuban Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Jateng sangat mendukung upaya pemerintah pusat yang akan mengalihkan kewenangan persoalan guru dari pemkab/pemkot ke provinsi. Pasalnya, hal itu dapat mendorong proporsionalitas kompetensi guru.

Demikian disampaikan oleh Ketua PGSI Jateng Muh Zen, kemarin. Ia mengatakan, dengan adanya pengalihan kewenangan ke provinsi itu, maka nantinya akan memudahkan pemerintah pusat untuk memantau kondisi guru di daerah.

Ia menilai selama ini keberadaan guru tidak terlihat jelas. Karena, kewenangan untuk menangani persoalan guru diserahkan pada masing-masing pemkab/pemkot. “Dengan adanya pengalihan kewenangan itu, maka saya yakin kualifikasi akademis, proporsionalitas kompetensi, dan kesejahteraan guru pun dapat meningkat,” kata Anggota Komisi E dari Fraksi PKB DPRD Jateng.

Ia melanjutkan, pengalihan kewenangan itu juga sebagai bentuk bukti keseriusan pemkab/ pemkot dalam penganggaran pendidikan minimal 20% dari APBD. Selama ini, kata dia, gaji guru menjadi salah satu bagian dalam alokasi 20% anggaran untuk pendidikan. Padahal, menurut dia, alokasi gaji guru itu berasal dari pemerintah pusat.

“Dengan begitu, pemkab dan pemkot harus bisa membuktikan bahwa anggaran pendidikan di masing-masing kabupaten/ kota benar-benar 20 persen,” tegasnya.

Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Kementerian Dalam Negeri sedang menganalisa mengenai pengalihan kewenangan urusan guru di Indonesia. Untuk saat ini, pemerintah pusat masih dalam proses revisi Undang-Undang Nomor 32/2004 tentang pemerintahan daerah.(ano/12)

Pramuka Harus Pahami Dasa Dharma

KHIDMAT: Suasana pembacaan Dasa Dharma dan menyalakan sepuluh obor Renungan HUT Pramuka di Taman Makam Pahlawan yang dipimpin Gubernur Bibit Waluyo. (Harsem/Wara Merdekawati)


GUBERNUR Jateng Bibit Waluyo selaku Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Jateng, memandu jalannya renungan dan Ulang Janji HUT Pramuka ke-51 di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Senin (13/8) malam.

Diikuti sekitar 700 anggota pramuka yang merupakan utusan dari 35 kwartir Cabang se-Jateng, para anggota Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Gerakan Pramuka Jateng dan para Andalan Daerah Jateng, pelaksanaan renungan dan ulang janji terasa berlangsung khidmat.

Renungan diawali dengan penyalaan api Dasa Dharma sebagai simbol 10 dharma Pramuka yang perlu dihayati, ditanamkan, dan diamalkan anggota Pramuka. Sepuluh api Dasa Dharma dibawa oleh 10 pembawa obor dari Pramuka Penegak, satu per satu menyalakan obor dengan mengucapkan Dasa Dharma sebagai wujud janji Pramuka terhadap negara dalam menjaga ibu pertiwi.

Tak lama kemudian, Sang Merah Putih , lambang kebanggaan Indonesia yang mencerminkan keberanian karena membela yang benar serta kesucian karena ketulusan mengabdi kepada Pertiwi, menjadi saksi renungan yang dilakukan jajaran Pramuka.

Selanjutnya, Bibit Waluyo selaku pembina upacara memimpin Ulang Janji dengan memegang Bendera Merah Putih diikuti seluruh peserta upacara memegang Setangan leher Merah Putih, diletakkan dengan tangan kiri di dada dan tangan kanan menghormat bendera. Sebagai tanda selama jantung masih berdetak, gerakan Pramuka terus mengabdikan diri kepada nusa.

“Mari kita pegang Sang Merah Putih yang ada di pundak kita, selama jantung kita masih berdetak, kita akan selalu ingat, bahwa dipundak kita dipercayakan tugas dan tanggungjawab untuk melaksanakan Tri Satya, janji Pramuka,” kata Bibit yang diikuti seluruh peserta.

Dalam kesempatan tersebut, Bibit menuturkan, menjadi anggota Pramuka merupakan pilihan yang tepat bagi penerus bangsa untuk menciptakan pemimpin yang handal. Mengingat dalam perkembangannya, generasi bangsa terjebak dalam krisis ideologi, krisis karakter, dan krisis kepercayaan.

“Dasa Dharma menjadi modal yang sangat baik untuk menjadi manusia yang berguna. Seorang Pramuka harus pahami benar dari 10 Dasa Dharma, jangan terjebak dengan krisis ideologi, karakter, maupun kepercayaan,” tuturnya. (wam/12)

Gubernur Lantik 35 Anggota Paskibraka Jateng - Dua Peserta Ambruk

KENDIT KECAKAPAN: Gubernur Jateng Bibit Waluyo memasang kendit kecakapan sebagai tanda pengukuhan pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) di Gedung Grhadika Bhakti Praja, Rabu (15/8) malam. (SM/Anton Sudibyo)

 
SEMARANG- Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Jawa Tengah yang akan bertugas pada upacara peringatan  kemerdekaan RI 17 Agustus 2012 dikukuhkan Gubernur Bibit Waluyo, Rabu (15/8) malam di Gedung Grhadika Bhakti Praja. Ke-35 anggota paskibraka tersebut berasal dari kabupaten/kota se Jawa Tengah. Mereka adalah putra-putri terbaik Jateng hasil seleksi yang diadakan 5-12 Juni 2012 lalu.

Sebelum dikukuhkan, 18 pelajar putra dan 17 pelajar putri itu lebih dulu mengucapkan ikrar putra Indonesia yang dipimpin Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jateng Budi Santoso. Selanjutnya pengukuhan dilakukan Gubernur dengan menyematkan pin dan kendit kecakapan. Turut menyematkan pin dan kendit semalam Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih, Sekda Hadi Prabowo, Wakil Ketua DPRD Bambang Priyoko, dan Pangdam IV Diponegoro Hardiono Saroso.

Dalam amanat upacaranya, Bibit Waluyo menyampaikan bahwa proklamasi 17 Agustus adalah peristiwa penting yang menjadi tonggak kemerdekaan Indonesia. Sebuah peristiwa yang meminta pengorbanan jiwa dan raga oleh para pahlawan dan pendiri republik ini. "Maka proklamasi tidak boleh dianggap biasa. Jika dianggap biasa maka akan terjadi degradasi nasionalisme di diri generasi penerus," katanya.

Pasukan paskibraka ini sudah menjalani masa karantina guna pemantapan sejak 3 Agustus lalu. Mereka digembleng dengan latihan baris berbaris, pengibaran dan penurunan sang saka merah putih. Serangkaian latihan itu dilakukan di di kompleks GOR Jatidiri dan Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang. Mereka dilatih oleh Kodim 0733/BS, Polrestabes Semarang, Dinpora Jateng, BNNP Jateng, DHD 45 Jateng, KNPI Jateng, PPI Jateng dan Purna Pembina Paskibraka Jateng.

Untuk menebalkan jiwa nasionalisme, paskibraka juga dibekali wawasan sejarah kebangsaan. Selain itu juga kegiatan apresiasi seni dengan menonton Wayang Orang Ngesti Pandawa di Taman Budaya Raden Saleh. Selain mereka, dua pelajar Jateng lolos seleksi Paskibraka Nasional. Keduanya adalah Moh Hasan Sidiq  dari SMAN 1 Pemalang dan Mega Ayudya Nirwaningtyas  dari SMA Taruna Nusantara Magelang. Hasan dan Ayudya akan menjadi pengibar bendera upacara kemerdekaan di Istana Negara.

Sementara itu terjadi sebuah peristiwa mengagetkan ketika gubernur sedang menyampaikan amanatnya. Salah seorang peserta terjatuh dan menimbulkan bunyi cukup keras. Rupanya peserta atas nama Ika Risti Anggraeni dari Kudus itu jatuh pingsan. Ketika Ika sedang dirawat petugas kesehatan, satu peserta lagi terhuyung-huyung hampir jatuh. Ditolong temannya, peserta atas nama Desy Suweno dari Kebumen itu kemudian dipapah menuju petugas kesehatan.

Peristiwa itu mendapat perhatian Gubernur. Bibit meminta kesehatan dan kondisi fisik paskibraka dijaga terutama untuk menghindari hal-hal tak diinginkan. "Tidurnya dijaga, jangan kecapekan. Seperti itu tadi pasti kecapekan." katanya.(H68,J17-JBSM/11)

PR I Unnes Raih Doktor

Written By Sena on Rabu, 15 Agustus 2012 | 11.07

 RAIH DOKTOR: Pembantu Rektor Bidang Akademi Unnes berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi di Undip Semarang seusai ujian disertasi terbuka di Gedung Pascasarjana Undip, Senin (13/8) (HARSEM/JBSM/ANGGUN PUSPITA)

SEMARANG- Dalam kerangka teori keagenan, konflik akan bisa terjadi antara manajemen atau pengelola perusahaan dan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Untuk menghindari konflik, dapat diredam dengan berbagai cara, di antaranya sebagian saham turut dimiliki oleh manajemen atau pihak institusional luar, baik perbankan dan lembaga keuangan.
 
Hal itu disampaikan Agus Wahyudin, promovendus Doktor Ilmu Ekonomi Undip Semarang pada ujian disertasi terbuka di Gedung Pascasarjana Undip, Senin (13/8). Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini mengatakan, dalam kerangka teori keagenan konflik bisa terjadi karena manajemen mementingkan kepentingan diri sendiri dalam rangka mendapatkan gaji atau bonus tinggi. 

Sementara pemegang saham, berorientasi pada keamanan perusahaan jangka panjang dan nilai perusahaan semakin naik dalam pandangan mereka. 
 
''Langkah untuk meredam konflik ini dipandang penting agar perusahaan tumbuh berkembang dan nilai perusahaan akan naik. Dan indikator untuk meredam konflik keagenan ini salah satunya dengan hutang. Artinya, kalau hutang pada posisi terkendali dan tidak berisiko, maka kedua hubungan ini tidak akan terjadi risiko,'' jelas lelaki kelahiran Batang 12 Agustus 1962 ini.
 
Pada sidang yang diketuai Prof Sudharto P Hadi yang juga Rektor Undip, dan dipromotori Prof M Safruddin itu, Agus menerangkan, konteks penelitian seperti itu memang sudah banyak. 

Namun pada penelitiannya yang berjudul ''Pengaruh Ownership Structure Terhadap Debt Policy Dengan Prinsip-prinsip Corporate Governance sebagai Variabel Intervening'' ini dirinya hendak menghadirkan model di tengah-tengahnya. 

Yakni, antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan instutisional terdapat variabel mediasi yaitu good corporate governance agar hutang pada posisi aman.
 
''Konflik bisa direda secara signifikan dengan good corporate governance, utamanya melalui transparansi dan responsibiliti sebagai mediasi. 

Dan ini penting untuk diperhatikan di perusahaan agar hutang dapat terkendali dengan baik,'' kata suami dari Rakhmawati itu.
 
Dari sisi lain, dirinya yang menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Akademik Unnes ini mengaku, selain dalam perusahaan good corporate governance juga sangat baik diterapkan di universitas. 

Namun dengan istilah good university governance atau universitas yang menerapkan prinsip tata kelola yang baik, transparan, akuntable, responsibility, independen, dan fair.
 
Pada pengumuman yudisium, mantan Ketua Badan Pekerja Senat Unnes yang sebelumnya menyelesaikan S2 di Ilmu Ekonomi dan Akuntansi di Universitas Padjajaran Bandung ini berhasil memperoleh gelar Doktor Ilmu Ekonomi dengan predikat sangat memuaskan dan IPK 3,73. (K3/JBSM/15)  

Siswa SMP IT PAPB Training Sholat Khusuk



PESANTREN KILAT: Para siswa SMP IT PAPB mengikuti training sholat dalam  pesantren kilat (HARSEM/DOK)

SEMARANG- Untuk mengisi bulan Ramadan kali ini, ratusan siswa SMP IT PAPB mengikuti seminar  di sekolahnya. Sebagai pembicara, dosen Tasawuf dari IAIN Walisongo, Ahmad Musyafiq. Dalam bahasannya, Ahmad menerangkan tentang sholat. “Terutama untuk kekhusukan orang saat menjalankan sholat,” jelasnya.

            
Sejauh ini, khusuk atau tidaknya seseorang dalam menjalankan sholat sesuai dengan persepsi masing-masing. “Ada yang mengartikan khusuk itu berarti rapi, dalam artian rapi dalam setiap gerakan sholat hingga baju yang dipakai,” jelasnya.
 
Namun ada juga yang menyimpulkan, khusuk berarti serius. “Sebab ketika takbirotul ihram orang sebisa mungkin akan mengulang gerakan takbir hingga berkali-kali agar bisa menyatu dalam hati,” jelasnya.

Ada pula yang mempersepsikan kalau khusuk adalah dengan cara melihat posisi tempat yang akan menjadi tempat sujud. “Jadi sebisa mungkin orang tersebut akan menjatuhkan pandangan hanya pada tempat sujudnya saat sholat,” jelasnya.

Dikatakan,semua persepsi tersebut sah-sah saja dalam rangka mengkhusukkan sholat agar  pikiran tetap fokus. “Sehingga khusuk adalah keadaan di mana diri kita bahkan keadaan yang ada di sekitar kita itu dikendalikan oleh qolbu (hati) kita,” terangnya.

Namun demikian, untuk memulai agar bisa khusuk solat, ditanamkan dulu dua keyakinan, kemudian diiringi dengan gerakan tangan mengepal seraya berucap,”Saya bisa khusuk” dan “Sholat itu nikmat”. “Hal ini akan menghapuskan mind side anak-anak bahwa khusuk itu sulit,” tambahnya.

Kepala Sekolah SMP IT PAPB, Drs H Ramelan SH MH merasa senang dengan training tersebut. “Semoga dengan adanya training ini, bisa memunculkan nilai-nilai kemandirian untuk kematangan diri para siswa pada masa yang akan datang,” kata dia.

Sementara itu, tak hanya pesantren kilat saja, namun mendekati hari kemerdekaan RI ini, para siswa juga mengikuti sejumlah perlombaan yang diadakan sekolah. Di antaranya estafet kelereng, caping, catur, tebak gambar dan scrable. (awi/15)

KIPRAH WARGA, 1.600 Mahasiswa Baru Dibekali Antikorupsi

SEMATKAN PIN: Rektor Prof Y Budi Widianarko menyematkan pin menandai pembukaan Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru (PTMB), kemarin. (HARSEM/DOK)

BENDAN DHUWUR-Sebanyak 1.600 mahasiswa baru Unika Soegijapranata mengikuti Pembekalan Terbadu Mahasiswa Baru (PTMB), selama tiga hari mulai kemarin (13/8). Upacara pembukaan pembekalan dipimpin Rektor Prof Y Budi Widianarko di lapangan basket kampus Jalan Pawiyatan Luhur Bendhan Dhuwur, kemarin.

Prof Budi mengatakan, tema kegiatan adalah ‘Sekolah Hati Pijari Negeri’. Menurut dia, makna dari tema itu adalah semangat mencari ilmu saja tidak cukup. “Manusia tidak boleh lepas dari masyarakat. Sekolah hati tak boleh hanya dirasakan manfaatnya oleh diri pribadi, tapi juga bangsa dan masyarakat,” pesannya kepada mahasiswa baru yang mengenakan seragam batik.

Rektor juga mengingatkan semangat smart, compassion, dan shine harus tertanam di hati mahasiswa. Agar menjadi anak muda yang cerdas, memiliki kepedulian, dan memijarkannya dalam bentuk tindakan. Prof Budi mengungkapkan, Unika menerima 18 mahasiswa asing melalui Program Dharmasiswa kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri. Mereka berasal dari sejumlah negara di Eropa, Asia Tenggara dan Afrika.

Setelah upacara, mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk mengikuti pendidikan antikorupsi. Materi antikorupsi disusun Dr Marcella Elwinas SH CN.

Di salah satu ruangan, mahasiswa terlihat antusias mengikuti pendidikan antikorupsi yang diberikan secara kreatif. Di antaranya melalui pemutaran film, diskusi kelompok, dan penyampaian pendapat.

Salah satu dosen pendamping, Arwin Purnamajati mengungkapkan, film yang diputar di antaranya berjudul Tilang dan KTP Baru, Bohong, dan film Dampak Kesehatan dan Pendidikan.

“Salah satu sasaran kegiatan adalah, membentuk karakter antikorupsi di kalangan mahasiswa. Jadi dimulai dari membentuk karakter mahasiswa  yang tidak melakukan korupsi,” jelasnya di sela memberi pendampingan di salah satu ruangan di Gedung Justinus.

Setelah karakter terbentuk, baru diberikan metodologi untuk melawan korupsi. “Film pendek yang kami putar memberikan gambaran betapa korupsi dilakukan di semua lini, termasuk di masyarakat bawah. Jadi tidak hanya pejabat, tapi juga masyarakat,” jelasnya.

Salah satu penyebab maraknya korupsi, menurut alumni ISI Yogyakarta ini adalah budaya hedonisme. “Sifat tamak dan gaya hidup konsumtif menjadi faktor pendorong korupsi,” jelasnya. (Pengirim: Antonius Juang Saksono, Humas Unika Soegijapranata).

RUBRIK KIPRAH WARGA
 
Redaksi menerima kiriman foto dan berita untuk dimuat di rubrik “Kiprah Warga”. Isi berita seputar kegiatan kemasyarakatan, sosial, intansi dan kegiatan lain. Teks berita dikirim dalam bentuk rich text format (MS Word) dan foto dalam bentuk jpg. Alamat pengiriman di email redaksi_harsem@suaramerdeka.com.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger