Assalamu'alaikum wr wb hay guys,,, Nama saya Gustiarsih Kusumaningtyas, biasa di panggil Tyas, namun banyak juga yang memanggil saya Gusti,,, terserah kalian aja deh mau manggil apa, tap ...

Read more »

NUR CAHYANI DESY PERMATASARI  Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh :D Hello, nama saya Nur Cahyani Desy Permatasari biasa dipanggil Tata atau Mita. Berasal dari SMK Negeri 11 (Gra ...

Read more »

Assalam'ualaikum wr.wbPertama-tama saya Nur Rochkimatul Aminin siswa dari SMKN 8 Semarang mengucapkan banyak terima kasih kepada Harian Semarang, karena telah di izinkan buat bisa magang disini ...

Read more »

Vera Dwi Veronika :-D Assalamu'alaikum wr.wb Perkenalkan nama saya Vera Dwi Veronika biasa di panggil vera. Saya dari SMKN 8 Semarang, sudah hampir 2 bulan saya magang di Harian Semarang ...

Read more »

SEMARANG-Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, menyelenggarakan seminar nasional dengan Tema "Kompetensi Pengelola Informasi di Era Globalisasi, di Gedung P ...

Read more »

Semua peserta Kompetisi Sains Madrasah (KSM) asal Jateng membawa pulang medali, yakni 4 emas, 4 perak dan 3 perunggu. Mereka berfoto bersama Ketua Kontingen Jateng Akhmad Su'aedi SPd di sela-sel ...

Read more »

Peserta memperagakan formasi dalam Lomba Paskibra Java Twenty Five Award (Avatar) ''One Determination on The World'' yang digelar di lapangan upacara dan aula SMPN 25 Semarang, kemarin. SEMARANG ...

Read more »

 Rektor Unwahas Dr Noor Achmad (kiri) bersama Komisioner OJK dan pihak perguruan tinggi seusai penandatangan MoU SEMARANG-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggandeng sejumlah perguruan tinggi di ...

Read more »
Diberdayakan oleh Blogger.
Latest Post

Sekolah Kecil, Banyak Fasilitas

Written By Arind on Jumat, 26 Agustus 2011 | 13.46

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Kasmuri
MESKI jika dilihat dari depan bangunannya terlihat kecil, namun ketika masuk ke dalam banyak fasilitas. Itulah SMP Eka Sakti Semarang. Kepala Sekolah Kasmuri mengatakan, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut sangat beragam. “Ada pramuka, seni musik, seni baca Alquran serta rebana. Itu baru eskul seni,” kata dia.
Selain itu, kegiatan olahraga lain di antaranya voli, basket, sepakbola, futsal, serta silat. “Sedangkan yang berhubungan dengan akademik di antaranya matematika, IPA dan bahasa Inggris. Kami sengaja memperbanyak jenis ekstrakurikuler pilihan. Agar siswa semakin giat belajar di sekolah,” paparnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya.
Dijelaskannya, olahraga yang paling digemari siswa adalah silat. “Tidak hanya menggemari, namun sudah menyabet juara tingkat Kota Semarang. Itu sangat membanggakan bagi kami,” urainya.
Baru-baru ini ada tiga kejuaraan tingkat kota yang berhasil dimenangkan. “Padahal fasilitas yang kami berikan juga tidak istimewa. Namun tenaga pengajarnya istimewa, kami mendatangkan guru dari luar. Itu supaya kegiatan berjalan maksimal,” kata dia.
Meski gedung yang dimiliki menjadi satu dengan SMK, namun fasilitas yang disediakan tidak digabungkan. “Karena kami sama-sama butuh. Kalau dijadikan satu kan malah tidak efektif. Lagi pula anak-anak pastinya ingin lebih serius dalam berlatih. Kalau harus antri pasti lama-lama siswa akan merasa malas,” terangnya.
Namun tak semua fasilitas dimiliki sendirian. Fasilitas lapangan, berbagi antara SMK dengan SMP. “Karena lapangan memakan tempat, jadi kami hanya menyediakan satu lapangan yang kami gunakan secara bergantian,” jelasnya.
Fasilitas sekolah memang sudah lengkap, namun kendala tetap ada. “Ada banyak kendala. Salah satunya, kebanyakan siswa berasal dari kalangan tidak mampu,” jelasnya.
Kadang-kadang ada orangtua yang melarang anaknya mengikuti kegiatan sekolah. Mereka takut ditarik biaya yang besar. “Padahal kami merupakan sekolah swasta yang menampung siswa miskin. Iuran siswa juga dipatok rendah,” ungkapnya.
Kendala tidak mengurangi semangat guru untuk memberikan pembelajaran yang baik kepada siswa. “Meski mayoritas siswa kurang mampu, kami juga  tak bisa menyaring siswa pintar, kami memiliki komitmen tinggi untuk mencerdaskan siswa,” tukasnya. (awi/nji)

Ingin Punya Mushola

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Winarti
INGIN memiliki mushola, itulah cita-cita SDN Banyumanik 04 Semarang.  Hal itu disampaikan Kepala Sekolah Winarti kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya. Selama ini guru dan siswa memanfaatkan ruangan kosong yang difungsikan sebagai mushola. “Padahal sering ada kegiatan sholat jamaah, baik dhuha maupun dhuhur,” jelasnya.
Selain mushola, fasilitas lain sudah memenuhi syarat. “Kami memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti siswa,” tambahnya.
Kegiatan eskul antara lain seni tari, pramuka, komputer, karate, serta BTQ. “Terutama komputer, kami sudah memiliki 8 perangkat komputer yang bisa digunakan siswa secara bergantian,” jelasnya.
Kegiatan komputer diikuti siswa mulai dari kelas satu. “Dari mulai kelas satu hingga kelas enam. Karena eskul ini termasuk yang paling diminati. Anak-anak sekarang tak mau buta teknologi,” urainya.
Dijelaskan, semua eskul sore dihentikan selama bulan Ramadan. “Karena anak-anak gampang capai. Daripada tidak efektif lebih baik diliburkan dulu,” kata dia.
Sebagian pengajar ekstrakurikuler dari internal sekolah, sebagian lagi dari luar. “Yang dari luar sekolah di antaranya karate. Eskul karate sudah sering mendapat juara hingga tingkat Jawa Tengah. Karate merupakan eskul unggulan,” paparnya.
Selain itu, prestasi lain yakni juara II Pemilihan Dai Cilik (Pildacil) tingkat kecamatan. “Sebetulnya Pildacil sudah maju hingga tingkat kota, namun belum meraih juara. Tapi tidak apa-apa, karena semakin sering siswa mengikuti lomba maka semakin besar juga kepercayaan siswa,” urainya.
Kegiatan eskul juga sering menghadapi kendala. “Kendala yang masih sering kami hadapi antara lain, orangtua kadang kurang mendukung,” ungkapnya.
Padahal diakuinya, kegiatan tidak perlu mengeluarkan biaya. “Kecuali karate karena harus mendatangkan pengajar dari luar. Namun karate sebetulnya bersifat pilihan, meski ada beberapa orangtua yang melarang anaknya mengikuti,” paparnya.
Hal itu dikarenakan masih banyak orangtua siswa yang tingkat pendidikannya masih rendah. “Kebanyakan orangtua bekerja sebagai buruh, itu yang membuat sebagian dari mereka cara pikirnya belum moderen,” tukasnya. (awi/nji)


Mahasiswa Unnes Taklukkan Elbrush (upper) Langgar Pamali, Tetap Berhasil Mencapai Puncak

HARSEM/PANJI JOKO SATRIO
Tiga pendaki Unnes yang berhasil mengibarkan merah putih di gunung Elbrush Rusia disambut rektor
Tiga mahasiswa Unnes yakni Manik Maya Waskitojati, Ma’rifah, dan Miftakhul Ulum berhasil mencapai Puncak Gunung Elbrus di Rusia. Bertepatan dengan 17 Agustus, mereka mengibarkan Sang Merah Putih di ketinggian 5.642 meter di atas permukaan laut (dpl). Bagaimana kisahnya?

ADA pamali atau mitos yang berkembang di kalangan pecinta alam. Saat tengah mendaki gunung, jangan sekali-kali memegangi lutut. Kalau pantangan itu dilanggar, alamat pendakian akan gagal.
Memang, sebagian kalangan menganggap pantangan itu hanya guyonan. “Kalau sudah nggoceki  dengkul, berarti stamina sudah tak kuat. Tentu saja susah mencapai puncak,” canda Manik Maya Waskitojati, salah seorang pendaki.
Tapi di Elbrush, tantangannya bukan sekadar memegangi dengkul. Suhu udara yang mencapai minus dua derajat celcius nyaris membuat darah membeku. Ditambah tipisnya kandungan oksigen sempat membuat Ma’rifah, mahasiswa Jurusan Geografi angkatan 2008 asal Banjarnegara ini terjungkal. “Tiba-tiba ada badai salju. Ma’rifah terkena mount sicness dan nyaris tak bisa melanjutkan perjalanan,” cerita Maya.
Mount sickness adalah penyakit ketinggian karena kadar oksigen yang menipis dan tekanan yang semakin tinggi saat badai menerjang.  “Tapi untunglah, kami kami berhasil mengatais krisis. Meski hanya lima menit, kami berhasil berhasil mengibarkan merah putih di gunung tertinggi di Eropa,” cerita Ma’rifah di sela penyambutan kedatangan Tim Pendakian Elbrus oleh rektor dan dosen di Kampus Unnes Sekaran Gunungpati, Selasa (23/8).
Mahasiswa semester lima ini juga mendapat pengakuan bahwa dirinya tercatat sebagai perempuan pertama Indonesia yang berhasil mencapai puncak Elbrus dari sisi utara. Informasi itu didapat dari salah satu staf marketing Alpindrustria-Tour Adventure Team, Victoria Voroshilova.
Menurut Voroshilova, keistimewaan sisi utara dibandingkan sisi lainnya adalah karena sisi ini merupakan jalur dengan tingkat kesulitan paling tinggi.
Ekspedisi Mahapala Unnes mendaki gunung Elbrush merupakan bagian dari Ekspedisi Spirit of Indonesian Youth Expedition Part II. Kegiatan dilaksanakan 9-22 Agustus 2011. Selain mendaki gunung Elbrush, tim juga dijamu Nugroho, Kepala Fungsi Politik KBRI Moskow. “Kami juga sempat mengadakan pertemuan dengan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) serta mendiskusikan pendidikan di negara itu,” cerita Miftakhul Ulum.
Adapun bagi manik Maya, ini prestasi keduanya yang membanggakan. Sebelumnya, dia berhasil mendaki gunung Klimanjaro, tertinggi di Afrika pada 2009 silam. (nji)

Ingin Lestarikan Budaya Jawa

HARSEM/DOK
Shariayu
KECIL-kecil cabai rawit. Mungkin seperti itulah karakter Shariayu Rizki Amalia, wanita berusia 6 pasangan Anisa dan Kukuh Sudarmanto, Camat Semarang Selatan. Gadis mungil berambut panjang ini meskipun berperawakan kecil namun dirinya memiliki banyak prestasi, di antaranya prestasi dalam menari dolanan anak.
Saat ditemui di kediamannya, gadis yang akrab disapa Shaza ini mengaku ingin melestarikan budaya Jawa lewat tarian dolanan anak yang sering dipentaskannya semenjak TK. “Sebagai orang Jawa tentunya harus mencintai budaya Jawa. Salah satu bukti kecintaan saya lewat tarian,” ungkapnya.
Dalam prestasi menari, Shaza pernah didaulat untuk mengisi kegiatan tingkat Kota Semarang. Bersama teman-temannya di TK Al Azhar 22 ini pernah menarikan tarian dolanan anak. “Saat itu dengan teman-teman, saya menari Tarian Anoman Obong,” kenangnya.
Meskipun sekarang dirinya sudah menginjak kelas 1 SD, namun kecintaannya terhadap budaya Jawa masih melekat. “Sampai sekarang pun saya masih terus berlatih menari. Terpenting melestarikan budaya Jawa jangan smapai ditinggalkan,” ungkap gadis kelahiran 2 April 2005 ini.
Selain menari dia pun hobi menggambar. “Setiap jalan-jalan ke toko buku saya selalu melirik peralatan gambar. Memang suka gambar,” ungkapnya.
Kukuh Sudarmanto selaku orangtua mendukung improvisasi kreativitas putrinya yang sangat positif. “Karena dorongan dari dalam yang sudah kelihatan dan sebagai orangtua harus tetap mendorong, “ ungkap Kukuh. (wam/gus)



Harbun Bukber Bareng Yatim Piatu

HARSEM/DOK
Ahmad Syukron (berpeci) akan menyerahkan santunan kepada anak panti asuhan
Oleh Aris Wasita Widiastuti

Ramadan adalah bulan untuk berbagi. Sekolah Harapan Bunda (Harbun) mewujudkannya dengan menyantuni anak yatim.

BULAN Ramadan adalah bulan berbagi kepada sesama. Salah satu sekolah yang ingin berbagai dengan sesama adalah TK-SDIT Harapan Bunda Semarang. Caranya dengan mengundang anak panti asuhan ke sekolah. Mereka diajak buka bersama semua siswa. Acara yang diikuti puluhan anak yatim tersebut berlangsung meriah.
Pada kegiatan tersebut pihak sekolah mengundang beberapa panti asuhan, di antaranya panti asuhan Nurul Hidayah, Darul Hasanal, An Nur Pedurungan. Dalam sambutannya, ketua panitia Ahmad Syukron menyampaikan bahwa tahun ini kegiatan buka bersama dikemas secara berbeda dari tahun lalu. “Tahun ini kami sengaja mendatangkan anak yatim piatu. Agar dapat menjadi pembelajaran langsung kepada semua siswa di sekolah perihal mulianya berbagi dengan sesama,” jelasnya.
Dijelaskan, buka bersama merupakan acara puncak dari rangkaian kegiatan Ramadan sekolah. “Sebelumnya sudah didahului pesantren Ramadan yang diisi pemberian bekal keagamaan, kreativitas, kerajinan, dan satu jam bersama Alquran. Serta dilanjutkan pembayaran zakat fitrah dan sedekah,” paparnya.
Pada kegiatan tersebut ditampilkan dongeng anak, training motivasi serta penampilan dai cilik  Kintan Aulia Astari yang menjadi wakil Kota Semarang di ajang Pildacil ANTV tahun 2011. Ada pula penampilan rebana Suhada.
Salah satu siswa,  Faris Ahmad mengaku senang karena bisa bertemu dengan anak panti asuhan langsung. “Karena sebelumnya saya belum pernah melihat mereka,” tukas siswa kelas satu ini.
Kegiatan dimeriahkan pemberian santunan berupa uang dan bingkisan. Selain itu ada pula pemutaran film pendidikan dan pembagian zakat fitrah bagi siswa yang orangtuanya kurang mampu. Acara ditutup dengan bermalam di sekolah bagi kelas 4 hingga kelas 6.
Ahmad Syukron mengungkapkan acara dimaksudkan untuk melatih kemandirian siswa serta membentuk jiwa yang berani. “Selain itu untuk mendekatkan diri kepada Allah,” jelasnya. (nji)

Selalu Adakan Eskul Baru

Written By Arind on Kamis, 25 Agustus 2011 | 10.57


HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Sukini
MONCERNYA popularitas sekolah menengah kejuruan (SMK) membuat SMA swasta mengalami penurunan jumlah siswa. Salah satunya dialami SMA Muhammadiyah 1 Semarang. Tahun ini jumlah siswa menurun. Jumlah penghuni kelas X dan XI  masing-masing 66 dan 70 siswa. Sedangkan kelas XII sebanyak 87. Hal itu disampaikan Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 01 Sukini kepada Harsem.
Jumlah ini menurun dibanding tahun lalu. “Namun, hal itu tak membuat kami mengurangi kualitas pembelajaran. Salah satunya ekstrakurikuler, justru setiap tahun kami membuat eskul baru,” jelasnya.
Menurutnya, semakin banyak eskul akan membuat calon siswa semakin tertarik. “Karena kami harus bersaing dengan SMA maupun SMK,” kata dia.
Keberadaan SMK memang merupakan penyebab berkurangnya jumlah siswa. “Lulusan SMK bisa cepat kerja. Akibatnya, siswa lebih tertarik masuk SMK dibanding SMA,” kata dia.
Hal itu tak menyurutkan upayanya untuk meningkatkan kualitas. “Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, setiap kelas kami lengkapi dengan AC dan LCD,” pungkasnya.
Selama bulan Ramadan kegiatan ekstrakurikuler tetap seperti biasa. Bedanya, lebih banyak diisi teori. Dikatakan, ekstrakurikuler yang disediakan antara lain tapak suci dan hizbul waton, rebana, qiroah, BTA, speaking dan bahasa Arab. “Kegiatan lain yakni paduan suara, basket, voli, dan paskibra tetap jalan,” jelasnya.
Durasi kegiatan dikurangi. “Biasanya durasi latihan 2 jam. Namun selama Ramadan dikurangi menjadi satu jam atau bahkan kurang dari itu,” terangnya. Dia mengatakan karena merupakan sekolah Islam, kegiatan lebih mengarah ke keagamaan. (awi/nji)

Undip Kerjasama dengan Udinus

HARSEM/DOK
Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi menyerahkan cenderamata kepada Prof Edi Noersasongko
KERJASAMA pengembangan pendidikan dilakukan Universitas Diponegoro (Undip) dan Uiversitas Dian Nuswantoro (Udinus). Penandatanganan dilakukan di Ruang Sidang Rektor Undip, Tembalang Selasa (23/8). Kesepakatan kerjasama berlaku selama lima tahun dengan fokus kerjasama bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Rektor Udinus Prof Edi Noersasongko menyampaikan terima kasih atas kesempatan bekerjasama dengan Undip. “Kami berharap mahasiswa dan dosen Udinus dapat diberikan kesempatan untuk magang serta studi lanjut di Undip,” jelasnya.
Selain itu kerjasama ini juga diharapkan bisa mengembangkan pendidikan bagi Udinus. “Pada intinya Udinus berkeinginan untuk ngangsu kawruh di Undip,” tambahnya.
Dikatakan, Undip sebagai universitas memiliki banyak materi dan pengalaman yang bisa dijadikan acuan bagi Udinus. “Kami juga berharap kerjasama bisa dikembangkan lebih lanjut,” jelasnya.
Kerjasama lanjutan yang diinginkan antara lain dalam bentuk kredit transfer sistem. “Mahasiswa Udinus kuliah di Undip beberapa semester. Juga kemungkinan twining program dengan kurikulum standar Undip,” lanjutnya.
Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi menyambut baik kerjasama ini. “Kami berharap kerjasama ini untuk kepentingan bersama dan saling tukar keunggulan " tegasnya.
Dijelaskan, Undip mempunyai potensi SDM (dosen) yang banyak. Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan Lembaga Penjaminan Pengembangan Mutu Pendidikan (LP2MP) juga dapat dimanfaatkan Udinus untuk belajar.
“Antara lain pelatihan cara mengajar yang baik, serta memanfaatkan teknologi komunikasi untuk mendukung perkuliahan, demikian pula Udinus yang mempunyai kelebihan di bidang IT, tentunya akan menjadi acuan bagi Undip,” pungkasnya. (awi/nji)

Raih Berkah dari Pupuk Organik

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Heni Tri Yuliastuti menunjukkan pupuk organik produksi sekolah
SEBAGAI sekolah yang menjadi langganan titik pantau Adipura, SDN Srondol Wetan 02 Semarang memiliki halaman sekolah yang rimbun. “Jumlah tanaman sangat banyak sehingga sampah daun yang dihasilkan juga banyak sekali,” ungkap Kepala Sekolah Heni Tri Yuliastuti.
Saking banyaknya, setiap hari tiga tong sampah besar penuh oleh sampah daun. Sampah sebanyak itu sayang kalau dibuang begitu saja. Daripada mubazir, akhirnya digunakan sebagai bahan baku pupuk organik.
 “Pupuk organik produksi kami sudah banyak yang membeli, terutama orangtua siswa. Namun kami prioritaskan untuk memupuk tanaman sekolah,” kata dia.
Dijelaskan, dalam pembuatannya, sekolah mengajak semua warga sekolah. “Mulai dari guru, siswa hingga tukang kebun dilibatkan,” jelasnya.
Dikatakan, satu bungkus pupuk dijual Rp 2.500. “Memang belum dijadikan bisnis. Hanya saja, siapa saja yang ingin membeli selama ada stok pasti kami layani,” urainya.
Dalam proses pembuatannya, siswa bertugas memilah sampah. “Dipisahkan sampah organik dengan anorganik. Misalnya sampah plastik, nanti dipisahkan untuk gunakan praktik siswa,” jelasnya.
Dengan jumlah sekitar 500 siswa, pekerjaan memilah sampah lebih terasa ringan. “Adapun pekerjaan membongkar sampah yang sudah menjadi pupuk dilakukan oleh tukang kebun dan guru. Itu dilakukan setengah tahun sekali. Hingga saat ini kami sudah memproduksi sekitar 180 sak pupuk,” jelasnya.
Sekolah juga bekerjasama dengan dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) untuk pengolahan sampah dengan cara lebih moderen. “Kami diberi alat komposter, gunanya untuk membuat sampah. Namun karena sampah terlalu banyak, tidak semua bisa kami tampung,” kata dia.
Banyak kegiatan lain untuk menjaga penghijauan. “Kami juga memiliki rumah hijau. Isinya berbagai macam tanaman bunga dan buah,” tukasnya. (awi/nji)

Pramuka Bantu Amankan Arus Mudik

HARSEM/SOKHIBUN NI’AM
Kompol Selamet Riyanto menyematkan pita kepada pramuka relawan pengamanan arus mudik Lebaran
Oleh Sokhibun Ni’am
Sejumlah pramuka Kwaran Ngaliyan ikut bertugas mengamankan Lebaran. Mereka bertugas selama lima hari.
BARANGKALI pengalaman sebagian besar siswa dalam memanfatkan libur menjelang lebaran seperti saat ini adalah berbelanja atribut lebaran, mudik ke kampung halaman, atau mempersiapkan jadwal pelesiran ke sanak saudara hingga ke obyek wisata saat Lebaran tiba nanti. Namun, berbeda dengan 12 siswa dari SMAN 7 dan SMAN 8 yang aktif di Pramuka Saka Bhayangkara pada Kwartir Ranting (Kwaran) Ngaliyan. Mereka memilih mengisi libur panjang lebaran kali ini dengan menjadi relawan Pengamanan Arus Mudik (PAM) lebaran.
Mulai Rabu (24/8) kemarin hingga Minggu (4/9) mendatang mereka akan bergiliran membantu aparat kepolisian dan tim terpadu pengaman arus mudik lainnya di Pos PAM Lebaran 2011 Jl, Gatot Subroto, depan SPBU Krapyak, membantu para pemudik dan mengatur lalulintas selama arus mudik Lebaran.
 “Tim yang terdiri 12 orang pramuka ini dibagi dalam dua shift. Bertugas untuk membantu para pemudik dan petugas dalam mengatur lalu lintas menjelang dan seusai lebaran mendatang,” ujar Mulyono Ketua Pramuka Kwaran Ngaliyan, menjelang upacara penyematan pita Petugas PAM Lebaran 2011 kepada 12 pramuka di halaman Polsek Ngaliyan, Selasa (23/8) petang. Penyematan pita dipimpin langsung oleh Kapolsek Ngaliyan, Kompol Selamet Riyanto.
Lebih lanjut, Mulyono mengungkapkan, kegiatan dharma bakti anggota Pramuka Saka Bhayangkara dalam momen mudik Lebaran ini merupakan program Gerakan Pramuka Kwaran Ngaliyan yang pertama kalinya dilakukan. Para anggota pramuka ini akan membantu aparat kepolisian dalam pengamanan lalulintas dan membantu memberikan pengaman tindakan pertama di tempat kejadian perkara.
 “Sebelumnya, kami sudah mengadakan kegiatan latihan kebhayangkaraan secara intensif terkait hal itu,” beber Kepala Sekolah SDN Beringin 02 tersebut.
 Selain itu, ditambahkannya, selama bertugas para pramuka juga akan ikut berpatroli bersama aparat kepolisian ke titik-titik keramaian seperti tempat wisata Taman Lele dan Kebun Binatang Mangkang  pasca-Lebaran nanti. 
 Sebelum diterjunkan ke lapangan, Kapolsek Ngaliyan berpesan kepada para anggota Pramuka agar menjunjung tinggi Dasa Dharma Pramuka. Terlebih, dalam aplikasinya untuk membantu para pemudik. “Saya harap para anggota Pramuka yang bertugas menjaga mental serta berbudi pekerti yang baik. Terutama dalam membantu para pemudik orang tua atau penyeberang jalan yang membawa banyak barang-barang keperluannya,” ucapnya.
 Dengan dharma yang tengah dilakukan ini, ia berharap bisa menjadi teladan dan ditiru oleh para pramuka lainnya dan masyarakat pada umumnya diwaktu mendatang. Kegiatan lapangan semacam ini, dikatakannya, mengandung pendidikan yang positif, khususnya bagi kalangan pelajar.
 “Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas apa yang dilakukan adik-adik anggota pramuka atas kerelaannya bersedia ikut andil dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Mudah-mudahan dapat menjadi tauladan bagi yang lain,” tandasnya. (nji)

Beasiswa Ditarik Lagi, Unnes Menolak

HARSEM/PANJI JOKO SATRIO
Rektor Prof Sudijono Sastroatmodjo secara simbolis menyerahkan bantuan biaya hidup kepada 450 mahasiswa penerima Beasiswa Bidik Misi.
DIRJEN Dikti berencana menarik kembali sebagian kuota tambahan Beasiswa Bidik Misi Unnes syang jumlahnya mencapai 1.000 kursi. Namun pihak Unnes menolak. Demikian rasan-rasan Rektor Prof Sudijono Sastroatmodjo kepada wartawan usai buka bersama (bukber) dengan penerima beasiswa dan tim pendaki Gunung Elbrush Rusia. Bukber diadakan di Auditorium Kampus Sekaran, Selasa (22/8).
Memang hanya dua perguruan tinggi yang mendapat tambahan kuota hingga 1.000 mahasiswa, yakni Unnes dan UGM. Perguruan tinggi lain mendapat tambahan kuota dengan jumlah lebih sedikir. “Mungkin karena itu, pusat meminta dikurangi,” jelasnya.
Namun hal itu ditolak Unnes. Menurut Prof Sudijono, pihaknya sudah melakukan pengumuman secara terbuka kepada mahasiswa tidak mampu untuk mendaftar. Hanya membuka pendaftaran selama tiga hari, ternyata pendaftar mencapai 826 mahasiswa. Itu belum termasuk 339 mahasiswa berstatus cadangan. “Sudah diumumkan secara terbuka mosok dianulir. Apalagi pendaftar juga banyak. Kecuali kalau ternyata setelah diverifikasi, banyak yang kaya tentu tidak perlu diberi beasiswa,” jelasnya.
Rektor menyatakan pihaknya sudah mengirim tim untuk melakukan kunjungan rumah calon penerima beasiswa. Tim melakukan verifikasi apakah mereka benar-benar tidak mampu. “Tim bekerja cepat, namun akurat,” jelasnya usai bukber dengan 450 mahasiswa penerima Beasiswa Bidik Misi 2011 (tahap I) sekaligus penyambutan Tim Mahapala yang 17 Agustus lalu berhasil mendaki Gunung Elbrush, Rusia. Pada kesempatan itu Rektor menyerahkan biaya hidup kepada beswan.
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof Marsukhi mengungkapkan ke-450 penerima beasiswa tahap pertama berasal dari tujuh provinsi. “Terbanyak dari Jawa Tengah yakni 434 orang,” ungkap Masrukhi.
Prof Masrukhi juga melaporkan, tim pendaki Elbrush yang terdiri atas Mnikmaya Waskitojati, Ma’rifah, dan Miftakhul Ulum telah tiba di kampus Sekaran, Senin (22/8) malam.
Bukber dimeriahkan pemutaran film yang mengganbarkan perjuangan ketiga mahasiswa Unnes mendaki puncak gunung berketinggian 5.642 meter di atas permukaan laut itu. Tampak pada tayangan, ketiganya mengibarkan tiga bendera: merah putih, bendera Unnes, dan bendera Mahapala.
Saat memberikan arahan, Rektor menyampaikan apresiasinya terhadap perjuangan mereka. “Para pendaki telah berjuang untuk mengharumkan nama baik Unnes,” jelasnya. (nji)

Zakat, dari Siswa untuk Siswa

Written By Arind on Rabu, 24 Agustus 2011 | 12.10

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Siswa SMP Eka Sakti Semarang tengah mengikuti pesantren kilat
                                                                           
DI SMP Eka Sakti Semarang, pembagian zakat menganut azas “dari siswa untuk siswa”. Pasalnya, banyak siswa berasal dari kalangan tidak mampu. Menurut Kepala Sekolah Kasmuri kepada Harsem, zakat ditarik dari siswa dari keluarga mampu serta dari guru. “Adapun penyalurannya, kami prioritaskan kepada siswa kurang mampu,” jelasnya.
Dijelaskan dari 645 siswa, sekitar 20% membutuhkan bantuan. “Bantuan yang akan kami salurkan bisa berupa uang atau beras, tapi kebanyakan yang kami terima berupa uang,” jelasnya.
Namun tak semua disalurkan kepada siswa. Sebagian juga dibagikan kepada warga sekitar sekolah yang membutuhkan. “Kebetulan di sekitar sekolah banyak warga yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kami akan memberikan bantuan kepada mereka,” terangnya.
Bantuan juga akan diberikan kepada pihak yang sudah mengajukan proposal kepada sekolah. “Sudah cukup banyak proposal pengajuan bantuan zakat yang masuk ke sekolah kami. Jadi sebagian zakat akan kami berikan kepada yayasan yatim piatu tersebut,” terangnya.
Kegiatan lain selama bulan Ramadan antara lain tadarus dan siraman rohani. “Pesantren kami adakan setiap Sabtu atau sepekan sekali. Ada juga kegiatan buka bersama yang melibatkan semua siswa,” kata dia.
Buka bersama sudah dilakukan pada 20 Agustus lalu. “Sekaligus kami mengadakan pengajian dalam rangka peringatan Nuzulul Quran,” tambahnya.
Untuk kegiatan Nuzulul Quran ini pihaknya mendatangkan pemateri dari luar sekolah. “Supaya lebih efektif dan mengena di benak siswa. Kami sengaja mendatangkan pembicara dari luar sekolah, jadi yang benar-benar ahli,” ujarnya.
Sekolah mengatakan pesantren kilat bermanfaat untuk membantuk karakter siswa. “Karena mereka masih dalam labil. Bekal agama membuat pondasi diri mereka lebih kuat,” ujarnya. (awi/nji)


Sentil Mahasiswa Kupu-Kupu

HARSEM/DOK
Rektor Prof Sudharto P Hadi saat mengisi Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB)
KARAKTER sejumlah mahasiswa yang hanya mengenal kuliah pulang-kuliah pulang (kupu-kupu) disentil Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi. Sentilan diberikan saat memberi pengarahan kepada mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang mengikuti Program Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Senin (22/8).

Pada kesempatan tersebut dia meminta agar mahasiswa mulai menumbuhkan kecintaan terhadap kampus. “Jangan jadikan kampus seperti hotel, kalau ada kekurangan kurang terus marah-marah pada petugas hotel," tegasnya.

Namun dia meminta setiap mahasiswa menjadikan kampus sebagai rumah dengan para mahasiswa sebagai anggota keluarga. “Jadi setiap mahasiswa mempunyai tanggung jawab tinggi untuk merawat dan menjaga kampus dengan baik,” pintanya.  


Sudharto menambahkan Undip terus melakukan penataan agar kampus lebih indah sehingga penghuninya betah. “Jika lingkungan baik diharapkan dosen melakukan penelitian dengan baik. Mahasiswa juga bisa mengakses internet dengan nyaman sekaligus memperkaya wawasan di perpustakaan,” terangnya.

Dia meminta semua mahasiswa mendukung upaya menjadikan Undip sebagai enviromentally friendly campus . “Yaitu kampus yang berwawasan lingkungan, antara lain menghijaukan lingkungan sekitar dengan kebiasaan menanam dan memelihara pohon dengan baik," tuturnya.

PPMB diikuti sekitar 1.099 mahasiswa baru dari 11 program studi di FISIP. Antara lain Ilmu Komunikasi, Ilmu Pemerintahan, Administrasi Publik, Administrasi Bisnis, Hubungan Internasional, D3 Public Relations, D3 Pertanahan, D3 Keuangan Daerah, D3 Pemasaran, D3 Administrasi Perkantoran, dan Sekretari.

Panitia PPMB Agung Budiatmo mengatakan selama dua hari pelaksanaan mahasiswa diajak mengenal kehidupan kampus. Di antaranya pengenalan program studi, kalender akademik, prospek kerja, kultur perguruan tinggi, dan etika kehidupan kampus.

“Juga perihal metode pembelajaran di perguruan tinggim penulisan karya ilmiah, pengenalan perpustakaan, sistem informasi akademik, dan organisasi kemahasiswaan,” paparnya. (awi/nji)


Imam Taufiq Raih Doktor (upper) Kampanyekan Islam yang Ramah

HARSEM/M ICHWAN
Imam Taufiq
DI tengah kejumudan sejumlah organisasi Islam “garis keras” yang getol mengampanyekan penerapan syariat Islam dalam hukum formal, Imam Taufiq mencoba menawarkan Islam yang ramah. Ahli Tafsir IAIN Walisongo itu menyusun disertasi yang menolak cara berpikir kaum Islam “fundamentalis”.  Dia berhasil mempertahankan disertasinya sehingga berhak menyandang gelar doktor dalam Rapat Senat Terbuka yang digelar di Aula Gedung Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, Senin (22/8).
Menurut Imam, kerapkali golongan keras bersikap tidak sabar, diliputi marah dan kebencian bahkan menebar teror maupun kriminalitas. Dalil yang kerap mereka gunakan adalah ayat Alquran  surat Al Baqoroh: 208. Isinya  perintah untuk masuk Islam secara keseluruhan.
Langkah mereka telah membuat ketegangan di masyarakat. Orang non-Islam takut lalu berpersepsi negatif, sementara umat Islam di luar kelompoknya juga diposisikan sebagai musuh. Bahkan dikafirkan  karena dianggap tidak mendukung.
Imam membantah melalui penelitian Konsep Perdamaian dalam Alquran. Dosen Tafsir-Ilmu Tafsir Fakultas Ushuluddin ini menyatakan, yang tepat terjemahan udkhulu fis silmi kaaffah dalam ayat tersebut adalah masuklah ke dalam kedamaian secara total.
Hipotesanya sekaligus mengoreksi terjemahan Alquran versi Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) atas ayat tersebut.  Versi Depag, terjemahan ayat ini adalah Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu  turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu  musuh yang nyata bagimu.
“Makna ayat ini, seorang muslim harus membangun perdamaian dan membuat Islam itu menyenangkan. Penuh kasih sayang. Kalau ada orang takut kepada Islam, atau bereaksi negatif kepadanya, itu tidak sesuai dengan makna Islam sebagai agama perdamaian,” tuturnya.
Tim penguji adalah Prof Muhibbin yang juga rektor IAIN Walisongo, Prof Ismawati, Prof Nashruddin Baidan, Prod Suparman Syukur, dan Zuhad.
Adapun promotornya, Prof Achmad Gunaryo dan co-promotor Ahmad Hakim. Keluarga dan kerabat promovenda Hadir. Juga sahabat-sahabtnya di MUI Jateng, IPHI Jateng, beberapa tokoh ormas Islam, pejabat Kantor Kemenag Jateng, sejumlah dosen dan para mahasiswa. Di antara hadirin ada Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Jateng H Suwanto yang juga Bendahara MUI Jateng.
Imam Taufiq menambahkan, Allah telah memberikan hidayah kepada manusia untuk mentransformasikan perdamaian (salam), kebajikan (sholah), dan kerukunan (wifaq), sebagaimana telah ditetapkan dalam Islam.
Ayat tersebut, terang dia, dibuka dengan sighot amar. Yaitu memerintahkan untuk mewujudkan perdamaian. Maka secara langsung melarang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perdamaian, seperti peperangan dan pertikaian. Terlebih, kata as-silm apabila disandarkan dengan kata kaffah memiliki makna tersendiri. Yaitu, imam seseorang tidak sempurna sampai ia menegasi permusuhan dan pertikaian.
“Konsep universal agama Islam adalah rahmatan lil alamin. Kasih sayang untuk alam semesta. Manusia seluruhnya. Maka  muslin harus membangun perdamaian,” jelasnya.
Kata Islam yang berasal dari dasar salama, kata dia, miminal bermakna tiga. Yakni berserah diri kepada Tuhan, membayar di muka, dan memasuki perdamaian. (moi/nji)



Salurkan Zakat untuk Siswa Sendiri

Written By Arind on Selasa, 23 Agustus 2011 | 12.50

HARSEM/SOKHIBUN NI’AM
Siswa menerima pembagian zakat yang diwujudkan dalam bentuk sepatu
MESKI Ramadan belum berakhir, namun siswa-siswi SDN Beringin 02 di Kecamatan Ngaliyan sudah menunaikan amalan wajib penyempurna puasa berupa pembayaran zakat fitrah melalui amil (panitia zakat) yang dibentuk sekolah. Zakat yang terkumpul juga sudah didistribusikan ke sejumlah penerima, termasuk kepada para siswa sendiri.
Kepala Sekolah Mulyono mengungkapkan, penggalangan zakat fitrah di kalangan siswa memang sengaja dilakukan lebih awal. Pendistribusian zakat dengan dikoordinatori guru agama tersebut berhasil mengumpulkan zakat fitrah berbentuk uang tunai sebesar Rp. 2.210.000 dan 50 kilogram beras.
“Semua zakat dari para siswa tersebut, sudah kami distribusikan sejak hari Sabtu (19/8) dan kami jadwalkan selesai semua hari ini (kemarin, red),” jelasnya, di sela kegiatan pendistribusian zakat fitrah, kemarin.
Penyaluran semua zakat fitrah, dijelaskannya, disalurkan ke sejumlah mustahiq. Yaitu sepertiga didistribusikan melalui UPTD Pendidikan Kecamatan Ngaliyan untuk kemudian disalurkan melalui BAZ Kota Semarang, kemudian tiga perempat sisanya didistribusikan langsung kepada masyarakat sekitar dan siswa kurang mampu di SDN Beringin 02.
“Jumlah yang diterimakan kepada siswa berbeda-beda. Ada yang mendapat zakat berupa uang tunai Rp 25 ribu ditambah beras 2,5 kilogram. Ada yang cuma uang Rp 25 ribu tanpa beras. Tergantung kondisi perekonomian orangtua mereka,” jelas Mulyono.
Lebih jauh tentang kegiatan pengumpulan dan pendistribusian zakat fitrah ini, Mulyono menjelaskan, dimaksudkan sebagai wahana pembelajaran kepada siswa. Selain untuk memperkenalkan bahwa zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap muslim¸ juga untuk menamkan rasa solidaritas dan menumbuhkan empati siswa terhadap saudaranya yang kurang beruntung. “Zakat fitrah termasuk rangkaian kegiatan pesantren Ramadan,” jelasnya.


  

Siswa Tunas Bangsa Bersedekah ke Panti Asuhan

HARSEM/SOKHIBUN NI’AM
Siswa menyalurkan sedekah sembako dan uang tunai ke Panti Asuhan Qosim Al-Hadi Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen
BERSEDEKAH harus diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini. Itu pula yang dikenalkan pada siswa-siswi PG-RA Islamic Tunas Bangsa Beringin Semarang. Menginjak hari ke-19 bulan Ramadan, Sabtu (19/8) kemarin, sebanyak 170 siswa diajak berkunjung ke Panti Asuhan Qosim Al-Hadi, di Desa Wonolopo Kecamatan Mijen dan menyerahkan sedekah berupa sembako dan uang tunai kepada penghuni panti.
Kepala Sekolah PG-RA Islamic Tunas Bangsa Beringin, Widjijanti mengatakan, bakti sosial ke panti asuhan ini rutin dilakukan siswa setiap bulan Ramadan. Tujuannya, untuk melatih siswa untuk lebih peduli terhadap sesama dan melatih sikap ikhlas berbagi.
“Bakti sosial ke panti asuhan sudah merupakan kegiatan tahunan kami sejak empat tahun lalu. Kami maksudkan untuk melatih dan menanamkan kecerdasan sosial pada anak didik kami sehingga kelak menjadi insan yang mempunyai kepekaan sosial tinggi, tidak berat tangan membantu saudaranya yang kurang beruntung,” jelasnya, di sela acara.
Dikatakannya, sedekah yang disalurkan merupakan infak siswa yang dikumpulkan setiap Jumat. “Setiap Jumat kami meminta siswa memberi infak secara sukarela. Infak yang terkumpul kemudian dibagikan kepada anak yatim,” katanya.
Selain bersumber dari dana infak siswa, ditambahkannya, juga bersumber dari bantuan orangtua siswa. “Alhamdulillah, kegiatan ini sangat di-support oleh orangtua siswa. Mereka juga ikut memberikan bantuan sembako maupun uang tunai. Total uang tunai yang terkumpul, sekitar Rp 6 juta, kami salurkan dalam bakos kali ini,” tandasnya.
Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi pengalaman religius dan menumbuhkan sikap positif pada anak-anak agar dapat menjadi anak peduli sesama. “Saya harap pemberian sedekah semacam ini bisa terus berjalan. Insya Allah nilainya terus bertambah,” katanya. (sna/nji)

Takjil Tuntas, Zakat Siap Dibagikan

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Guru menyiapkan barang hasil pengumpulan zakat fitrah mal, dan sedekah yang akan disalurkan ke panti asuhan
LEBARAN masih sepekan. Tapi mayoritas siswa SDN Srondol Kulon 01 Semarang sudah takjil (titip zakat) ke sekolah. Guru pendidikan agama Islam, Trimo mewakili Kepala Sekolah Sutarno mengatakan, zakat sudah terkumpul.
“Ada yang berupa zakat fitrah dan mal, ada pula sedekah. Sudah kami kemas dan tinggal disalurkan kepada yang berhak,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
Untuk penyalurannya, pihak sekolah sudah memutuskan untuk membagikannya kepada yayasan panti asuhan yang sudah mengajukan permintaan bantuan kepada sekolah. “Ada beberapa proposal yang masuk. Barang-barang yang sudah terkumpul akan kami bagikan secara merata kepada sejumlah yayasan,” jelasnya.
Yayasan akan diberi bantuan antara lain TPQ ABA-ABA, Yayasan Putra-Putri Al Fatihah, Darul Yatim, serta Al-Karimah.
Sebagian siswa juga akan menerima bantuan. “Sebagian akan kami berikan kepada siswa yang betul-betul membutuhkan,” kata dia.
Barang yang sudah dikumpulkan beberapa macam. Antara pakaian pantas pakai dan makanan kering. “Imbauan dari kami seperti itu,” lanjutnya.
Pengumpulan zakat merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan selama bulan Ramadan. “Sebelumnya sudah ada kegiatan lain. Pekan pertama kami memantau siswa, apakah menjalankan puasa atau tidak. Pekan kedua ada pesantren kilat,” jelasnya.
Dijelaskan, pesantren kilat diisi sejumlah lomba. Setiap kelas lombanya berbeda.
Kelas I, lomba yang digelar membaca Al Fatihah. Kelas II lomba praktik wudhu dengan sempurna. Kelas III sholat fardhu Maghrib.
Kelas IV lomba adzan (putra) dan lomba sholat wajib (putri). Kelas V sholat fadhu pilihan dengan bacaan khusyu serta kelas VI hafalan surat Al Fatihah hingga Al Ashr.
“Hafalan sebanyak 12 surat pendek. Target kami, siswa lulus sudah hapal 23 surat, dari Al Fatihah hingga Adhuha,” jelasnya.
Kegiatan ditutup dengan buka bersama dan dilanjutkan Nuzulul Quran. “Buka bersama diikuti semua siswa mulai dari kelas satu hingga enam. sedangkan pengajian Nuzulul Quran hanya untuk kelas tiga hingga enam karena acaranya malam,” jelasnya. (awi/nji)   

Plafon SD Palebon 01 Nyaris Ambrol

HARSEM/BAGUS PANJI BUANA
Salah satu ruang kelas VI atapnya terancam ambrol dan hanya diberi penyangga bambu
KONDISI bangunan SD Negeri Palebon 01 di Jalan Panda Raya, Kelurahan Palebon sangat memprihatinkan. Dari luar terlihat kokoh, namun hampir seluruh ruang kelas sangat mengkhawatirkan.
Berdasarkan pengamatan, seluruh ruangan yang terdiri dari enam kelas ditambah satu ruang guru hampir rata-rata atapnya terancam ambrol dan hanya disangga dengan bambu. Kondisi ini dikhawatirkan mengancam keselamatan siswa yang belajar di ruang tersebut.
“Bangunan ini sudah sejak 1978 tidak pernah direnovasi. Lihat saja semua plafonnya rapuh karena kayunya dimakan rayap,” jelas Kepala Sekolah SDN Palebon 01 Asfuri melalui Amat, guru pendidikan jasmani.
Hampir semua guru merasa tidak nyaman dan cemas saat mengajar siswanya karena Kamis pekan lalu plafon kembali ambrol. “Kemarin, baru saja plafon di ruang guru ambrol,” timpal seorang guru.
Menurut Amat, kondisi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan bantuan pembangunan. Sementara pihak kepala sekolah sudah berulangkali meminta bantuan ke Dinas Pendidikan Kota maupun pemkot.
“Kami sudah sering membuat proposal bantuan dan dikirim ke pemerintah. Namun tidak pernah ada realisasinya,” ucapnya didampingi Warsi, guru kelas I.
Warsi menambahkan, pihaknya juga tidak nyaman saat mengajar dan cemas dengan para siswanya. Karena dikhawatirkan atap ambrol menimpa siswa kelas satu. “Kami ingin Pemkot atau Bapak Walikota membantu sekolah kami agar sistem belajar mengajar bisa tenang,” jelasnya.
Terpisah, Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pedurungan, Siswoyo H membenarkan atas informasi ambrolnya atap ruang guru SD Negeri Pelebon 01. “Memang kondisi SD Negeri Palebon 01 memprihatinkan. Dari luar kelihatan bagus tetapi di dalamnya membahayakan,” jelasnya.
Dikatakan, sebagai Kepala UPTD Kecamatan Pedurungan pihaknya sudah meminta pihak sekolah untuk membuat laporan secara tertulis dan disampaikan ke pemerintah. “Laporan ini nantinya akan saya rekomendasi untuk disampaikan ke dinas kota,” jelasnya. (gus/nji)

Rusunawa Unissula untuk Pesantren Putri

Written By Arind on Senin, 22 Agustus 2011 | 11.24

HARSEM/M ICHWAN
Menpera Suharso Monoarfa menyalami Rektor Laode M Kamaluddin disaksikan ketua YBWSA Hasan Toha Putra
MENTERI Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa meresmikan Rumah Susun Sewa Mahasiswa di kompleks kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Sabtu (20/8).

Peresmian bersifat khusus, tidak bareng dengan rusunawa perguruan tinggi lain yang ramai-ramai diresmikan di Kampus Universitas Muhammadiyah Semarang beberapa waktu lalu.

Tak lain karena Menpera diberi presentasi desain rusunawa berkonsep Islami. Pjs Kepala Badan Public Relation Unissula Trimanah mengatakan, kehadiran Menpera sangat penting. Sebab pihaknya ingin mendapat arahan terkait pengembangan rusunawa di masa mendatang. Karena Unissula menempatkan rusunawa tersebut sebagai bagian dari keunggulan, bukan pelengkap kampus semata.

“Kami memposisikan rusunawa sebagai layanan keunggulan. Maka kami memohon arahan untuk pengembangan ke depan,” tuturnya di sela peresmian.

Acara dihadiri Rektor Laode M Kamaluddin, Ketua Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Hasan Toha Putra, sejumlah anggota senat Unissula, dosen dan perwakilan mahasiswa. Menpera meneken prasasti rusunawa berlantai empat berkapasitas 98 rumah tipe 21 dengan fasilitas hotspot area tersebut.

Layanan Stimulan
Menpera dalam sambutannya menyampaikan, Rusunawa yang dibangun kementriannya merupakan stimulan. Yakni agar penerima mengembangkan sendiri hasil penyewaan tersebut.

“Rusunawa merupakan layanan pemerintah kepada dunia pendidikan. Sifatnya stimulan. Hasil sewanya harus bisa untuk mendirikan rusunawa berikutnya,” tuturnya.

Suharso meminta rektor maupun yayasan menjaga aset sebaik-baiknya. Karena pembangunan fisik dari pemerintah tidak kontinyu. Tahun 2012 tak ada lagi.

Model pemukiman vertikal, lanjutnya, bisa mengurangi beban kota. Karena penghuninya tak perlu transportasi.    Kepada mahasiswa yang menempati, Suharso berpesan agar belajar giat. “Harus sungguh-sungguh belajar. Manfaatkan kesempatan untuk meraih cita-cita,” pesannya.

Najichatul Istiqomah, mahasiswi semester V asal Salatiga banyak keuntungan tinggal di rusunawa. “Saya tinggal di sini sejak dibuka Septermber tahun lalu. Tak perlu sepeda motor atau naik bus untuk kuliah. Banyak untungnya dibanding kos,” ujar mahasiswi yang kuliah dobel, di Fakultas Hukum dan Fakultas Agama Islam (FAI) Jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) ini.

Dia jelaskan, awal kuliah dulu kos di kawasan Genuk dengan tarif Rp 250 ribu per bulan. “Memang punya privasi karena satu kamar dipakai sendiri. Namun semangat belajar naik turun dan jika ke kampus harus naik bus kota atau angkot,” jelasnya. (moi/nji)

Zakat Terkumpul, Besok Tinggal Dibagikan


PENGUMPULAN zakat sudah selesai dilakukan SDN Petompon 01 Semarang. Kepala Sekolah Rita Hermiati mengatakan zakat berupa barang yang disesuakan dengan tingkatan kelas.  “Memang kami tentukan berdasar kelas masing-masing,” lanjutnya.

Bentuk barang adalah kelas I sabun mandi, kelas II pasta gigi, kelas III kecap manis, kelas IV gula pasir, kelas V shampo, serta kelas VI mie instan. “Hari ini sudah mulai terkumpul, akan kami bagikan besok (selasa, 23/8) ke beberapa yayasan yatim piatu yang sudah mengajukan proposal kepada kami,” jelasnya.

Pihak sekolah akan melakukan survei terlebih dahulu. “Kami ingin bantuan tepat sasaran dan dinikmati yang benar-benar membutuhkan,” jelasnya.

Sebagian bantuan akan diberikan kepada siswa dari keluarga kurang mampu. “Di sini kebanyakan dari keluarga kekurangan. Untuk itu kami akan lebih memprioritaskan siswa kami sendiri,” jelasnya.

Kegiatan lain selama bulan Ramadan adalah pesantren kilat. “Pesantren kilat sudah kami adakan 10 dan 11 Agustus lalu,” terangnya.

Materi yang diberikan antara lain Alquran dan ibadah dan kesehatan selama bulan Ramadan. “Pembicaranya guru sendiri. Kami tidak mendatangkan guru dari luar sekolah,” ujarnya.

Dijelaskan, pesantren kilat dilanjutkan dengan buka bersama dan tarawih. “Selain itu, saban Jumat guru mengenakan busana muslim. Siswa menyesuaikan, mengenakan busana senada,” jelasnya.

Tak hanya Jumat, jika ada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa juga harus mengenakan busana muslim. “Tujuan kami supaya siswa lebih dekat dengan agama mereka, selain itu agar suasana Ramadhan lebih terasa,” jelasnya.

Sesuai edaran dari Dinas Pendidikan Kota Semarang dan UPTD Pendidikan Kecamatan Gajahmungkur, selama bulan puasa jam pelajaran dikurangi. “Satu jam pelajaran hanya 30 menit,” terangnya. (awi/nji)

Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi (OKPT) Unnes (upper) Zonder Kemah, Tetap Asyik

HARSEM/PANJI JOKO SATRIO
Kaharmabigus Masrukhi saat meninjau OKPT di Guslat Fakultas Bahasa dan Seni (FBS)
PRAMUKA identik dengan kemah, api unggun, dan kegiatan alam lain. Tapi Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi (OKPT) di Unnes ternyata lain. Tak ada kemah, api unggun, mencari jejak, atau morse. Mengapa? Apakah semata-mata karena bertepatan dengan bulan Ramadan?
Selama dua hari mulai kemarin, sebanyak 5.310 mahasiswa baru Unnes mengikuti OKPT. Sebagian peserta adalah mahasiswa jurusan kependidikan yang memang diwajibkan mengikuti, serta mahasiswa nonkependidikan yang ikut dengan sukarela. Kegiatan merupakan gawe Racana Wijaya (tingkat Universitas), namun dilakukan di gugus latih (guslat) di masing-masing fakultas.
Pembina Satuan Pramuka Unnes, Wagiran mengatakan sengaja zonder kemah. "Bahkan, kegiatan kami batasi maksimal pukul satu siang harus sudah selesai," jelas dosen Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) ini.
Acara hari pertama "hanya" ceramah dari beberapa pembicara, di antaranya Ketua Kwarda Jateng Prof S Budi Prayitno dengan tema Aku Bangga Jadi Pramuka.
Selain karena bertepatan dengan bulan Ramadan serta jumlah peserta yang terlalu banyak, juga karena kepramukaan di kampus lebih mengedepankan intelektual dan keorganisasian. "Pramuka Unnes akan diarahkan menjadi pilar konservasi," jelasnya.
Meski zonder kemah, Ketua Harian Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kaharmabigus) Masrukhi menjamin acara tetap asyik. "Pramuka adalah kegiatan fun dan menyenangkan. Jadi semua unsur kegiatan harus didesain secara menyenangkan pula," jelasnya saat meninjau kegiatan di Guslat FBS.
Agar tak kering dari kegiatan outdoor, hari ini akan diadakan berbagai atraksi. "Ada banyak, di antaranya pioneering, outbound, fun games, dan lainnya. Penampilan dari Racana Wijaya dan guslat tiap fakultas," ungkap Masrukhi yang juga Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan ini.
Sementara anggota Mabigus Agus Wahyudin yang juga Pembantu Rektor Bidang Akademik mengingatkan fungsi pramuka sebagai model pembentukan karakter. "Mahasiswa harus punya karakter kuat ketika tampil di masyarakat. Harus menjadi pribadi tangguh, yang bisa dilatih melalui pramuka," ungkapnya saat memberi sambutan di Guslat Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).
Menurut Agus Wahyudin, mahasiswa tak cukup hanya menimba ilmu di kampus dalam bentuk kuliah. "Kuliah adalah paket pembelajaran yang memang wajib dilalui, tapi kualitas individu tergantung pencarian masing-masing mahasiswa," pesannya.
Salah satu peserta, Isyana dari Jurusan PGSD mengaku kegiatan relatif seru. "Seru karena ada yel-yel dan atraksi lain. Apalagi besok (hari ini, red) banyak kegiatan outdoor," jelas mahasiswa asal Ungaran ini. (nji)

Mahasiswa Unika Ikuti “Tukar Kredit”

HARSEM/DOK
Rektor Unika Prof Budi Widianarko (pegang mik) didampingi Sentot Suciarto membuka Program Pertukaran Kredit Mahasiswa
MAHASISWA Unika bisa mengikuti Program Pertukaran Kredit Mahasiswa dengan perguruan tinggi anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (Aptik). Tukar kredit maksudnya mengambil mata kuliah serupa di kampus lain. Hal itu diungkapkan rektor Unika Prof Y Budi Widianarko dalam sosalisasi, kemarin. “Anggota Aptik sebanyak 18 perguruan tinggi, tersebar di 13 kota di Indonesia,” kata dia.

Menurut Budi, tujuan program pertukaran mahasiswa adalah untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa mengenal perguruan tinggi di Indonesia, khususnya dalam wadah Aptik. Manfaat lain adalah meningkatkan pemahaman tentang Aptik sebagai perkumpulan solidaritas antarperguruan tinggi Katolik. “Dan yang lebih penting yaitu melahirkan jejaring calon pemimpin masa depan,” terangnya.

Mahasiswa peserta pertukaran akan memperoleh kesempatan langka untuk tinggal di kota lokasi perguruan tinggi. “Dengan begitu, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman hidup perihal keberagaman geografis, sosial, ekonomi, budaya serta merasakan secara langsung iklim akademik dan perspektif keilmuan baru. Serta diharapkan mendapatkan kematangan personal dan intelektual baru yang bersumber dari visi dan misi perguruan tinggi,” urainya.

Diakuinya, forum mencoba mengesampingkan perbedaan peringkat akreditasi masing-masing perguruan tinggi. “Selain itu adalah menyederhanakan administrasi yang meliputi transfer kredit dan pembebasan uang kuliah di perguruan tinggi tujuan, pembayaran uang kuliah di  asal, serta dukungan dari Aptik dan insentif dari perguruan tinggi peserta,” kata dia.

Selanjutnya, dijelaskan pula, pertukaran mahasiswa melalui transfer kredit harus ada kesepakatan mulai dari indeks prestasi, jumlah SKS yang akan diambil dan kesetaraan mata kuliah yang akan ditangani masing-masing perguruan tinggi.

“Perguruan tinggi peserta juga harus mempertimbangkan bantuan untuk biaya hidup oleh perguruan tinggi pengirim. Selain itu ada bantuan tempat tinggal bagi mahasiswa yang akan diupayakan oleh perguruan tinggi penerima,” ungkapnya.

Biaya perjalanan akan dibantu oleh Aptik. “Dari kegiatan ini, kami berharap mahasiswa akan mengenal dan merasakan iklim serta memanfaatkan jejaring akademik yang dapat diciptakan semasa kuliah dan melakukan interaksi di perguruan tinggi penerima. Selain itu untuk menumbuhkan nasionalisme,” paparnya. (awi/nji)

Belajar Jadi Dai melalui Safari

UNTUK mengisi Ramadan yang penuh berkah, SD Islam Bilingual An-Nissa menyelenggarakan Safari Ramadan ke berbagai tempat. Menariknya, kegiatan yang dihelat mulai 8-18 Agustus 2011 tersebut tidak hanya dijadikan sebagai wahana menjalin silaturrahmi, tetapi dimanfaatkan pula untuk mengasah bakat khitobah (ceramah keagamaan).
Kepala Sekolah M Zamroni menjelaskan, Safari Ramadan merupakan program tahunan sekolahnya yang sudah berjalan selama dua tahun. Seperti tahun sebelumnya, tujuan utama dilaksanakannya Safari Ramadan untuk melatih kemampuan siswa dalam berdakwah. “Jadi kami manfaatkan kegiatan kunjungan ke berbagai tempat ini untuk melatih kemampuan dan mental putra-putri kami yang punya bakat menjadi dai,” ucapnya, kemarin.
Dalam kegiatan ini, dijelaskannya, pihaknya memang sengaja tidak melibatkan semua siswa, tetapi hanya diperuntukkan bagi tujuh siswa kelas III–V yang berbakat dalam bidang khitobah. “Setiap siswa kami beri kesempatan untuk memberikan ceramah di tempat kunjungan. Satu tempat diisi satu hingga dua anak,” jelas Zamroni.
Sementara, tempat-tempat yang dikunjungi antara lain TPQ, masjid, dan yayasan. Bahkan tahun ini, dikatakannya, Safari Ramadan dilaksanakan hingga keluar Kota Semarang, di antaranya ke kawasan perumahan Pucang Gading, Demak.
Seperti pelaksanaan Safari Ramadhan putaran terakhir yang berlangsung di TPQ Raudlatul Firdaus, Kelurahan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Kamis (18/8) petang, mereka yang mendapatkan jatah mengisi ceramah yaitu Abdillah M. Madjid dan Sausan.
Di hadapan puluhan siswa-siswi dan guru TPQ Raudlatul Firdaus, siswa dan siswi kelas IV tersebut lancar menyampaikan materi ceramah. Performance keduanya pun mendapatkan apresiasi positif dari pihak dikunjungi itu. Bahkan, mereka berharap tahun depan safari ini dapat dilakukan lagi.
Sementara, Zamroni berharap kegiatan ini dapat menjadi pemicu generasi bangsa lainnya untuk terus bersemangat mempelajari ilmu pengetahuan dan ilmu agama. “Siswa kami yang terlibat kami harapkan bisa menjadi penceramah yang mampu memberikan pencerahan kepada sesama manusia lainnya suatu saat nanti,  tandas Zamroni. (sna/nji)


Tujuhbelasan “Islami”, Lebih Kena di Hati

Written By Arind on Jumat, 19 Agustus 2011 | 10.51

HARSEM/ SOKHIBUN NI’AM
Pembagian hadiah bagi siswa berprestasi di SDn Srondol 03 Semarang
Oleh Sokhibun Ni’am
Karena bertepatan dengan Nuzuluk Quran, tujuhbelasan di SDN Srondol Kulon 03 dikemas lebih religius. Sekaligus untuk memebrikan pendidikan karakter.

HARI Ulang Tahun Kemerdekaan ke-66 Republik Indonesia yang bertepatan dengan peringatan turunnya Alquran (Nuzulul Quan) pada Rabu (17/8) kemarin diperingati secara istimewa oleh SDN Srondol Kulon 03. Selain disemarakkan upacara bendera seperti umumnya, tujuhbelasan juga diisi kegiatan keagamaan khas Ramadan.
Kegiatan dipusatkan di lapangan sekolah. Dimulai dengan upacara bendera dan penyerahan hadiah untuk pemenang lomba. Kemudian sorenya dilanjutkan kegiatan keagamaan. Di antaranya buka bersama, pengumpulan zakat fitrah, sholat tarawih, dan pesantren Ramadan yang melibatkan seluruh unsur pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, dan masyarakat sekitar. Seluruh rangkaian acara, berlangsung lancar dan penuh khidmat.
Kepala Sekolah SDN Srondol Kulon 03 Purwanto mengatakan, HUT RI ke-66 ini merupakan momen sangat istimewa karena bertepatan peringatan Nuzulul Quran. Untuk itu, pihaknya mengisinya dengan kegiatan yang diharapkan mampu menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme yang dilandasi kecakapan rohani di kalangan siswa. “Harapannya, hikmah yang ingin kami sampaikan bisa lebih kena d ihati siswa,” jelasnya.
Kegiatan perayaan HUT RI di antaranya lomba memasukkan pensil ke dalam botol, membawa kelereng, gerak jalan, menari, serta kebersihan kelas. “Diadakan mulai pertengahan Juli hingga sekarang,” ucapnya, kemarin. 
Ia menambahkan, agar kegiatan peringatan tujuh belasan ini lebih bermakna, pihaknya berupaya agar tidak sekedar seremonial. Oleh pihaknya, kegiatan peringatan tujuhbelasan juga diisi dengan berbagai kegiatan bervisi pendidikan karakter. “Karena bertepatan dengan bulan Ramadan, kegiatan kami isi dengan pesantren kilat yang konsep dan materinya kami sesuaikan dengan visi yang kami buat,” imbuhnya.
Dijelaskannya, materi pesantren meliputi bidang muamalah, tarikh, ilmu Alquran, akhlak, dan ilmu fiqh. Sementara pelaksanaan kegiatannya dilakukan dalam dua tahap, yaitu untuk kelas IV – VI dilaksanakan pada 11–13 Agustus dan untuk kelas I–III dilaksanakan pada 15–17 Agustus.
“Sebagai puncaknya adalah pesantren Ramadan. Jika pada hari sebelumnya, meteri hanya disampaikan oleh guru, namun pada puncak acara kami mengundang dai dari luar,” terangnya. (nji)

Matahari Belum Setombak, Sudah Sholat Dhuha

HARSEM/ARIS WASITA WIDIASTUTI
Para siswa tetap bersemangat mengikuti pelajaran meski menjalankan puasa satu hari penuh
AFDHOLNYA, sholat dhuha memang ditunaikan ketika matahari sudah naik sepenggalah (setombak) atau sekitar pukul tujuh pagi. Namun di SD Muhammadiyah 06 Semarang, sholat sunah itu diselenggarakan lebih gasik, pukul 06.30. “Kami adakan pada jam ke-0 sebelum siswa memulai pelajaran,” ungkap salah satu guru Zaenatul Fahiror mewakili Kepala Sekolah Syukri.
Kegiatan lain selama bulan Ramadan adalah pesantren kilat mulai jam ke-5. Dijelaskan, sholat dhuha sekaligus membaca doa-doa pendek. “Adapun pesantren kilat untuk pendalaman Juz Ama,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.
Istirahat dilakukan di ruang kelas masing-masing siswa usai istirahat kedua. “Tepatnya pada jam kelima pada hari itu. Semua siswa wajib mengikuti pesantren, mulai dari kelas satu hingga kelas enam,” jelasnya.
Pesantren kilat bagi siswa kelas I dan II diserahkan kepada tim khusus. “Mereka masih kecil sehingga perlu pendampingan khusus. Tim khusus beranggota tiga guru. Mereka memberikan materi yang lebih sederhana dibandingkan kelas tinggi,” urainya.
Adapun siswa kelas III hingga VI lebih ke hafalan surat pendek. “Sebenarnya kelas satu dan dua juga ada hafalan surat pendek. Namun di kelas tinggi sudah mulai diperhatikan lafalnya,” lanjutnya.
Tak hanya itu, permakluman juga diberikan bagi siswa kelas I dan II yang rata-rata menjalankan puasa selama setengah hari. “Ada yang berpuasa satu hari penuh namun jumlahnya sedikit,” lanjutnya.
Sedangkan siswa mulai dari kelas III sudah wajib melakukan puasa sehari penuh. “Itu anjuran dari sekolah. Kami memantau agar mereka puasa dengan baik. Semoga di rumah juga begitu. Karena saat di rumah sudah di bawah pantauan orangtua,” terangnya.
Siswa yang mengikuti pesantren kilat sebanyak 125 anak. Meski ada pesantren kilat, jam sekolah tetap dikurangi. Masuk pukul 06.30 untuk sholat dhuha, kemudian jam efektif mulai pukul 07.00 dan pelajaran diakhiri pukul 11.00,” jelasnya.
Acara lain yaitu buka bersama yang akan dilakukan pada 22 Agustus mendatang. Adapun Nuzulul Quran pada 18 Agustus, dimeriahkan dengan sholat tarawih berjamaah. (awi/nji)

Setiap Hari Adakan Pesantren Kilat

Written By Arind on Kamis, 18 Agustus 2011 | 11.06

BANYAK kegiatan yang diadakan SMA Muhammadiyah 01 Semarang untuk memeriahkan bulan Ramadan. Kepala Sekolah Sukini mengatakan, selama Ramadan siswa mengikuti kegiatan khusus.

“Setiap hari kami adakan pesantren kilat. Kami adakan pada jam pelajaran kedelapan dan kesembilan,” jelasnya kepada Harsem saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Dijelaskan, pesantren dilakukan setiap hari. “Materi yang diberikan tentu saja yang berhubungan dengan keislaman. Mulai dari akidah, akhlak, dan sebagainya,” paparnya.

Kegiatan diadakan mulai pukul 11.30 hingga 12.30. “Jadi sebelum pulang sekolah, siswa sudah mengikuti pesantren,” kata dia.

Kegiatan lain, pihak sekolah mengajak siswa untuk melakukan sholat dhuha dan dhuhur yang dilakukan jamaah. “Semua siswa harus ikut, mulai dari kelas X hingga kelas XII, kecuali bagi siswa putri yang sedang berhalangan,” kata dia.

Sholat dhuha dan dhuhur memang sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh sekolah. “Tidak hanya di bulan Ramadan, dalam keseharian sudah seperti itu jadi siswa tidak kaget,” ungkapnya.

Namun diakuinya, ada yang tidak biasa pada puasa kali ini, yaitu bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. “Seperti sekolah lain, kami juga memperingatinya dengan mengadakan berbagai lomba,” urainya.

Karena bersamaan dengan Ramadan, lomba tidak berat. “Tidak terlalu menuntut fisik, yang penting merayakan,” lanjutnya.

Lomba yang diadakan antara lain kaligrafi, cerdas cermat Islam, fashion show busana muslim, serta lomba kebersihan kelas. “Semua kelas harus mengikuti. Kegiatan kami adakan selama dua hari, yakni Senin-Selasa (15-16/8),” ujarnya.

Dijelaskan, biasanya sekolah berpartisipasi mengikuti kegiatan Ramadan yang diselenggarakan pihak luar. “Namun berhubung kami sudah banyak kegiatan, tahun ini kami tidak mengirimkan kontingen keluar,” paparnya.

Selama Ramadan sekolah juga mengadakan kegiatan Taruna Melati. Disebutkan, Taruna Melati merupakan pengkaderan siswa Muhammadiyah yang selanjutnya akan terlibat dalam kepengurusan semacam OSIS.

Salah satu pengajar yang juga menjadi salah satu pembina di bidang kesiswaan, Kamila Kurniati mengatakan Taruna Melati akan dilakukan tiga hari. “Mulai 20 Agustus hingga 22 Agustus. Nanti siswa kelas XII akan melakukan kemah di sekolah,” urainya.

Beberapa waktu lalu, sekolah juga sudah mengirimkan dua siswanya diikut kegiatan pelatihan khotib yang diadakan Pemkot Semarang. “Semoga membawa manfaat bagi para siswa,” tukasnya. (awi/nji)

Dinas Pendidikan

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Education - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger